Mohon tunggu...
Bioter LinggaPraptama
Bioter LinggaPraptama Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

konten artikel tentang ilmu pengetahuan sosial dan pendidikan kewarganegaraan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Bela Negara Untuk Mewujudkan Nasionalisme Bangsa

19 Desember 2022   13:07 Diperbarui: 19 Desember 2022   13:13 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bioter Lingga Praptama

Mahasiswa Program Studi PGSD, Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Email : bioterlingga@gmail.com

Abstract

      Bela negara is the attitude and actions of citizens based on love homeland, awareness of nation and state, belief in Pancasila as ideology of the nation and state, the willingness to sacrifice in order to face each threats, challenges, obstacles and distractions both coming from internally and externally which endangers the life of the nation and The state, territorial integrity, national jurisdiction and the noble values of Pancasila and the UUD 1945.

Keyword : Bela Negara, Nasionalism

Abstrak

     Belanegara adalah sikap dan tindakan warga negara yang dilandasi olehrasa cinta tanah air, keyakinan Pancasila sebagai dasar ideologi bangsa dan negara, kesadaran berbangsa dan bernegara,  kerelaan berkorban untuk menghadapi setiap ancaman, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun dari luar yang membahayakan nyawa bangsa dan Negara, keutuhan wilayah, yuridiksi nasional dan nilai-nilai luhur Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Keyword : Bela Negara, Nasionalisme

PENDAHULUAN

NKRI memiliki sejarah yang unik jika dibanding dengan Negara di belahan dunia lain. Keunikan ini meliputi sejarah pra kolonialisme Belanda (masa kerajaan Majapahit, Sriwijaya, Samudra Pasai, Mataram Islam), masa penjajahan, masa perjuangan melawan bangsa penjajah, perjuangan menegakkan kemerdekaan, perjuangan mengisi kemerdekaan. Masing -- masing masa memiliki romantism kehidupan yang berbeda karena memiliki tantangan dan permasalahan yang berbeda pula sesuai dengan masanya. Pada masa pra kolonialisme ada romantika kehidupan kerajaan-kerajaan di wilayah nusantara yang cukup disegani dalam pergaulan internasional.

Pada masa kolonialisme ditandai dengan pengurasan sumber daya baik sumber daya manusia maupun sumber daya alamnya untuk kepentingan bangsa penjajah. Pada zaman perjuangan melawan penjajahan, tumbuh jiwa patriotisme, rela berkorban yang luar biasa untuk menghadapi bangsa penjajah dan pada zaman perjuangan menegakkan kemerdekaan, tumbuh rasa rela berkorban, patriotisme,  dan kebersamaan yang amat sangat kuat.

Setiap zaman akan melahirkan kaderbangsa yang akan memperjuangkan eksistensi NKRI.  Kader bangsa tidak akan muncul tiba- tiba tetapi melalui proses kaderisasi  sesuai dengan problematika dan tantangannya. Pada zaman sekarang dengan sendirinya akan berbeda problematika dan tantangannya jika dibanding dengan pada zaman sebelumnya, sehingga proses pengkaderannya baik metode ataupun materinya juga harus berbeda.

PEMBAHASAN

  • Bela Negara

Setiap warga Negara berhak dan wajib mengikuti upaya pembelaan negara, demikian Amanah UUD 1945. Artinya setiap warga negara memiliki hak dankewajiban untuk melaksanakan bela negara tidak memandang laki-laki ataupun perempuan, tua maupun muda, pekerjaan maupun profesinya,  ulama maupun umaro, politisi maupun polisi, pejabat maupun penjahat,  bahkan warga sipil maupun militer. Dengan begitu bela negara bukanlah memonopoli salah satu kelompok profesi, pekerjaan, golongan, ras, etnik. Sehingga pengertian bela negara sangatlah luas, agar mampu mengakomodasi semua golongan, maupun kelompok berkepentingan.

Nilai yang terkandung didalam bela negara adalah :

1. Cinta Tanah Air, dengan indikator :

a. Menjaga pekarangan seluruh ruang wilayah Indonesia

b. Jiwa raganya sebagai bangsa Indonesia

c. Menjaga nama baik bangsa dan negara

d. Memberikan kontribusi demi kemajuan bangsa dan negara

e. Memiliki patriotisme terhadap bangsa dan negara

2. Kesedaran berbangsa dan bernegara, dengan indikator :

a. Aktif dalam mengikuti organisasi kemasyarakat, baik profesi maupun politik.

b. Ikut serta dalam pemilu.

c. Berpikir, bersikap, dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan Negara.

d. Menjalankan hak dan kewajiban warga negara sesuai dengan peraturan undang- undangan yang berlaku.

e. Ikut berpartisipasi dalam menjaga kedaulatan bangsa dan negara.

3. Yakin Pancasila sebagai Ideologi Negara, dengan indikator :

a. Memahami nilai-nilai dalam dasar negara Pancasila.

b. Yakin dan mempercayai pancasila sebagai dasar negara.

c. Mengembangkan nilai-nilai Pancasila.

d. Mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan.

e. Menjadikan Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa dan negara.

4. Relaberkorban demi bangsa dan negara, dengan indikator :

a. Siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam bentuk ancaman.

b. Yakin dan percaya bahwa pengorbanan untuk bangsa dan negaranya tidak akan sia-sia.

c. Berpartisipasi dalampembangunan masyarakat, bangsa dan negara.

d. Bersedia mengorbankan waktu, pikiran dan tenaganya untuk kemajuan bangsa dan negara.

5. Memiliki Kesiapan physic dan psykis, dengan indikator :

a. Bersyukur dan berdo'a atas kenikmatan yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa.

b. Memiliki Kecerdasanemosional dan spiritual serta intelegensi.

c. Senantiasa menjaga kesehatan.

d. Memelihara jiwa dan raganya.

e. Gemar berolah raga.  

Untuk dapat berbela negara harus memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam berbela negara, kemampuan tersebut dapat dibentuk melalui pendidikan bela negara melalui jalur pendidikan formal, non formal maupun informal. Jalur pendidikan formal di sekolah diberikan pendidikan Kewarganegaraan mulai dari jenjang pendidikan sekolah dasar, menengah hingga perguruan tinggi. Sedangkan jalur pendidikan non-formal dimasyarakat, instansi , ormas dan orsospol. Sedangkan untuk jalur pendidikan informal dilaksanakan pada tingkat keluarga melalui bimbingan orang tua dalam kehidupan rumah tangga.

  • Nasionalisme

Nasionalisme atau paham berkebangsaan antar bangsa yang satu dengan yang lainnya memiliki sejarah yang berbeda. Bagi bangsa Indonesia yang memiliki sejarah unik, bangsa dapat diartikan sebagai satu kesatuan solidaritas masyarakat yang dibangun dengan perasaan kebersamaan akibat kebersediaan saling berkorban dalam waktu yang panjang serta kebersediaan untuk melanjutkannya di masa kini dan masa yang akan datang berlandaskan atas kebersamaan untuk mewujudkan cita-cita bersama (MatoriAbdul Jalil, 2001). 

Solidaritas tersebut tidak terbangun atas suku bangsa, agama, bahasa, dan geografi, melainkan pengalaman sejarah dan nasib bersama. Bagi bangsa Indonesia, proses pembentukannya melaui proses yang panjang, dengan adanya perasaan senasib dan seperjuangan yang akhirnya dapat menumbuhkan rasa solidaritas yang mampu menumbuhkan kebersamaan untuk menghadapi musuh yang sama. Saat menjelang dan pasca kemerdekaan Indonesia semangat kebangsaannya sangatlah tinggi, kerelaan berkorbannya juga sangat tinggi, namun akhir- akhir ini ada semacam penurunan semangat kebangsaan/nasionalisme, mengapa bisa seperti itu ?    

Proses pembangunan Indonesia pada masa Orde Baru sangat sentralisis mengakibatkan munculnya kesenjangan pada berbagai sektor ekonomi, politik, dan sosial budaya maupun pada pembangunan kawasan barat, tengah dan timur. Kesenjangan inilah yang memicu memudarnya rasa solidaritas karena nasibnya dalam kenyataannya tidak sama, kelompok yang satu melakukan pengorbanan di pihak lain menikmati pengorbanan lainnya, Sehingga memunculkan rasa ketidak adilan antar komponen bangsa yang semula terbentuk.

Upaya untuk menanggulangi hal tersebutadalah harus bisa menumbuhkan kepercayaan kepada komponen bangsa bahwa pembangunan ke depan dijamin tidak akan menimbulkan kesenjangan baik antar sektormaupun antar wilayah, tidak mudah memang tetapi harus dimulai melalui kepemimpinan yang bisa dipercaya dan membangun visi dan misi yang sama yang dijabarkan dalam program yang berkelanjutan dan berkeadilan.

 

SARAN

Implementasi bela negara harus terus diaktualisasikan untuk menumbuhkan Nasionalisme terutama bagi generasi muda saat ini agar dapat terus mempertahankan keutuhan NKRI.

DAFTAR RUJUKAN

Darmawan dan Bambang PM, 2003. Reorientasi Wawasan Kebangsaan di Era Demokrasi. Adicita Karya Nusa. Yogyakarta.

Departemen Pertahanan RI, 2006. Tataran Dasar Bela Negara.

Latif Y, 2009. Menyemai Karakter Bangsa. Kompas. Jakarta.

Suparmo E, 2009. Strategi Ketenagakerjaan Nasional. Kompas. Jakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun