Gaji tinggi dan bonus berlimpah adalah impian semua orang. Dengan penghasilan yang besar diharapkan berbagai keinginan akan terpenuhi.
Iming-iming gaji tinggi memang amat menggiurkan. Makanya besarnya nominal gaji sering jadi acuan seseorang dalam memilih tempat bekerja. Perusahaan yang berani membayar mahal karyawannya pasti jadi buruan utama. Bahkan tak jarang seorang karyawan pindah kantor karena tertarik gaji tinggi di perusahaan lain.
Tak ada yang salah dengan tawaran gaji tinggi. Adalah hak anda untuk memilihnya. Dan kecendrungan manusia pastilah memilih yang terbaik. Tapi anda harus tetap waspada karena dengan bergaji tinggi tak menjamin anda selamanya berada di zona nyaman. Tapi awal dari kemunduran karir anda.
Beberapa pemilik perusahaan memberi gaji gaji tinggi karyawannya bukan sebagai apresiasi atas dedikasi karyawannya.Tapi hanya modus untuk mencuri ilmu.
Biasanya perusahaan membajak karyawan terbaik dari perusahaan kompetitor dengan tawaran gaji fantastis. Seringkali mereka itu berstatus tangan kanan atau orang kepercayaan Bos yang memegang rahasia perusahaan.
Hal ini jamak dilakukan pemilik perusahaan kecil yang belum berkembang meski tak menutup juga kemungkinan terjadi pada perusahaan besar. Si pemilik perusahaan menjadikan karyawan pilihannya itu sebagai mentor. Sekaligus untuk mengorek-ngorek rahasia perusahaan lamanya.
Setelah misinya tercapai, pemilik perusahaan akan menendang si karyawannya itu dengan cara halus tentunya. Si karyawan akan dibuat tidak nyaman dulu atau dicari-cari kesalahannya Dan diharapkan mengundurkan diri. Seperti pernah dikisahkan seorang pria karyawan spare part mobil dulu.
Dahulunya pria ini adalah karyawan toko spare part mobil yang cukup besar. Karena kinerjanya yang bagus dan loyalitasnya kerja bertahun-tahun pria itu jadi orang kepercayaan Bos.
Suatu hari dia berkenalan dengan seorang pemain baru dalam bisnis spare part mobil itu. Singkat cerita dia ditawari pindah kerja dengan gaji dua kali lipat dan bonus menarik lainnya.
Hati siapa tak tergoda dengan tawaran fantastis itu. Pria itu memutuskan pindah, kapan lagi dapat kesempatan seperti ini, begitu pikirnya.
Awalnya semua berjalan lancar, sesuai rencana. Pria ini menerima haknya sesuai perjanjian kerja. Tapi setelah si Bos baru ini mendapatkan ilmu dan rahasia dapur perusahaan lain serta semua yang dibutuhkannya, maka drama pun dimulai.
Pria ini dibuat tidak nyaman, dengan menjadikannya jobless dan menggantinya dengan karyawan baru dengan jobdesk dan gaji jauh lebih rendah tentunya. Harapannya tentu agar si pria ini mengundurkan diri karena tidak betah.
Pria itu berada dalam situasi kerja yang tidak menyenangkan. Kinerjanya menurun. Posisi nyaman yang didapatnya di awal bekerja dulu berubah tekanan disana sini.Hingga akhirnya dia memutuskan keluar.Karirnya hanya sesaat saja dan kemudian sirna.
Kita tidak dapat menyalahkan prilaku seperti Bos baru pria itu.Intrik-intrik ini banyak dipraktekkan didunia kerja.Bagaimanapun juga keuntungan perusahaan tetap jadi fokus utama para pemilik perusahaan.
Tidak sulit untuk mengetahui Bos yang bertipe begini.Biasanya dipraktekkan di perusahaan-perusahaan kecil yang belum berkembang meski tak menutup peluang terjadi di perusahaan besar.Dan bidikannya pastilah orang dalam yang memegang kunci rahasia perusahaan lain yang lebih besar.
Selain itu gaji yang ditawarkan luar biasa besar.Bagi pemilik anggap saja sebagai biaya belajar.Toh,keuntungan yang dia peroleh jauh berkali lipat.Mereka dapat info,ilmu,pengalaman dan juga materi sekaligus.
Maka dari itu ketika ada rayuan pindah kerja dengan gaji selangit jangan gampang tergiur.Pelajari dulu situasinya secara cermat.Terutama profil perusahaan dan sepak terjang mereka.
Alih-alih peningkatan kesejahteraan.Yang anda dapatkan hanyalah kesenangan sesaat.Tapi kemudian endingnya anda berhenti atau diberhentikan.Dan kesalahan anda cuma satu "gaji anda terlalu tinggi".
Bagaimanapun juga prinsip ekonomi yaitu mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan modal sekecil-kecilnya tetap berlaku.Tak ada Bos yang mau rugi atau untung sedikit tentunya.
Sementara nasib karyawan tetaplah dibawah perintah Bos.Sewaktu-waktu bisa disuruh pergi ketika tak lagi dibutuhkan.
Yoyakarta,14012021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H