Penulis teringat satu mitos baik kopi adalah mengurasi rasa sakit kepala.Efek kopi yang mampu melebarkan pembuluh darah yang menyempit diyakini ampuh meredakan sakit kepala.Dan penulispun mencoba resep ini.
Penulis menyeduh setengah cangkir kopi kental.Aromanya segar sekali.Tentang rasa pahit kopi penulis tak memikirkan lagi.Toh kopi itu tak sepahit jamu.
Dan dengan membaca "Bismilla hirrahma nirrahim" disertai keyakinan kuat dan permohonan pada Tuhan penulis segera meminum kopi yang masih hangat itu.
Dan Alhamdulillah,setengah jam kemudian efeknya mulai terasa.Rasa sakit itu hilang.Kepala juga terasa enteng.Dan mulai saat itu penulis segera mengganti aspirin dengan kopi panas sebagai obat sakit kepala.
Saat ini manfaat kopi tak sekedar pereda sakit kepala bagi penulis.Tapi juga teman saat menulis di kompasiana.Ide bisa muncul dan kata demi kata mengalir lebih lancar setelah minum kopi.Agaknya benar yang dikatakan banyak orang bahwa ngopi itu ngolah pikiran.Bikin kita lebih pintar.
Memang di dunia ini tak ada yang abadi.Termasuk ketidaksukaan penulis pada kopi.Meski rasanya tetap pahit.Tapi kini jadi teman yang berguna.Â
Dan sekarang kalau ada yang menawari atau mengajak ngopi-ngopi penulis akan jawab "ayo".
 Yogyakarta,15022021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H