"Dunia ini penuh dengan hal-hal indah yang belum kamu lihat. Jangan pernah menyerah pada kesempatan untuk melihat mereka." - JK Rowling.
Tentu saja setiap pilihan pasti akan terdapat risiko yang harus di hadapi. Sambil terus menguatkan tekad untuk raga ini melangkah, hatiku selalu berkata
THIS IS THE WAY OF MY LIFE.
Kini zaman telah banyak berkembang, oleh karena itu kita juga harus bijak dalam menyikapi peralihan dari zaman klasik menuju zaman modern. Karena hal tersebut sudah sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan mulai dari pendidikan, hubungan sosial, budaya, seni, Lifestyle dan masih banyak lagi.
****
Banyak Hal yang sudah aku alami selama 3 Tahun kebelakang. Aku memutuskan untuk kembali mengabdi kepada diri yang selama ini terbelenggu dengan sejuta regulasi. Suka maupun duka semuanya bercampur aduk menjadi satu meninggalkan kisah yang berubah menjadi sebuah memori.
Salah satu kisahnya adalah aku bertemu dengan seorang remaja desa bernama Farid Nur Alim, dirinya kerap dipanggil dengan nama panggilan "Aid". Aid merupakan Anak ke-empat dari lima Bersaudara.
Tumbuh menjadi seorang remaja modern di tengah lingkungan perdesaan bukanlah satu hal yang mudah, akan tetapi aid memiliki cara tersendiri dalam menghadapi tekanan modernisme ditengah mayoritas keluarga yang memiliki mindset kolonialisme karena itulah cara agar ia dapat menemukan jalan hidup untuk memahami "Dunia Seutuhnya".
Meskipun Aid lahir dikeluarga yang sederhana dengan mata pencaharian utamanya sebagai seorang petani sayuran, hal ini tidak menjadi sebuah penghalang bagi dirinya untuk terus survive menghadapi perkembangan zaman yang semakin "edan".
Namun, diawal perjalanan hidupnya setelah selesai di bangku SMA keberuntungan tidak berpihak kepada dirinya. Pada saat itu kondisi perekonomian keluarganya mengalami kemerosotan yang cukup signifikan, sehingga menyebabkan aid terjebak di 2 Pilihan ;
1. Mengikuti jejak sang abah untuk menjadi seorang petani diumur yang masih sangat mudaÂ