Mohon tunggu...
Birlian Aditya Mahendra
Birlian Aditya Mahendra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta - Ilmu Hubungan Internasional

-

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dukungan Militer Dari Pyongyang ke Moskow: Analisis Realisme

25 Desember 2024   22:02 Diperbarui: 25 Desember 2024   22:02 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah hampir tiga tahun setelah terjadinya invasi, konflik di Ukraina telah menciptakan ketegangan geopolitik yang melibatkan kekuatan-kekuatan besar dunia. 

Rusia sebagai aktor utama dalam konflik ini, juga menghadapi tekanan militer dari blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Di sisi lain Korut yang juga sedang menghadapi isolasi internasional terkait nuklirnya melihat peluang kerja sama dengan Rusia di bidang militer.

Dalam kerja sama militer yang dilakukan ini, Realisme menekankan pentingnya kekuasaan dalam menghadapi tantangan di sistem internasional yang anarki. Yang berfokus pada kepentingan nasional, serta sebagai strategi dalam memperkuat posisi masing-masing negara. 

Adanya Dukungan

Pada November 2024, Korea Utara meratifikasi perjanjian militer dengan Rusia yang mengharuskan kedua negara ini memberikan bantuan militer apabila salah satu negara diserang. Perjanjian ini merupakan salah satu langkah strategis untuk memperkuat aliansi militer di tengah isolasi internasional yang dialami Rusia akibat invasinya ke Ukraina.

Kurang lebih sebanyak 10.000 pasukan militer Korea Utara dikerahkan dalam konflik yang sedang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Terdapat pula dukungan seperti pertukaran senjata dan amunisi, yang sudah dirancang untuk memperkuat posisi masing-masing negara.

Menurut laporan intelijen, Korut memasok Rusia dengan berbagai kebutuhan militer seperti amunisi artileri dan juga berbagai macam rudal yang siap diluncurkan. 

Adanya dukungan amunisi dari Korea Utara menjadikan poin plus untuk Rusia, yang menghadapi kekurangan persediaan militer akibat tekanan sanksi internasional dan juga konflik berkepanjangan dengan Ukraina.

Timbal balik dari Rusia yaitu Korea Utara mendapatkan akses teknologi militer dan dukungan ekonomi dari Rusia. Bantuan ini juga menjadi kesempatan Korut untuk mengembangkan kapabilitas militernya termasuk program nuklir yang menjadi prioritas utama rezim Kim Jong Un.

Perspektif Realisme

Dalam realisme berasumsi bahwasanya negara bertindak berdasarkan kepentingan nasionalnya, dalam hal ini baik Rusia maupun Korut membuat aliansi yang kuat untuk menjalin kerja sama militer.

Karena bagi Rusia, bantuan dari Kim Jong Un adalah salah satu cara untuk mengatasi defisit militer dan juga isolasi internasional yang dihadapinya. Di sisi lain Korea Utara memiliki kesempatan untuk mendapatkan sumber daya yang strategis demi memajukan kepentingan nasionalnya.

Perspektif realisme juga menekankan adanya Balance Of Power yang dimana pada aliansi antara Rusia dan Korut ini berusaha untuk menyeimbangkan kekuatan blok Barat karena dianggap sebagai ancaman eksistensial.

Faktor lainnya yaitu blok Barat yang pro Ukraina membuat Rusia dan Korea Utara semakin berusaha untuk menciptakan keseimbangan kekuatan dan dominasinya. 

Adanya aliansi dan juga dengan cara memperkuat posisi militer Rusia, maka kerja sama ini dapat mengubah dinamika kekuatan di konflik Ukraina. Dalam hal ini juga memperkuat posisi Korea Utara di Kawasan Asia Timur.

Adanya kerja sama yang dilakukan oleh Rusia dan Korea Utara ini dapat dikatakan merupakan salah satu respons terhadap tekanan dari blok Barat yang mendukung Ukraina.

Realisme juga menyoroti mengenai kekuatan militer pada suatu negara, maka dari itu adanya aliansi antara Rusia dan Korut ini juga dapat memperkuat kekuatan militer Rusia untuk menghadapi Ukraina dan blok Barat.

Implikasi Geopolitik

Meskipun aliansi antara Rusia dan Korea Utara ini memiliki kelebihan yang signifikan terhadap kepentingan nasional antara kedua negara, namun juga terdapat dampak yang ditimbulkan dari adanya dukungan Korea Utara kepada Rusia ini.

Salah satunya adanya eskalasi konflik yang ada, karena dukungan militer yang diberikan oleh Korea Utara ini memungkinkan Rusia untuk meningkatkan intensitas pertempuran di Ukraina. Yang dimana hal ini dapat memperpanjang konflik antara Rusia dan Ukraina.

Negara-negara besar seperti Amerika Serikat serta sekutunya juga dapat menganggap kerja sama atau aliansi ini sebagai suatu ancaman terhadap keamanan global, serta dapat meningkatkan ketegangan di kawasan Asia Timur.

Dalam dukungan yang diberikan oleh Korea Utara terhadap Rusia, menunjukkan bahwasanya terdapat pergeseran dinamika geopolitik. Yang dimana negara-negara seperti Rusia yang sedang terisolasi dapat membangun aliansi untuk melawan dominasi blok Barat.

Hal ini juga dapat memicu adanya pembagian dunia menjadi dua blok antara blok Barat yang mendukung tatanan internasional dan negara-negara yang menentangnya seperti Rusia dan Korea Utara. Membuat dunia semakin terbagi dalam blok-blok yang saling berlawanan.

Aliansi ini mungkin dapat menentang norma internasional, karena dalam realisme negara lebih mengutamakan kepentingan dan kekuatan. Dalam dukungan yang diberikan oleh Korut, merupakan salah satu contoh bagaimana suatu negara berfokus pada survival di tengah ketegangan dan lebih mengutamakan kekuatan militer.

Yang pada intinya dukungan yang diberikan oleh Korut terhadap Rusia ini menunjukkan bahwasanya negara-negara bertindak rasional untuk mengamankan kepentingan nasionalnya. 

Teori realisme dalam hubungan antara Rusia dan Korea Utara ini dapat dikatakan masih sangat relevan karena kedua negara ini membuat aliansi untuk memperkuat posisi mereka di dunia internasional untuk menghadapi ancaman eksternal. Hubungan kedua negara ini juga menciptakan apa yang dinamakan keseimbangan kekuatan atau Balance Of Power untuk mengimbangi kekuatan Ukraina dan sekutunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun