Mohon tunggu...
Bikurmatin
Bikurmatin Mohon Tunggu... Administrasi - Jangan Mempermasalahkan Masalah Yang Belum Terjadi

Facebook: Biqe purpleloverz Instagram: Bikurmatin888 Find my others article on www.asalnulis.xyz/biqe

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Akhir Sebuah Rasa untuk Awal Sebuah Cinta

24 Oktober 2017   14:48 Diperbarui: 24 Oktober 2017   15:20 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

"Johana, kali ini kamu harus dengerin mama!", tiba-tiba Mama Joh duduk di samping Johanna yang masih sibuk dengan hand phone nya.

" terserah Mama saja, Mama atur sendiri.", jawab Johana sambil terus memainkan handphone.

"Oke, minggu pagi jam 08.00 kamu jangan kemana-mana, Mas Dian sudah menghubungi mama, dia akan kerumah kita, ketemu kamu, dan jangan bilang kamu ada acara sepagi itu."

"Oke", jaawab Johanna singkat..

Kali ini Johanna malas berdebat dengan Mama nya masalah perkenalan dengan laki-laki yang katanya dijamin cocok kalau sama Johanna. Yah, Mas Dian yang kata mama baik lah, cakep lah, sudah bersedia ketemu dengan Johanna lah, dan seterusnya. Johanna benar-benar dibuat lelah dengan promosi Mama nya tentang Mas Dian, sehingga sore itu ia meng iya kan permintaan Mama nya buat ketemu Mas Dian Minggu depan.

"Joh, Bangun, itu Mas Dian nya sudah datang," Mama nya mengetuk-ngetuk  pintu kamar johanna minggu pagi itu

"Duh, Masih jam berapa ini sih Ma?" Johanna membuka mata sambil bermalas-malasan, mengingat kemarin dia habis bergadang di hajatan pamannya dan jam masih menunjukkan pukul 06.30.

"Bahkan apel pagi di kantor kecamatan aja dimulai pukul 07.00," Gerutu Joh sambil menuju kamar mandi untuk mencuci muka.

Dengan Berdandan ala kadarnya johanna menemui Mas dian di ruang tamu. kesan pertama, Manis sih. 

Setelah menyuguhkan minuman dan makanan ringan Mama Johanna meninggalkan mereka berdua di ruang tamu.

Entah kenapa Mas Dian memang type-type cowok yang pandai mencairkan suasana. Cerita demi cerita mengalir di antara mereka. Diselingi dengan canda tawa sesekali terlontar dari Johanna maupun Mas Dian. 

"Btw, Johanna kelahiran tahun berapa kalau boleh tau?"

"Emm.kasih tau ndak ya..heheh, Aku umur 26 tahun ini Mas, Kalau Mas Dian sendiri?"

"Oh Yaa,, kalau aku kelahiran 1993 silahkan dihitung sendiri umurnya"

"Loh, harusnya aku panggil kamu adek dong mas?",Tukas johana sembari ketawa.

Johanna membatin, duhh ternyata adek kelas dua tahun, tapi kok kelihatannya udah dewasa banget ya.

"Tapi Johanna ga kelihatan kok klo lebih tua dari aku, heheh", Sahut Mas Dian melihat ekspresi Johanna yang terlihat kalau dia agak malu-malu.

Waktu sudah menunjukkan pukul 08.00, tidak terasa lebih dari satu jam mereka mengobrol. Mama Johanna tiba-tiba muncul menawarkan mereka untuk sarapan bersama, tapi Mas Dian menolak karena harus segera pamit, ada acara keluarga di Malang katanya.

Oh ini alasannya kenapa rencana kunjungan yang tadinya mau jam 08.00 pagi jadi maju banget pukul 06.30.Batin Johanna lagi.

Sepulangnya Mas Dian, entah kenapa kali ini Johanna merasa kalau Mas Dian yang lebih tepatnya dia panggil adek adalah laki-laki yang sulit ia abaikan, dia sepertinya laki-laki yang tidak bisa dijauhi begitu saja, masak iya Mas Dian secepat itu megambil hati nya?. Ups, Apa kabar dengan Fabian? Fabian yang sekian lama bersemayam di hati nya. Fabian yang sekian lama merenggut perhatiannya. Akankah hatinya masih menyisakan ruang untuk Mas Dian yang sepertinya sudah mulai ada ketertarikan pada Johanna?.

Johanna teringat percakapan terakhirnya dengan Fabian, di tengah kegalauan nya.

"Fab, bete nih, masak sih mama itu maksa-maksa terus mau jodohin aku sama anak kenalannya."

"Ya bagus dong Joh, Udah terima aja, ga baik juga cewe kelamaan Jomblo,hahah."

"kamu kok malah bercanda sih, seriusan niih, kalau beneran aku jadi dijodohin, aku dinikahin, kamu ga nyesel apa?"

"whaat?, kenapa juga aku harus nyesel, ya malah seneng lah, nanti tak siapin dekorasi photo booth yang paling keren buat pernikahan sahabat tersayang gue ini." Tukas Fabian.

Hari itu Johanna sadar, hari itu Johanna tahu, kalau Fabian selamanya hanya menganggap dirinya sebagai sahabat. Mungkin Johanna memang bukan pilihan hati Fabian. Sampai kapan pun.

Johanna patah hati seketika setelah jatuh hati, tanpa sempat sekalipun mengungkapkan secara langsung apa yang sebenarnya ia rasakan terhadap Fabian.

Mungkin sudah saatnya Johanna membuka hati untuk laki-laki lain. Sudah saat nya ia menata hati untuk mempersiapkan seseorang yang kelak akan berlabuh di hatinya, menggantikan Fabian. Apakah Mas Dian orangnya?. Laki-laki yang bahkan usianya 2 tahun di bawahnya tapi dari matanya terpancar keseriusan yang luar biasa.

10 September 2017 in memory,the first time I met with Him

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun