Mohon tunggu...
Birgita Olimphia Nelsye
Birgita Olimphia Nelsye Mohon Tunggu... Desainer - Sambangi isi pikiranku.

Hakikat hidup adalah belajar.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kontroversi Penenggelaman Brent Spar sebagai Kegagalan Komunikasi Risiko

9 Maret 2017   17:36 Diperbarui: 9 Maret 2017   18:12 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, Shell kurang dapat dipercaya publik, sedangkan Greenpeace sebaliknya. Masyarakat di UK dan Jerman secara umum lebih mempercayai organisasi non-pemerintah daripada industri atau pemerintah. 

Ketiga, Shell tidak bisa memperhitungkan makna simbolik dari pembuangan di laut dalam yang secara moral salah. Persoalan moral di sini diartikan bahwa daerah-daerah yang masih asli seperti Antartika dan laut dalam seharusnya tetap murni dan tidak tersentuh. 

Keempat, Shell tidak berkonsultasi dengan para ilmuwan yang benar-benar mengetahui tentang laut dasar dan konsekuensi dari pembuangan Brent Spar tersebut, untuk melawan klaim yang dibuat oleh Greenpeace. Akhirnya, dominasi pemberitaan media condong mendukung Greenpeace.

Pelajaran dari Komunikasi Risiko

            Ada beberapa pelajaran yang dapat dipelajari dari kontroversi Brent Spar yang mungkin bisa membantu untuk memastikan bahwa krisis di masa depan sejenis ini dapat diminimalkan:

            Perusahaan seperti Shell harus mengadopsi pendekatan dialog antara masyarakat, kelompok kepentingan khusus dan "ahli", untuk memperoleh solusi yang dapat diterima untuk semua orang. Pendekatan dialogis membantu untuk melihat logika dan rasionalitas dari kerangka pemikiran kognitif yang dapat mempengaruhi suatu bingkai.

            Industri memerlukan strategi komunikasi yang lebih baik dan lebih fleksibel untuk mengatasi kritik dari kelompok-kelompok yang bermusuhan. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan independent peer review atau ilmuwan yang tidak terlibat secara langsung dengan riset yang sedang dievaluasi, untuk mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh Shell. Review ini harus dipublikasikan agar publik lebih berfokus pada isu tersebut ketimbang organisasinya. Selain itu, pengambilan keputusan harus terbuka dan memberi kuasa kepada pihak-pihak lain (ilmuwan sosial yang tidak terlibat dengan isu dan penasehat media).

            Perusahaan juga harus mengorganisasikan juri atau grup fokus di negara yang berbeda untuk menjelaskan perbedaan persepsi publik antara negara-negara yang terkena dampak (Jerman, Denmark, Swedia). Sehingga, ada kebutuhan untuk meningkatkan konsultasi dan komunikasi dengan instansi politik di negara-negara lain terkait kesepakatan atau persetujuan mereka.

            Industri harus memahami apa fokus yang mendasari ketakutan masyarakat. Oleh karena itu, industri, terutama perusahaan multinasional, harus memiliki strategi komunikasi yang seragam dan tidak ambigu baik secara internal maupun antarnegara yang berbeda. Informasi yang campur aduk justru membuat publik bingung. Hal ini jelas terlihat dalam kasus Brent Spar, di mana Shell UK telah mengeluarkan pernyataan yang berbeda dan sering bertentangan dengan Shell Jerman. Selain itu, lembaga perizinan pemerintah harus selalu mengklaim kemerdekaan dari kepentingan khusus dari negara-negara sekutu. Lembaga tersebut juga harus menekankan kontrol dan akuntabilitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun