Padahal sebagai seorang ayah tentu saja dia ingin dekat dengan anaknya.Ingin memeluk,menggendong,bercerita dan bercengkrama dengan putrinya itu.
Dia terus bertanya dalam hati sampai kemudian putri kecilnya memberi jawaban."Mulut ayah bau (alkohol)" kata putrinya pada suatu ketika.
Dia tersentak.Ungkapan jujur putrinya itu telah menohoknya.Dia yakin putrinya itu tidak membencinya.Dia yakin putrinya itu mencintainya.Hanya dia tak nyaman dengan bau alkohol yang berhembus tajam dari mulutnya.
Dia merasa malu sendiri.Di merasa melakukan kesalahan besar.Didorong keinginan ingin dekat dengan putrinya,akhirnya dia berkeputusan untuk berubah.Dia menyadari bahwa putrinya sedang menasihatinya.Mengajaknya ke jalan yang benar.
Perlahan tapi pasti dia berusaha meninggalkan tabiat buruknya itu.Rasa cinta dan sayang pada anaknya yang jauh lebih besar dari cinta pada miras membuatnya bersemangat untuk berubah.Dia lulus dan keluar dari bayang-bayang minuman keras.
"Kalau aku ingat-ingat tak ada faedah sama sekali dari kebiasaan mabukku itu.Cuma untuk gaya-gayaan saja.Untunglah sekarang bisa sadar. " kata pria itu.
Terakhir sebelum mengakhiri curhatannya pria itu berpesan pada kami ,penulis dan teman-teman."Kalian  jangan tiru perbuatan saya.Sekali-kali jangan sentuh yang namanya miras.Mumpung kalian masih muda dan belum berkeluarga lakukanlah hal-hal positif.Belajar dan bekerjalah dengan baik.Sayangi diri dan masa depan kalian".
Dalam hidup seringkali kita mengalami hal-hal tak biasa.Seperti dalam kisah diatas,sebuah nasihat sederhana dari bocah kecil yang masih polos dan tanpa dosa.
Yogyakarta,05032021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H