Mohon tunggu...
Aditya Wijaya
Aditya Wijaya Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Videografer

Pengelola kanal bola Youtube @jurnalnetijen

Selanjutnya

Tutup

Bola

Pro Kontra Regulasi Pemain Asing Liga Indonesia

8 Juni 2024   13:11 Diperbarui: 8 Juni 2024   13:25 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diolah dari Instagram.com/diegomichiels24


Nah, bola liar penambahan kuota pemain asing pun menggelinding. Kolom komentar akun media sosial para pemain pun ikut dibanjiri opini netizen soal pro kontra keputusan PT LIB tersebut.

Dilihat dari perjalanan Liga 1 Indonesia sejak membaptiskan diri sebagai kompetisi profesional tanpa suntikan dana APBD memang terjadi perubahan aturan pemain asing setiap musimnya. Klub-klub bersaing merekrut pemain asing dari berbagai posisi. Bukan hanya posisi striker yang selalu menjadi incaran untuk bersaing di papan top skor. Tapi sudah merambah ke kiper.

Yang terbaru pada semifinal Championship Series kemarin. Dari empat kontestan, hanya Nadeo Argawinata dari Borneo FC yang merupakan pemain lokal Indonesia. Sedangkan tiga klub semifinalis lainnya mengandalkan kiper asing, yakni Lucas Frigeri (Brasil/Madura United), Adilson Maringa (Brasil/Bali United), dan juara liga Kevin Mendoza (Filipina/Persib).

Bak dua sisi koin, regulasi baru tersebut memang ada plus minusnya. Sisi positifnya, para pemain Indonesia tentu harus meningkatkan kemampuan diri untuk bersaing. Hal ini hampir mirip dengan situasi di Timnas Indonesia dari kacamata netizen. Kendati para pemain naturalisasi sudah jadi bagian WNI, namun ada saja yang masih mengotak-ngotakkan garis keturunan mereka.

Sisi negatifnya, pemain asing mendominasi susunan 11 pemain pertama. Posisi vital seperti striker, gelandang tengah pengatur serangan, hingga kiper diisi pemain asing. Apalagi jika klub tersebut memiliki finansial yang kuat pasti bakal jor-joran belanja pemain asing. 

Tapi ya mau bagaimana lagi, ketika klub sudah berlabel profesional dan berstatus PT tentu berorientasi profit. Apalagi kehadiran pemain asing bisa menghadirkan daya tarik ke penonton hingga sponsor. 

Di luar sisi pembinaan pemain dan kompetisi usia muda, mungkin yang harus dibenahi adalah soal batas gaji pemain. Baik itu lokal maupun asing. Meskipun tidak mudah dan butuh keterbukaan laporan keuangan, ambang batas gaji pemain bisa meminimalisir jomplangnya finansial maupun komposisi pemain antar klub.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun