"Ara. Bang Ara anak Sabam Sirait Bang", ucapnya yakin.
Bahhh... Nama Ara memang kencang kudengar belakangan ini. Ara laksana air hujan di musim kemarau panjang. Ara laksana cahaya ditengah kegelapan menyelimuti langit Sumut.
Suara suara itu bergema semakin kencang saat Ara ikut Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba kemarin. Nama Ara adalah nama kedua yang dielu elukan sepanjang jalan setelah nama Jokowi. Ara selalu dipanggil orang orang yang menyemut di sepanjang jalan pawai kemerdekaan itu. Sepertinya rasa dahaga rakyat mendapatkan calon pemimpin yang bersih dan jujur ada di depan mata mereka sedang berjalan bersama Presiden Jokowi.
Saya masih ragu akan nama Ara ini. Belum begitu yakin akan Ara yang akan bisa disejajarkan dengan nama beken Ahok atau Risma. Saya masih belum yakin seperti keyakinan Bang Thomson yang begitu tegas mengungkapkan bahwa Ara anak Sabam Sirait itu adalah jawaban bagi harapan masyarakat Sumut yang memimpikan perubahan Sumut kearah yang lebih baik.
Saya masih esimis dengan culture Sumut yang sudah sedemikian parah. Tapi harapan itu mulai tumbuh ketika suara suara akar rumput tulus meneriakkan nama Aratiada henti..begitu kencang dan bergema sepanjang jalan Pawai Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba.
Semoga...
Salam memBara
Birgaldo Sinaga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H