Alasan kedua adalah bahwa kita hendaknya menyadari bahwa segala yang kita miliki itu pada hakikatnya bukan milik kita, tapi kepunyaan Tuhan yang dititipkan pada kita. Dia datang dan pergi kapan saja tanpa bisa diprediksi.Â
Tak selamanya harta itu akan kita miliki,ada masanya harus pergi. Sehingga ketika uang kita tidak dikembalikan anggap saja bahwa kita tak dititipi lagi oleh Tuhan agar kita tak terlalu merasa kehilangan.Kita tak merasa berat untuk mengikhlaskan.
Alasan ketiga yang juga perlu ada di pikiran adalah bahwa kita bukan satu satunya orang di dunia ini yang tak menerima piutangnya kembali.
Coba lihat ke sekeliling kita, pasti banyak orang yang senasib dengan kita, bahkan mungkin nasibnya lebih buruk dari kita. Jumlah uang kita yang tak kembali mungkin tak seberapa, lebih sedikit dari yang dialami orang lain. Mungkin kita perlu merasa bersyukur bahwa nasib kita tak senaas orang lain. Sehingga kita tak perlu berkecil hati.
Baca juga: Bayarlah Hutang Dengan Niat (9 jurus Dewa Pelunas Hutang )
Faktor keempat yang juga tak boleh luput dari pikiran kita adalah ketika ada orang yang tak melunasi utangnya pada kita maka secara tak langsung Tuhan sedang mengangkat derjat kita.
Bukankah tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. Para pengemplang hutang itu takkan berani menatap wajah kita, mereka akan selalu menghindar.
Mereka sebenarnya telah menghinakan diri mereka sendiri. Dan yakinkan bahwa pengorbanan kita ini tidaklah sia-sia. Tuhan pasti akan mengganti segala kebaikan kita ini dan tertulis dalam catatan amal kebajikan. Yang penting kita mau bersabar menerima kenyataan ini.
Pada akhirnya yang kita perlukan dalam hidup ini adalah ketenangan hati dan jiwa. Mengikhlaskan utang yang tak dibayar adalah salah satu jalan memperoleh ketenangan itu. Mengikhlaskan bukan berarti kita lemah atau menyerah. Tapi sebagai cara agar pikiran kita tidak lelah, agar hati kita tak merasa susah menghadapi orang orang yang suka bikin masalah.
Serahkan semuanya pada Tuhan, agar kita ditunjukkan jalan terbaik dan kekuatan menghadapi semua kenyataan ini.
Tulisan ini beberapa jam sebelumnya tayang di blog pribadi www.jurnaljasmin.blogspot.com
13 Agustus 2010/14 Dzulhijjah 1441 H