Manusia memang makhluk yang lemah.Tak luput dari salah dan dosa.Tapi Tuhan Maha Penyayang.Tuhan selalu memberi ampun pada hambaNya yang berdosa.Serta membimbing untuk keluar dari lembah dosa.
Petunjuk Tuhan bisa datang dari mana saja.Yang paling umum dari seruan para pengkhotbah.Berupa ajakan-ajakan mematuhi aturan agama dari rumah ibadah oleh para ustad,pendeta,biksu dan sebagainya.
Atau bisa juga datang dari orang biasa yang bukan pemuka agama.Dari mereka yang sering memberi nasihat mengajak pada kebaikan.
Tapi terkadang hidayah Tuhan itu malah datang dari mulut seorang bocah kecil.Celotehan dan ungkapan jujur dari makhluk kecil itu justru bermuatan nasihat bagi kita orang dewasa.
Kisah berikut ini penulis sarikan dari curhatan seorang pria beberapa tahun lalu tentang kebiasaan buruknya.Tentang kegemarannya menenggak minuman beralkohol sampai mabuk.Ya,kebiasaan bermabuk-mabukan telah mewarnai hari-harinya.
Salah dalam memilih kawan di masa remaja telah membawanya ke dunia orang-orang yang suka teler dan kehilangan kewarasan waktu itu.Yang ada di pikirannya saat itu hanyalah bersenang-senang dan memperturutkan hawa nafsu.
Singkat cerita pria itu punya tambatan hati dan menikahi gadis pujaannya itu.Mereka kemudian dianugerahi seorang bayi perempuan.
Kata orang kalau sudah menikah,seorang pria akan berpikiran dewasa dan meningglkan tabiat buruk di masa lalunya.Maklum ketika sudah berkeluarga dia tak hanya bertanggung jawab atas dirinya,tapi juga terhadap istri dan anaknya.Tapi hal itu tak berlaku bagi pria ini.
Dia masih gemar mabuk. Padahal saudara,keluarga, teman dan tentu saja istrinya tak kurang-kurang menasihatinya. Tapi karena tak ada niat dari hati maka dia urung untuk berubah.
Pria itu baru menyadari kekeliruannya selama ini ketika mendapati bayi kecilnya yang telah beranjak menjadi kanak-kanak selalu menjauh dari dirinya.Betapa sedih hatinya.
Padahal sebagai seorang ayah tentu saja dia ingin dekat dengan anaknya.Ingin memeluk,menggendong,bercerita dan bercengkrama dengan putrinya itu.
Dia terus bertanya dalam hati sampai kemudian putri kecilnya memberi jawaban."Mulut ayah bau (alkohol)" kata putrinya pada suatu ketika.
Dia tersentak.Ungkapan jujur putrinya itu telah menohoknya.Dia yakin putrinya itu tidak membencinya.Dia yakin putrinya itu mencintainya.Hanya dia tak nyaman dengan bau alkohol yang berhembus tajam dari mulutnya.
Dia merasa malu sendiri.Di merasa melakukan kesalahan besar.Didorong keinginan ingin dekat dengan putrinya,akhirnya dia berkeputusan untuk berubah.Dia menyadari bahwa putrinya sedang menasihatinya.Mengajaknya ke jalan yang benar.
Perlahan tapi pasti dia berusaha meninggalkan tabiat buruknya itu.Rasa cinta dan sayang pada anaknya yang jauh lebih besar dari cinta pada miras membuatnya bersemangat untuk berubah.Dia lulus dan keluar dari bayang-bayang minuman keras.
"Kalau aku ingat-ingat tak ada faedah sama sekali dari kebiasaan mabukku itu.Cuma untuk gaya-gayaan saja.Untunglah sekarang bisa sadar. " kata pria itu.
Terakhir sebelum mengakhiri curhatannya pria itu berpesan pada kami ,penulis dan teman-teman."Kalian  jangan tiru perbuatan saya.Sekali-kali jangan sentuh yang namanya miras.Mumpung kalian masih muda dan belum berkeluarga lakukanlah hal-hal positif.Belajar dan bekerjalah dengan baik.Sayangi diri dan masa depan kalian".
Dalam hidup seringkali kita mengalami hal-hal tak biasa.Seperti dalam kisah diatas,sebuah nasihat sederhana dari bocah kecil yang masih polos dan tanpa dosa.
Yogyakarta,05032021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H