Terik matahari yang selalu menyelimuti langkah perjalanan pulangnya, tak menjadi pengaruh untuk menghilangkan canda tawa bersama teman-temannya dijalan.
Tinnn...tinnn...(suara klakson motor dari belakang). Tiba- tiba Tio turun dari motor yang diboncenginya...
"Fikk, kamu bonceng sama Yosa aja, aku tak jalan sama teman-teman sekalian mau curhat hehehe". Alasan Tio
"Gak deh aku jalan aja, kamu sama dia aja". Ujar Fikka.
"Ayo Fikk tak anter pulang?". Ajakan Yosa.
"mmm... gimana teman-teman?". Tanya Fikka sama teman-temannya.
"Yuhuuu... silahkan, pulang duluan saja udah di tungguin kasihan dia dari tadi nuntun motornya, mkepanasan tuch, hahaha". Canda teman-teman Fikka.
"ya sudah, tapi aku malu... hehehe". Jawab Fikka dengan wajah kemerahan.
"hallahhh, lagakmu itu lho! Dah sana...!". Celoteh Devi.
"Ya sudah, thaa thaa...!". Pamit Fikka sama teman- temannya sambil membonceng Yosa.
Diperejalanan Afikka hanya dian dan grogi, berdebar masih dirasakannya selama perjalanan. Tanpa disadarinya Afikka diantar sampai depan rumahnya. Rasa takut dan senang menyelimuti hatinya, takut jika di marahi sang ayah dan senang diantar seseorang yang membuat hatinya berdebar.