Mohon tunggu...
Birgita Olimphia Nelsye
Birgita Olimphia Nelsye Mohon Tunggu... Desainer - Sambangi isi pikiranku.

Hakikat hidup adalah belajar.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pemanasan Global bukan Masalah Sosial: Sebuah Gerakan Mendekonstruksi Wacana Kekuasaan

19 Maret 2017   19:47 Diperbarui: 20 Maret 2017   16:00 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Pemanasan global sejak 1990 telah berhasil didefinisikan sebagai masalah sosial. Namun, statusnya sebagai ‘masalah’ cepat mendapat perlawanan. Tulisan McCright dan Dunlap membahas “klaim kontra” yang digunakan oleh gerakan konservatif di Amerika Serikat dalam upaya untuk menolak legitimasi bahwa pemanasan global merupakan masalah dan ancaman serius yang layak mendapat tindakan dari pemerintah.

            Definisi pemanasan global tersebut menciptakan pergeseran di mana berita tentang pemanasan global yang awalnya hanya dapat diperoleh dari para ilmuwan sebagai sumber, menjadi dapat diperoleh lewat spesialis ekonomi dan politik. Pergeseran sumber membuat media mengubah fokus beritanya dari cerita tentang ilmu pemanasan global menjadi cerita tentang perdebatan kebijakan mengenai peraturan dan perjanjian. Sehingga “kontra klaim” yang muncul berfokus ke biaya ekonomi dan kenaikan pemerintahan George Walker Bush.        Para pembuat klaim kontra mampu menarik perhatian media. Hal ini karena mereka tepat waktu dalam membahas isu-isu yang populer seperti penipisan ozon, kekeringan ekstrim selama musim panas tahun 1988, dan kesaksian dramatis senat James Hansen pada Juni 1988 yang mengatakan bahwa cuaca panas yang abnormal mengarahkan pada pemanasan global.

            McCright dan Dunlap meyakini jika penelitian sosiologis tentang pemanasan global dalam literatur masalah sosial memberikan pemahaman yang tidak memadai terhadap kontroversi pemanasan global. Berakhirnya studi tentang pemanasan global pada awal 1990-an membuktikan bahwa pemanasan global tidak dapat menyelesaikan tahap yang diperlukan dari model arena publik (public arenas model) dan siklus perhatian masalah (issue-attention cycle), yaitu menjelaskan perkembangan terbaru. Mereka gagal mengatasi konteks historis dari aktor sosial yang terlibat dalam proses definisi Pemanasan Global sebagai masalah.

            Kegagalan di atas terjadi karena mengabaikan apa yang Freudenburg (McCright dan Dunlap, 2000: 501) sebut sebagai konstruksi sosial dari "non-problematicity”-nya. Isu yang didefinisikan sebagai tidak problematis akan memberi wawasan tentang adanya penggunaan kekuasaan oleh kepentingan dominan.      

Masalah Sosial dan Gerakan Sosial

            Bash (dalam McCright dan Dunlap, 2000: 501) membedakan antara orientasi Masalah sosial dan orientasi Gerakan sosial. Orientasi gerakan sosial diadopsi oleh sosiologi Benua Eropa. Orientasi tersebut mampu mengakomodasi fokus level makro dan mikro pada proses sosial. Historisitas dan analisis kontekstual yang luas adalah integral pada orientasi ini. Di sisi lain, Bash melihat sosiologi di Amerika Serikat mendefinisikan fokusnya pada masalah sosial yang menuntut resolusi kasus demi kasus dengan cepat. Hal ini menyebabkan pendekatan yang relatif ahistoris yang mengarah ke analisis situasional tingkat mikro.

            Mauss menjembatani dua literatur tersebut dengan menyarankan agar pendekatan penuntut klaim dari teori masalah sosial dipahami dari perspektif gerakan sosial. Jadi ketika perilaku penuntut klaim mencerminkan aksi dari gerakan sosial, maka masalah sosial harus dilihat sebagai keragaman gerakan sosial.

            Troyer mempertimbangkan jika kedua literatur yang berbeda tersebut dipelajari dalam fenomena yang sama. Dia menemukan tumpang tindih antara gerakan sosial dan konstruksi sosial dalam literatur masalah sosial. Ia menunjukkan bahwa keduanya sama-sama memberikan perhatian teoritis pada proses konstruksi makna dan sama-sama berfokus pada interaksi antara penuntut dan target mereka. Namun, Troyer keliru dalam memperingatkan bahwa satu pendekatan yang meliputi pandangan lainnya tampaknya belum matang dan picik.

            Konsep "klaim" adalah pusat karya terbaru dalam orientasi masalah sosial, sedangkan konsep "frame" adalah pusat karya terbaru dalam orientasi gerakan sosial. Konsep klaim diperoleh dari pertunjukan klasik Spector dan Kitsuse dari pendekatan konstruksionis terhadap masalah sosial. Konsep klaim dan pembuatan klaim sekarang digunakan untuk penelitian masalah sosial. Konsep frame dibangun oleh Snow, dkk. Konsep frame dan proses framing sekarang populer dalam penelitian gerakan sosial.

            Konsep klaim dan frame memiliki persamaan.

1. Keduanya dilihat sebagai alat logis bagi aktor sosial. Karena itu, mereka sering ditafsirkan sebagai teks dan dianalisis secara metodologis sebagai argumentasi retoris.

2. Keduanya merujuk pada kegiatan sehari-hari dari para pendefinisi masalah sosial atau peserta gerakan sosial. Dengan demikian, mereka berdua sering dikaitkan dengan perasaan ketidakadilan dan keluhan, dan sering digambarkan sebagai tantangan simbolis untuk wacana dominan masyarakat.

            Kedua konsep tersebut juga memiliki perbedaan.

1. Klaim diidentifikasi sebagai produk dari pendefinisi masalah sosial dan mereka terintegrasi dengan siklus internal dari masalah sosial. Sifatnya yang internal membuat sempitnya ruang lingkup konsep ini, dan memungkinkan penekanan teoritis yang berlebihan (cenderung ahistoris). Jadi, aktor sosial mendefinisikan suatu kondisi sebagai bermasalah, lalu mencari resolusi yang sangat dibatasi oleh struktur yang ada di dalam lingkungan sosial tersebut. Sedangkan konsep frame memungkinkan analisis yang lebih mendalam dari fenomena eksternal. Sehingga dapat dilakukan pemeriksaan yang lebih lengkap dari konteks sejarah dan sosial di mana aktivis gerakan dimobilisasi. Williams (1998) memberi contoh untuk mengatasi fokus sempit pendefinisi masalah sosial, dengan memfasilitasi pertimbangan lingkungan eksternal mereka. Ia menjelaskan bahwa frame memeriksa peran kekuasaan dalam konstruksi sosial tentang masalah lingkungan.

2. Konsep klaim mengharuskan atau menekankan perantara aktor individu. Sementara konsep frame cocok untuk usaha yang memperhitungkan struktur. Benford dan Snow menekankan bahwa frame dikembangkan, dihasilkan, dan dijabarkan melalui proses framing yang interaktif dan diperebutkan, sehingga melibatkan beberapa pemangku kepentingan. Konsep klaim erat kaitannya dengan penokohan dan kekuasaan. Sedangkan konsep framing menentang budaya dan kekuasaan, serta memberi pemahaman tentang struktur kekuasaan yang mendasari terciptanya wacana masalah sosial.

            Untuk mengatasi keterbatasan kerja sosiologi tentang pemanasan global, maka mereka mempekerjakan gerakan sosial pada proses framing dan berinteraksi dengan pihak kontra.

Munculnya Kelompok Kontra

            McCright dan Dunlap menganalisis kontroversi pemanasan global di Amerika Serikat sebagai perebutan framing antara pelindung lingkungan dengan gerakan konservatif. Gerakan konservatif terdiri dari industri yang menentang kebijakan lingkungan, gerakan hak milik, gerakan akar rumput, yang berfokus pada isu lokal/regional untuk membatasi penggunaan sumber daya alam oleh pemerintah. Gerakan ini menolak persoalan lingkungan global.

            Bingkai global dari masalah lingkungan memungkinkan kita untuk melihat bahwa manusia mengganggu ekosistem secara global yang mempengaruhi kualitas lingkungan juga masa depan kesejahteraan spesies kita. Frame perubahan lingkungan global ini tersebar luas karena mendapat dukungan resmi dari National Academy of Sciences. Lalu, Pemerintah dan ilmuwan, terutama mereka yang terlibat dengan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), seperti organisasi lingkungan Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam memainkan peran utama dalam mempromosikan klaim tentang pemanasan global sejak akhir 1980-an.         Peningkatan bukti ilmiah yang mendukung ide bahwa pemanasan global. Selanjutnya, mereka menegaskan bahwa pemanasan global akan berdampak negatif pada hampir setiap aspek kehidupan kita, serta berpotensi menyebabkan masalah penting di masa depan. Selain itu, mereka berpendapat bahwa diperlukan tindakan untuk memperlambat atau menghentikan pemanasan global yang bermanfaat secara keseluruhan, karena mereka juga akan membantu memperbaiki penyakit lain seperti penipisan sumber daya dan polusi. Mereka mengklaim bahwa kita harus bertindak segera untuk menghindari krisis global di masa depan. Seiring waktu, promosi klaim ini telah berhasil mendefinisikan pemanasan global sebagai masalah sosial yang membutuhkan perbaikan. Perlindungan lingkungan diperlukan dengan melibatkan tindakan pemerintah, yang mengancam konservatisme, karena keunggulannya dalam kebebasan individu, hak kekayaan pribadi, pemerintah laissez-faire, dan kebebasan swasta.

            Sejak 1997, kebijakan lingkungan Amerika didasarkan pada asumsi bahwa pemerintah federal, melalui hukum “perintah-dan-kontrol” dan peraturan ditentukan oleh  Washington DC. Namun, pendekatan ini telah menginjak nilai-nilai tradisional yang dipegang oleh kaum konservatif. Pendekatan ini membatasi kebebasan individu, memperluas jangkauan pemerintah, menghambat pasar bebas, dan merugikan kesejahteraan ekonomi kita. Juga, kontrol-dan-perintah sering didasarkan pada pertimbangan yang bias nilai pada pendapat dan politik. Nilai Amerika dilambangkan dengan kecerdikan teknologi dan inovasi. Munculnya pemanasan global dan kemungkinan perubahan sosial skala besar yang dihasilkan dari upaya untuk memperbaikinya, dilihat sebagai lebih mengancam industri Amerika, kemakmuran, gaya hidup, dan seluruh "cara hidup Amerika", daripada tindakan pengendalian pencemaran tradisional. Penghapusan regulasi pemerintah adalah kunci yang dipromosikan oleh gerakan konservatif.

            Mottl (1980 dalam McCright dan Dunlap, 2000: 505), dalam mendefinisikan countermovement / gerakan kontra sebagai jenis tertentu dari gerakan protes yang merupakan respon terhadap perubahan sosial yang dianjurkan oleh gerakan pertama.

Sampling

sampling-58ce7f307eafbd0061ac56e8.jpg
sampling-58ce7f307eafbd0061ac56e8.jpg
Coding

            Masing-masing 224 sampel diberi kode dan dianalisis selama musim panas 1998.

Tuntutan terhadap Pemanasan Global

hasil-58ce7d645193731c3ba64765.png
hasil-58ce7d645193731c3ba64765.png
Kontra Klaim Satu : Bukti dasar dari pemanasan global lemah dan bahkan salah = 159 dokumen (71,0%)

1. Bukti ilmiah untuk pemanasan global sangat meragukan = 141 dokumn (62,9%)

2. Kecenderungan penelitian tentang iklim adalah ilmu “rongsok” = 30 dokumen (13,4%)

3. IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) dengan sengaja mengubah laporannya untuk menciptakan kesepakatan ilmiah tentang pemanasan global = 16 dokumen (7,1%)

4. Pemanasan Global adalah mitos atau taktik untuk menakut-nakuti yang diproduksi dan diabadikan oleh environmentalis dan birokrat = 41 dokumen (18,3%)

5. Pemanasan global adalah alat politik pemerintahan Clinton = 31 dokumen (13,8%)

Kontra Klaim Dua : Pemanasan global akan bermanfaat jika terjadi = 30 dokumen (13,4%)

1. Pemanasan global akan meningkatkan kualitas hidup kita = 10 dokumen (4,5%)

2. Pemanasan global akan meningkatkan kesehatan kita = 10 dokumen (4,5%)

3. Pemanasan global akan meningkatkan pertanian kita = 20 dokumen (8,9%)

Kontra Klaim Ketiga : Kebijakan pemanasan global akan lebih merugikan daripada memperbaiki = 139 dokumen (62,1%)

1. Tindakan perubahan yang diusulkan akan merugikan ekonomi nasional = 130 dokumen (58,0%)

2. Tindakan perubahan yang diusulkan akan memperlemah keamanan nasional = 4 dokumen (1,8%)

3. Tindakan perubahan yang diusulkan akan mengancam kedaulatan negara = 9 dokumen (4,0%)

4 Tindakan perubahan yang diusulkan sebenarnya akan merusak lingkungan = 7 dokumen (3,1%)

Kesimpulan

            Tulisan ini berfokus pada perubahan iklim global. Pemanasan global telah berhasil didefinisikan sebagai masalah sosial dan ditempatkan dalam agenda kebijakan pada awal 1990-an, namun statusnya sebagai ‘masalah’ mendapat perlawanan. Beberapa ilmuwan sosial berupaya untuk "mendekonstruksi" klaim lingkungan serta menyoroti peran media. Ilmuwan sosial sedikit memberi perhatian pada upaya intens industri dan gerakan konservatif untuk membangun apa yang Freudenburg (2000) sebut sebagai "non-problematicity" pemanasan global.

            McCright dan Dunlap berfokus pada mobilisasi gerakan konservatif untuk menjadi sebuah gerakan kontra, yang menentang framing pendukung gerakan lingkungan yang menganggap pemanasan global sebagai masalah. Penelitian mereka membatasi pada 3 klaim kontra oleh gerakan konservatif yang menantang legitimasi pemanasan global sebagai masalah sosial. Pertama, gerakan konservatif mengklaim bahwa dasar pembuktian dari pemanasan global lemah. Kedua, bahwa pemanasan global akan bermanfaat jika terjadi. Ketiga, bahwa kebijakan yang diusulkan untuk perbaikan dugaan pemanasan global sebagai masalah justru akan lebih berbahaya daripada lebih baik.

Referensi:

McCright, Aaron M., Dunlap E. Riley. 2000. Challenging Global Warming as a Social Problem: An Analysis of the Consertaive Movement’s Counter-Claims. Social Problems 47(4): 499-522.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun