Mohon tunggu...
Aditya Wijaya
Aditya Wijaya Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Videografer

Pengelola kanal bola Youtube @jurnalnetijen

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Separuh Karir Navas di Spanyol Jadi Pemain Tertua dan Menyingkirkan Homesick

11 Juli 2024   09:51 Diperbarui: 11 Juli 2024   10:41 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Navas bersama Del Bosque. Photo by AFP/PIERRE-PHILIPPE MARCOU via Kompas.com

Terpaut usia 22 tahun, Jesus Navas mencatat rekor sebagai pemain tertua. Sedangkan Lamine Yamal sebagai pencetak gol termuda.

Rekor tersebut tercipta saat Spanyol melaju ke final Piala Eropa 2024 usai mengalahkan Prancis 2-1 di Allianz Arena, Rabu (10/7). 

Tendangan melengkung dari luar kotak penalti menghujam jala Mike Maignan mengantarkan Yamal dinobatkan sebagai pencetak gol termuda sepanjang sejarah Piala Eropa pada usia 16 tahun dan 362 hari.

La Furia Roja juga membukukan rekor lewat penampilan Navas. Tandem Yamal di sisi kanan itu menjadi pemain tertua yang bermain di semifinal Euro 2024 pada usia 38 tahun dan 231 hari.

Navas diturunkan pelatih Spanyol Luis de la Fuente sejak menit pertama. Ia diplot menggantikan Dani Carvajal yang absen karena akumulasi kartu kuning. Tak main-main, lawannya sebagai bek kanan adalah kapten Les Bleus Kylan Mbappe yang beroperasi di sisi kiri penyerangan Perancis. 

Sekilas Penampilan Navas Vs Prancis

Penampilan 15 menit pertama Navas pun tampak tidak berjalan baik. Petaka pertama datang saat Mbappe membawa bola ke kotak penalti. Satu lawan satu dengan Navas, Mbappe berhasil melepaskan umpan silang yang disambut gol sundulan Kolo Muani pada menit ke-9'. 

Navas dan Yamal. Photo by THOMAS KIENZLE / AFP via Kompas.com
Navas dan Yamal. Photo by THOMAS KIENZLE / AFP via Kompas.com

Selang lima menit kemudian, petaka kedua menghampiri Navas. Pemain bernomor punggung 22 itu diganjar kartu kuning setelah menekel Adrien Rabiot di luar kotak penalti. Menolak kalah, Spanyol mulai bangkit dan terciptalah gol penyeimbang kedudukan 1-1 oleh Lamal menit ke-21'.

Bentrok final kepagian itu semakin berjalan seru. Empat menit kemudian, Spanyol berbalik unggul lewat kontribusi duet "bapak-anak" Navas dan Lamal atas terciptanya gol Dani Olmo.

Lamal membawa bola di sisi tengah mengoper ke Olmo yang diteruskan ke Navas di sisi kanan. Disambut dua kali sentuhan, sentuhan ketiga Navas berupa crossing gagal disapu sempurna William Saliba. 

Bola pun jatuh di kaki Olmo yang cuma melakukan satu tipuan ke Tchouameni, kemudian melepas tendangan keras yang menyentuh kaki Jules Konde dan justru masuk ke gawang Maignan. 

Meskipun menjadi pemain pertama yang ditarik keluar, penampilan Navas selama 58 menit mengandaskan Prancis itu menandai jumlah caps ke-55 bersama Spanyol.

Eloknya lagi, Navas adalah satu-satunya pemain yang tersisa dari generasi emas Spanyol saat meraih titel juara Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012.

Separuh Karies Navas 

Navas lahir di Los Palacios, sebuah kota kecil di selatan Sevilla pada 21 November 1985. Navas semasa kecil sampai remaja berlatih di akademi sepakbola Sevilla hingga tembus ke level Sevilla B pada 2003.

Periode pertama di kesebelasan ibukota Provinsi Andalusia itu, Navas meniti karier sebagai pesepakbola profesional pada 2004 hingga musim 2012/2013. Adapun koleksi juara bersama Sevilla, yakni 2 trofi Piala UEFA, 2 Copa del Rey, 1 Piala Super Spanyol, dan 1 Piala Super Eropa. 

Musim berikutnya, dia hengkang ke Manchester City. Selama empat musim berkostum biru langit, Navas memenangkan trofi Liga Premier, Piala Liga, dan Piala FA. 

Ketika musim terakhirnya di City bersama Pep Guardiola, Navas yang berposisi asli gelandang sayap kanan diubah menjadi bek kanan. Posisi terbaru Navas yang dia tempati hingga sekarang.

Sempat pindah ke Manchester City dari musim 2013 hingga 2016, Navas pulang kampung ke Sevilla saat berusia 32 tahun. Kembali dia mempersembahkan dua gelar Liga Eropa bersama Los Nervionenses.

Navas bersama Del Bosque. Photo by AFP/PIERRE-PHILIPPE MARCOU via Kompas.com
Navas bersama Del Bosque. Photo by AFP/PIERRE-PHILIPPE MARCOU via Kompas.com

Sedangkan di level Timnas, ia menjalani debut pertamanya bersama Spanyol kala menghadapi Argentina dibawah pelatih Vicente del Bosque.

Pada laga persahabatan 14 November 2009 itu, Navas masuk menggantikan Andres Iniesta pada menit ke-82'. Debut manis yang berakhir dengan skor kemenangan 2-1 atas Tim Tango yang kala itu dilatih Diego Maradona.

Setahun kemudian hingga tahun 2012, Navas menjadi bagian dari skuad juara Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012. Skuad yang terkenal dengan filosofi taktik Tiki-taka, berupa operan-operan pendek nan cepat yang menuntut semua pemain rajin berbasis penguasaan bola.

Sedikit bernostalgia, generasi emas Tiki-taka itu berisikan para maestro lapangan tengah seperti Iniesta, Xavi Hernandes, David Silva, Cesc Fabregas, Sergio Busquets dan Xabi Alonso. Kemudian kiper Iker Cassilas, duet bek Barcelona, Pique dan Puyol, dan striker Fernando Torres sampai David Silva.

Dibalik Spanyol menjuarai Piala Dunia yang pertama kalinya berlangsung di benua Afrika itu, terselip kisah Navas yang berjuang mengatasi "penyakit" homesick alias rindu rumah.

Ia dibesarkan keluarga yang sangat religius dan memiliki garis keturunan Gipsi Romawi yang umum di wilayah Andalusia di Spanyol. Bagi seorang gipsi, traveling menjadi masalah besar.

Dinukil dari wawancara dailymail.co.uk, Navas pernah meninggalkan pemusatan latihan timnas U-19 Spanyol akibat terlalu lama jauh dengan keluarga. Saking enggan berpisah dari keluarganya, Navas menolak sejumlah tawaran klub besar di Eropa. Termasuk cuma pindah ke kota tetangga Madrid.

Nah, bergabungnya Navas bersama skuad Matador ke Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan menjadi perjalanan pertama terjauhnya sekaligus terapi mengobati homesick akutnya. 

Offisial Spanyol pun memberikan "perlakuan khusus" kepada Navas dengan cara menempatkan kamar tidur Sergio Ramos bersebelahan dengannya. Sebab, Ramos dan Navas adalah rekan satu angkatan di akademi Sevilla. 

Kini di pengujung kariernya, Navas bersama Spanyol bersiap menghadapi Inggris pada final Euro 2024 di Olympiastadion, Berlin, Senin (15/7) mendatang. Separuh Navas bersama Spanyol untuk merajai Pesta Bola Eropa di usianya ke-38 tahun.

El duende de los Palacios sigue haciendo historia. Terjemahan dari bahasa Spanyol yang artinya Peri Istana terus membuat sejarah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun