Mohon tunggu...
Binti Munir
Binti Munir Mohon Tunggu... Guru - Guru dan penulis 45 antologi dan 3 buku solo

Penulis dengan nama Pena "Atiek Munir", yang memiliki hobi membaca, menulis, traveling dan memotret. Kadang bersemangat bila bertemu dengan orang-orang yg sefrekuensi. Kadang bisa bersemangat pula di saat sendirian.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Commuter Line Antara Nyaman dan Aman

30 September 2024   14:52 Diperbarui: 30 September 2024   15:02 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Usia-usia produktif adalah mereka yang biasanya ingin mengaktualisasikan dirinya lewat imu spesialisasinya yang telah diraihnya. Salah satunya adalah dengan cara bekerja. 

Ada yang rela berangkat pagi-pagi buta dari matahari masih di peraduannya hingga bersembunyi kembali. 

Mereka rela menggunakan transportasi kereta api meski padat merayap dan perlu jalan dengan cepat kadang harus berlari menyongsong kereta yang datang. Tetapi mereka tak pernah kapok. Walaupun mungkin ada diantara mereka yang akhirnya memilih bekerja dengan jarak dekat.

Itulah mengapa kereta commuter Line paling banyak diminati oleh masyarakat Jabodetabek. Selain tarif yang relatif murah dan lebih cepat sampai dibandingkan dengan naik mobil commuter line juga relatif lebih aman.

Commuter line adalah sistem transportasi angkutan cepat komuter berbasis KRL yang dioperasikan oleh KAI Commuter (Wikipedia)

Julukan bagi mereka yang selalu menggunakan kereta commuter line adalah "Anker"(Anak kereta).

Ada banyak kisah manis di dalamnya, diantaranya seorang penumpang laki-laki yang tengah tertidur pulas karena lelah. Kebetulan ia beserta istri dari Jakarta hendak pulang menuju Serpong. 

Tiba-tiba sang istri mengajaknya turun di stasiun Rawa buntu tidak jadi di Serpong. Karena turun terburu- buru mereka lupa tas yang ditaruh di bagasi tak terbawa dan baru menyadarinya saat naik ojek pangkalan.

Si penumpang laki-laki segera menyusul dengan ojek yang ditumpanginya menuju stasiun Serpong. Disana Ia melaporkan kejadian tasnya yang tertinggal kepada petugas keamanan kereta. Penumpang itu memberikan ciri-ciri tasnya beserta isinya.

Petugas keamanan kereta segera menelepon rekan kerjanya yang berada di kantor. Usai mendapatkan foto tas beserta isinya yang dikirim dari rekannya, petugas keamanan tersebut memperlihatkannya kepada penumpang itu. Setelah di rasa cocok petugas menelpon kembali rekannya. Tak berapa lama rekan petugasnya datang dengan membawa tas ransel warna hitam yang isinya masih lengkap.

Beruntung kereta yang dinaikinya memang tengah berhenti dan sedang dibersihkan. Sang penumpang tak lupa mengucapkan terimakasih karena tas yang tertinggal sudah kembali ke tangannya.

Kisah manis lainnya adalah ada seorang penumpang wanita baya yang berdiri yang tak mendapatkan tempat duduk. Beruntung ia bertemu security yang peduli. Ia ditawarkan dan dicarikan gerbong yang masih ada kursi yang kosong. Akhirnya penumpang itu duduk hingga stasiun yang dituju. 

Kisah lain penumpang wanita yang diberi kesempatan duduk dari hasil teguran security yang membangunkan seorang laki-laki yang tengah tertidur.

Selain kisah manis tentu ada kisah pahit. Seperti penumpang wanita yang tidak dapat tempat duduk dari ia naik hingga ia turun. Padahal di gerbong itu ada security, tetapi tak peduli. 

Atau kisah bapak tua yang sepanjang perjalanan tidak ada yang mau memberi tempat duduk padahal ia sudah berdiri di dekat kursi prioritas yang diperuntukkan bagi para lansia,ibu hamil, ibu dengan membawa balita dan penyandang disabilitas tetapi anak-anak muda yang duduk pura-pura tidur seolah-olah tidak tahu.

Ada kisah lain dua orang penumpang laki-laki terlibat perkelahian entah apa pemicunya yang akhirnya dilerai oleh security dan akhirnya di turunkan di stasiun selanjutnya.

Itulah beberapa kisah manis dan pahit saat naik commuter line. 

Bagaimana dengan fasilitas yang ada? 

Fasilitas commuter diantaranya ada ruang tunggu yang luas dan nyaman, mushala, loket, vending machine, lift, eskalator, toilet, ruang menyusui, mini market, tempat duduk khusus pijit. Jam khusus yang aman bagi para lansia, bagi orang-orang yang membawa bawaan banyak dan balita yakni antara pukul 10 pagi hingga pukul 14.

Namun sayangnya tidak semua stasiun commuter line memiliki fasilitas selengkap ini. Masih ada di beberapa stasiun yang hanya mengandalkan tangga manual hingga kadang membuat para lansia tergopoh-gopoh dan terjatuh saat menaikinya.

Belum lagi attitude yang dirasakan kurang pada diri anak-anak muda yang tak mau memberikan tempat duduknya buat para lansia di luar jam yang telah ditentukan. Ke dua hal ini tidaklah membuat aman dan nyaman bagi para lansia.

Jadi sudahkah cukup aman dan nyaman? tergantung sudut pandang masing-masing...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun