Mohon tunggu...
Bintunnajah Al Muhaddis
Bintunnajah Al Muhaddis Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Petualang, Penyayang Binatang, penikmat Kopi dan hobi nonton Film misteri :D

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Serpihan Cinta Latifa

5 September 2014   07:58 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:34 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Za, kenapa semakin lama hatiku tak tenang?, sungguh rasa ini menyiksaku Za. dan taukah kau Za? Semalam, lagi-lagi aku tak mampu memejamkan mata, tak mampu membawa ruhku melayang ke alam bawah sadar. Padahal kau pun pasti tau Za, seharian aku lelah beraktifitas, tapi entah kenapa mataku tak mau terpejam barang semenit pun. Ah Za sungguh rasa ini telah benar-benar menyiksaku, tidak hanya menyiksa ragaku tapi juga batinku.

“Kamu kayak kurang tidur Fa”, Ucap Lisa teman mengajarku.

“Aku memang semalam tak tidur Lis, dan ku mohon, jangan Tanya kenapa”

“Oh..Oke Sist”, Lisa menatapku agak lama dan pergi meninggalkan ku sendirian di Kantor.

Oh Tuhan, bukannya aku tak mau berbagi rasa dengan mereka, teman-teman dan sahabat ataupun keluargaku. Tapi aku begitu sulit merangkai kata, lidahku mendadak kelu ketika aku berhadapan dengan mereka. Mungkin memang aku harus menyimpan sendiri gelisah ini.

***

Pagi di Kota Baja. Tidak ada yang istimewa, Hampir sama dengan kota kota lainnya, macet, panas dan ugh..udara yang tidak bisa dibilang sehat tentu saja. Yah makin menjamur saja pabrik-pabrik kimia di Kota kecilku ini. Untungnya desaku lumayan jauh dari lokasi berdirinya pabrik-pabrik menyeramkan itu, jadi setidaknya paru-paruku masih sehat.

Ku ayunkan kaki menapaki jalan-jalan yang beraspal dan berdebu, dan ini adalah yang kesekian kalinya. Tujuanku satu, masuk ke Masjid Agung Cilegon, naik ke atapnya dan berdiri menghadap jalanan yang penuh dengan kendaraan yang lalu lalang. Menatap kebawah, memandangi tukang rujak yang sepertinya tak pernah absen berjualan di depan masjid ini, melihat orang yang keluar masuk area masjid dan ah…lagi-lagi hatiku merasa aneh.

Za, Rasa itu kembali hadir, sesak, nyeri dan..dan..duh Za aku tak mampu menjelaskannya dengan kata-kata, selama aku hidup rasa ini baru kualami sekarang, Rasa yang membuatku ingin menangis, rasa yang entah kenapa membuatku begitu lemah..lemah dan semakin lemah...

Kamu dimana Za?

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun