"Johana, kali ini kamu harus dengerin mama!", tiba-tiba Mama Joh duduk di samping Johanna yang masih sibuk dengan hand phone nya.
" terserah Mama saja, Mama atur sendiri.", jawab Johana sambil terus memainkan handphone.
"Oke, minggu pagi jam 08.00 kamu jangan kemana-mana, Mas Dian sudah menghubungi mama, dia akan kerumah kita, ketemu kamu, dan jangan bilang kamu ada acara sepagi itu."
"Oke", jaawab Johanna singkat..
Kali ini Johanna malas berdebat dengan Mama nya masalah perkenalan dengan laki-laki yang katanya dijamin cocok kalau sama Johanna. Yah, Mas Dian yang kata mama baik lah, cakep lah, sudah bersedia ketemu dengan Johanna lah, dan seterusnya. Johanna benar-benar dibuat lelah dengan promosi Mama nya tentang Mas Dian, sehingga sore itu ia meng iya kan permintaan Mama nya buat ketemu Mas Dian Minggu depan.
"Joh, Bangun, itu Mas Dian nya sudah datang," Mama nya mengetuk-ngetuk  pintu kamar johanna minggu pagi itu
"Duh, Masih jam berapa ini sih Ma?" Johanna membuka mata sambil bermalas-malasan, mengingat kemarin dia habis bergadang di hajatan pamannya dan jam masih menunjukkan pukul 06.30.
"Bahkan apel pagi di kantor kecamatan aja dimulai pukul 07.00," Gerutu Joh sambil menuju kamar mandi untuk mencuci muka.
Dengan Berdandan ala kadarnya johanna menemui Mas dian di ruang tamu. kesan pertama, Manis sih.Â
Setelah menyuguhkan minuman dan makanan ringan Mama Johanna meninggalkan mereka berdua di ruang tamu.
Entah kenapa Mas Dian memang type-type cowok yang pandai mencairkan suasana. Cerita demi cerita mengalir di antara mereka. Diselingi dengan canda tawa sesekali terlontar dari Johanna maupun Mas Dian.Â