Mohon tunggu...
el lazuardi daim
el lazuardi daim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Ironi Mahasiswa Pertanian, Setelah Lulus Tak Ingin Jadi Petani

27 Maret 2021   16:24 Diperbarui: 27 Maret 2021   16:32 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto karya Jed Owen/unsplash.com

Menjadi sebuah kebahagiaan ketika bisa mempraktikkan ilmu yang dipelajari di bangku kuliah pada profesi yang dijalani.Tapi karena satu dan lain hal tak semua orang bisa merealisasikannya.Seperti sering terjadi pada sarjana pertanian.Banyak yang bekerja diluar bidang keilmuannya.Bukan menjadi petani.

Ada sebuah anekdot yang menggambarankan fenomena ini.Dikisahkan bahwa diluar negri para orang tua akan berpesan pada anaknya yang mendalami ilmu pertanian untuk kembali ke desa guna memajukan dunia pertanian di desanya.Sementara di negri sendiri orang tua akan menyarankan anaknya agar tidak kembali ke desa dan mencari pekerjaan diluar bidang pertanian.

Meskipun cerita diatas hanya sebuah guyonan.Tapi demikianlah faktanya sekarang.Baik orang tua maupun si anak sama-sama tak ingin si anak menjalani profesi petani,meski punya bekal ilmu pertanian.

Ada beberapa faktor yang membuat banyak sarjana pertanian lebih memilih berkarir diluar latar belakang pendidikannya.

1. Mereka sebenarnya tidak berminat dengan dunia pertanian.

Coba tanyakan pada para mahasiswa pertanian,apakah mereka memang menyukai dunia pertanian.Jawabannya ternyata tak seratus persen menjawab iya.Dan atau bahkan tak sampai separo yang bilang iya.Kenapa?

Ada fenomena sejumlah lulusan SLTA mengambil jurusan pertanian karena terpaksa.Hanya sebatas pelarian.Karena merasa tak mampu bersaing di jurusan-jurusan favorit seperti kedokteran,teknik dan sebagainya yang peminatnya bejibun.

Mereka kuliah dengan setengah hati.Mereka kuliah hanya demi sebuah ijazah dan gelar kesarjanaan.Bukan karena benar-benar menimba ilmu.Sehingga mereka tak merasa rugi atau menyesal ketika ilmu yang diperoleh selama kuliah tak diaplikasikan di kehidupan nyata.

2. Pekerjaan sebagai petani dipandang tidak mentereng.

Coba tanyakan pada anak-anak adakah yang bercita-cita jadi petani? Coba juga tanyakan pada para orang tua adakah yang menginginkan anaknya jadi petani?Dari kedua pertanyaan diatas banyak yang menjawab tidak.

Banyak orang menomor duakan pekerjaan petani.Pekerjaan yang berpanas,berhujan dengan "pakaian dinas" yang kelihatan lusuh dan kotor terkena keringat ini dianggap kalah kelas dengan pekerjaan lain yang berada di ruang berAC,duduk di belakang komputer dengan pakaian seragam yang rapi dan bersih.Serta bisa berdandan tiap hari.

Para pemuda berbondong-bondong pergi ke kota demi menghindari pekerjaan bertani.Karena cita-cita mereka adalah menjadi orang kantoran,pekerjaan yang kelihatannya lebih menyenangkan dan lebih santai.

Pekerjaan bertani hanya dianggap cocock untuk orang tua sebagai pengisi waktu luang.Sedangkan anak muda disarankan untuk mencari pekerjaan lain saja.

3. Penghasilan petani yang tidak besar.

Meskipun ada sejumlah orang yang bisa kaya dengan menjadi petani.Tapi faktanya banyak yang hidupnya kurang sejahtera.Profesi petani lebih sering diidentikkan dengan hidup susah.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa penghasilan seorang petani lebih rendah dari profesi lain seperti pedagang,PNS,pekerja kantoran,pegawai bank,tenaga kesehatan dan banyak lagi.Sehingga seseorang akan berpikir berkali-kali untuk memutuskan menekuni dunia pertanian.

Apalagi ketika harus merugi.Misal karena harga jual rendah ketika panen,atau gagal panen.Tak ada yang peduli.Mereka harus berpikir sendiri menghadapi kenyataan seperti ini.Dan hal-hal seperti ini semakin membuat ciut nyali orang-orang menjadi petani.

Sayang sekali memang ketika dunia pendidikan pertanian kita hanya menghasilkan sarjana-sarjana pertanian.Bukan menghasilkan orang-orang yang mencintai dunia pertanian. Sehingga tidak salah kalau para sarjana pertanian ramai-ramai mencari pekerjaan diluar dunia pertanian.

Yogyakarta,27032021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun