Mohon tunggu...
Aditya Wijaya
Aditya Wijaya Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Videografer

Pengelola kanal bola Youtube @jurnalnetijen

Selanjutnya

Tutup

Bola

Pro Kontra Regulasi Pemain Asing Liga Indonesia

8 Juni 2024   13:11 Diperbarui: 8 Juni 2024   13:25 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diolah dari Instagram.com/diegomichiels24

PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi kasta tertinggi Liga 1 membuat aturan baru soal kuota pemain asing musim 2024/2025. Dari enam pemain pada musim sebelumnya menjadi delapan pemain asing.

Namun ada batasan atau syarat jumlah pemain asing yang diturunkan di lapangan. Seperti dijelaskan Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus melalui laman ligaindonesiabaru.com berjudul "2 Agustus 2024, Awal Kompetisi Liga 1 Musim Depan".

Klub dibebaskan mengontrak delapan pemain asing, tapi dua diantaranya dari Asia. Sedangkan Liga 1 musim sebelumnya aturannya lima pemain asing bebas dan satu pemain Asia. 

Nah, delapan pemain asing itu bisa tercatat dalam Daftar Susunan Pemain (DSP).  Namun untuk starting eleven yang berlaga di lapangan tetap seperti aturan main musim sebelumnya, yakni enam pemain asing bisa diturunkan bareng.

Batasan dari aturan 11 pemain di lapangan itu ialah lima pemain asing bebas dan satu pemain Asia. Sedangkan sisanya menonton dari bangku cadangan. "Maksimal 5+1. Itu artinya pemain asing cadangan bisa masuk jika menggantikan pemain asing lain yang diturunkan," kata Ferry, eks Direktur Olahraga PT Persija Jaya Jakarta.

Keputusan PT LIB itu ternyata menimbulkan pro kontra di kalangan para pemain. Hal ini terlihat dari fitur pencarian Instagram dengan mengetik kata kunci #inisepakbolaIndonesia? selama dua hari terakhir ini. Tepatnya mulai ramai saat laga Timnas Indonesia versus Irak, Kamis 6 Juni 2024.

Para pemain Liga 1 Indonesia kompak mengampanyekan unggahan foto tanda pagar #inisepakbolaIndonesia? dengan latar belakang hitam simbol tanda tanya. 

Para pemain tersebut antara lain, Andritany Ardhyasa (Persija), Febri Hariyadi, Edo Febriansyah, Rezaldi Hehanussa (Persib Bandung), Ramdani Lestaluhu (Bali United), Septian David Maulana, Alfeandra Dewangga (PSIS Semarang). 

Tidak lupa mereka menuliskan caption "Pertanyaan untuk kita semua, apakah ini kompetisi sepak bola indonesia?". 

Disisi lain, kapten klub Borneo FC justru memberikan opini berbeda. Dia mendukung aturan baru tersebut melalui Instagramnya.


Nah, bola liar penambahan kuota pemain asing pun menggelinding. Kolom komentar akun media sosial para pemain pun ikut dibanjiri opini netizen soal pro kontra keputusan PT LIB tersebut.

Dilihat dari perjalanan Liga 1 Indonesia sejak membaptiskan diri sebagai kompetisi profesional tanpa suntikan dana APBD memang terjadi perubahan aturan pemain asing setiap musimnya. Klub-klub bersaing merekrut pemain asing dari berbagai posisi. Bukan hanya posisi striker yang selalu menjadi incaran untuk bersaing di papan top skor. Tapi sudah merambah ke kiper.

Yang terbaru pada semifinal Championship Series kemarin. Dari empat kontestan, hanya Nadeo Argawinata dari Borneo FC yang merupakan pemain lokal Indonesia. Sedangkan tiga klub semifinalis lainnya mengandalkan kiper asing, yakni Lucas Frigeri (Brasil/Madura United), Adilson Maringa (Brasil/Bali United), dan juara liga Kevin Mendoza (Filipina/Persib).

Bak dua sisi koin, regulasi baru tersebut memang ada plus minusnya. Sisi positifnya, para pemain Indonesia tentu harus meningkatkan kemampuan diri untuk bersaing. Hal ini hampir mirip dengan situasi di Timnas Indonesia dari kacamata netizen. Kendati para pemain naturalisasi sudah jadi bagian WNI, namun ada saja yang masih mengotak-ngotakkan garis keturunan mereka.

Sisi negatifnya, pemain asing mendominasi susunan 11 pemain pertama. Posisi vital seperti striker, gelandang tengah pengatur serangan, hingga kiper diisi pemain asing. Apalagi jika klub tersebut memiliki finansial yang kuat pasti bakal jor-joran belanja pemain asing. 

Tapi ya mau bagaimana lagi, ketika klub sudah berlabel profesional dan berstatus PT tentu berorientasi profit. Apalagi kehadiran pemain asing bisa menghadirkan daya tarik ke penonton hingga sponsor. 

Di luar sisi pembinaan pemain dan kompetisi usia muda, mungkin yang harus dibenahi adalah soal batas gaji pemain. Baik itu lokal maupun asing. Meskipun tidak mudah dan butuh keterbukaan laporan keuangan, ambang batas gaji pemain bisa meminimalisir jomplangnya finansial maupun komposisi pemain antar klub.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun