Mohon tunggu...
Binti Wasik
Binti Wasik Mohon Tunggu... Guru - Guru pendidikan agama Islam

Seorang guru pendidikan agama Islam pegiat literasi hobi membaca jalan -jalan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sambutan Pagi

31 Oktober 2023   22:13 Diperbarui: 31 Oktober 2023   22:20 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Murid-murid SDN 1 Ngepeh "Sambutan Pagi" (Dokpri)

Sambutan Pagi

Oleh: Binti Wasi'atul Ilmi, S.Ag., M.Pd.I.

"Dan sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya."


       Ada sebuah kata yang menyentuh nuraniku Ketika aku mendalami kata Bahagia "Ciptakan kebahagiaan dalam hati audien sebelum kamu memulai memberikan sesuatu kepada mereka sebagai instruktur". Kata itu yang selalu mengingatkan aku ketika akan mengajar atau memulai kegiatan. Kata yang aku dapatkan dari pengalamanku mengikuti pelatihan instruktur online. Karena dengan menciptakan kebahagiaan kepada mereka akan membuka hati mereka untuk memudahkan menerima apapun yang akan kita berikan kepada mereka. Ternyata memang betul menciptakan kebahagiaan kepada murid sebelum memberikan pelajaran sungguh menghasilkan sesuatu yang luar biasa dibandingkan dengan kita mengajar tanpa menciptakan kebahagiaan dahulu kepada mereka.

       Menciptakan kebahagiaan kepada murid kita kedengarannya sulit tetapi kalau kita punya kemauan untuk itu tidaklah sesulit yang kita bayangkan. Karena kebahagiaan itu tercipta jika kita berhasil membuat mereka senang, tenang, dan tenteram sehingga keluarlah senyuman di bibirnya. Dengan senyuman itulah mereka siap untuk menerima apa yang akan diterimanya. Dan banyak cara agar kita bisa melakukannya.  Mulai dari menciptakan kebahagiaan untuk diri kita sendiri, untuk  keluarga maupun orang lain.

       Banyak hal yang kita lakukan untuk membuat bahagia murid-murid  kita. Baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Aku berpikir mengapa tidak aku ciptakan bahagia itu kepada seluruh anak-anak. Dan itu bisa aku lakukan di pagi hari ketika mereka baru tiba di sekolah. Maka akupun memulainya di keesokan harinya. Dan di sinilah ada satu peristiwa yang membuat aku merasa senang dan sekaligus terharu kepada murid-muridku.

       Aku mencoba untuk berangkat lebih awal mendahului murid-muridku. Gerbang sekolah yang biasanya terbuka lebar dengan kedua  pagar besinya  aku tutup  yang satu dan satunya masih terbuka. Dengan penuh semangat aku berdiri di gerbang yang masih terbuka. Aku mencoba untuk pertama kalinya  menyapa murid-murid yang baru tiba di sekolah. Dengan penuh harap apa yang aku lakukan akan membuat mereka senang.

       Pertama kali yang tiba adalah penjual yang menitipkan dagangan di kantin sekolah, mereka terlihat heran dengan keberadaanku di depan gerbang. Karena biasanya langsung motornya dimasukkan untuk menaruh kuenya tanpa jauh-jauh berjalan menyusuri halaman sekolah yang berada di belakang Gedung sekolah. Kemudian dengan keheranannya menghentikan motornya dan mengeluarkan sekotak kue yang akan dititipkan ke kantin. "Bu apa ada acara nanti?" orang itupun bertanya sambil melempar senyuman. Akupun menjawabnya dengan senyuman  "Tidak ada apa-apa ibu saya ingin menyambut anak-anak sebelum mereka masuk ke sekolah". Akhirnya diapun permisi masuk dan tak lama lagi sudah keluarr untuk meneruskan perjalanannya.

       Yang datang  kedua adalah penjual penthol dengan rombong di motornya dengan keheranannya pula ia bertanya "bolehkah saya masuk Bu?" Dan  aku jawab "Silahkan Bapak"  tanpa banyak kata bapak penjual penthol itupun masuk dengan menuntun motornya. Aku tahu biasanya dia juga masuk tanpa menghentikan motornya. Ternyata dengan keberadaanku di depan gerbang bisa membuat  pedagang penthol turun dan menuntun motornya.

       

Dokpri
Dokpri
Jam di HP menunjukkan 06.30 WIB aku masih berdiri di samping gerbang dan masih setia menunggu murid-miridku tiba. Akhirnya satu persatu muridku tiba di sekolah. Ada yang diantar orang tuanya dengan sepeda motor, ada yang diantar  dengan sepeda,  ada juga yang berjalan kaki dan ada yang naik sepeda sendiri.  Ternyata menyenangkan juga melihat mereka tiba di sekolah turun dari sepeda atau motor dengan bersalaman untuk berpamitan dahulu dengan orang tuanya. Sungguh pemandangan aku sebagai guru merasa senang melihat mereka tiba dengan ijin orang tuanya yang penuh harapan kepada anak-anaknya menjadi  anak yang kelak membanggakan orang tua tentunya.

Murid-muridku yang tiba aku biasakan untuk melempar senyum dahulu dan mengucapkan salam dahulu sebelum bersalaman. Ternyata apa yang aku lakukan membuat mereka senang dan wali murid yang biasanya mengantar masuk sampai ke halaman berhenti di pintu gerbang tanpa masuk ke halaman. Dan yang menjadikan aku terharu adalah murid-muridku banyak yang menirukanku untuk menyambut teman-temannya. Mereka tidak masuk ke halaman tetapi berhenti ikut berdiri dan menyambut teman-temannya sambil mengingatkan untuk tersenyum dan mengucapkan salam dahulu sebelum bersalaman denganku dan menyuruh mereka yang naik sepeda sendiri untuk berhenti dan menuntun sepedanya masuk ke halaman sekolah. Dan sekali-kali dia ikut menyalami mereka. "Kenapa kalian ikut Bu Wasik di sini tidak masuk saja?" Pertanyaanku sambil menyalami murid yang datang. "Gak apa-apa Bu kami senang kok melakukannya" jawab mereka sambil tersenyum lebar. Sungguh ini merupakan pemandangan yang indah sambil kuucapkan syukur aku sadar apa yang aku lakukan berarti bagi mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun