Mohon tunggu...
Hermansyah
Hermansyah Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Kesehatan

Dengan Menulis, kita dapat mengekspresikan dalamnya Rasa_

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Jokowi sebagai King Maker di Pilpres 2024

10 Februari 2024   15:30 Diperbarui: 10 Februari 2024   15:40 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan tentu menjadi keraguan tersendiri bagi Jokowi untuk memandatkan Ganjar Pranowo sebagai penerusnya, bisa saja kelabilan Ganjar yang tidak bisa menentukan sikap dan mudah terpengaruh dari luar menjadi catatan tersendiri bagi Jokowi, begitupun dengan PDIP selaku partai pengusungnya, maka tidak heran Jokowi memberi keluasan bagi anak-anaknya untuk memilih jalur politik dengan jalannya masing-masing, salah satunya memilih partai politik bukan PDIP, meskipun Jokowi tau bahwa dia sudah melanggar AD/ART PDIP, dimana salah satu ayatnya mengatakan apabila kepala keluarganya bergabung dengan PDIP, secara otomatis anggota keluarganya menjadi kader PDIP.

Dan sejak saat itu elektabilitas Ganjar Pranowo turun dan stagnan di angka 20- 25% diberbagai survei, bahkan hingga detik ini beberapa hari menjelang pencoblosan, dan ini jadi bukti bahwa Jokowi memiliki pengaruh yang kuat dengan basis masa masih cukup besar, ini sejalan dengan survei Indikator Politik Indonesia pada tanggal 3-11 Desember 2023 bahwa tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi 75,6% (detiknews).

Foto : radarbogor.id
Foto : radarbogor.id
Bagaimana sikap dan pilihan politik Jokowi menjelang pencoblosan ini ? secara terbuka Jokowi belum mengeluarkan statemen siapa yang akan dia dukung, namun publik tentu sudah membaca bahwa pilihannya pasti pada nomor urut 02, yaitu Prabowo-Gibran, meskipun bertolak belakang dengan partainya PDIP.

Beberapa alasan Jokowi mendukung Prabowo-Gibran, yang pertama ada Gibran di sana sebagai calon wakil presiden, yang notabene anak biologis Jokowi, secara psikologis tentu keberpihakan ke anaknya lebih besar, kemudian yang kedua adalah, Jokowi dan Prabowo jauh hari telah melakukan Rekonsiliasi, secara tersirat gagasan Prabowo dan Jokowi telah bersatu untuk kemajuan bangsa ini, Jokowi meyakini bahwa Paslon yang benar-benar akan melanjutkan program-program Jokowi hanya Prabowo, ini terlihat juga dari paparan di setiap debat, Prabowo-Gibran terus menyuarakan melanjutkan (IKN, Hilirisasi dll).

Makanya tidak heran, sejak Prabowo mengumumkan Gibran sebagai wakilnya, elektabilitas Prabowo yang stagnan diangka 26-28% meroket menjadi 42-47% diberbagai survei hingga menjelang pencoblosan ini, termasuk dalam survei Litbang Kompas yang merupakan lembaga survei yang diakui kredibilitasnya secara nasional, hal ini terjadi karena ada Jokowi dibelakang Gibran, pendukung setiap Jokowi di pilpres 2014 dan 2019 beralih mendukung Prabowo karena ada sosok Jokowi disana.

Bagaimana dengan Ganjar dan PDIP, para elit politik PDIP menaruh kecewa pada Jokowi, mulai dari Megawati, Hasto Kristiyanto sampai Adian Napitupulu, menganggap Jokowi tidak berterima kasih kepada Megawati dan PDIP, namun mereka lupa bahwa jasa Jokowi terhadap PDIP juga besar sekali, 2 kali pemilu PDIP menjadi partai penguasa juga karena Jokowi.

Survei Indikator Politik Indonesia (10/2023), sebanyak 21,9% publik memilih PDIP karena ada sosok Jokowi, dapat disimpulkan bahwa, Jokowi punya kontribusi elektoral yang sangat besar buat PDIP, setelah Jokowi baru Sukarno dan setelahnya Megawati.

Tapi ada sisi paling istimewa dari seorang Jokowi yang banyak orang tidak tau, Jokowi adalah presiden ke-7 Republik ini yang satu-satunya bukan berasal dari keturunan darah biru, dibandingkan 6 presiden sebelumnya, Jokowi berasal dari keluarga biasa dan rakyat biasa, yang memulai karir politik dari nol hingga presiden.

Dan menarik kita nantikan hasil pilpres ini, apakah tuah Jokowi masih berlaku di pilpres kali ini, tapi disisi lain yang menarik dalam 2 kali pemilu, pilpres 2019 dan 2024 ini keterlibatan anak-anak muda dipanggung politik menjadi buah demokrasi yang patut diapresiasi, tentu saya masih ingat, di pemilu tahun 2019, di kubu Prabowo ada anak muda  seperti Gamal Albinsaid dan Faldo Maldini di jubir kampanye, di kubu Jokowi ada Tsamara Amany yang wara-wiri diberbagai panggung diskusi dan stasiun TV yang adu argumen dengan gagasan masing-masing.

Tahun inipun sama, bahkan bukan lagi Jubir kampanye, ada Gibran yang telah merepresentasikan anak muda maju sebagai orang nomor 2 di negeri ini, saya percaya bahwa kalau tidak punya privilege, akan sulit anak muda bisa maju sejauh itu dalam percaturan politik tanah air, terlepas disematkan padanya cacat etik, tapi menarik kita nantikan kiprahnya.

Mari nikmati pesta demokrasi ini, dan menggembirakannya lagi, pemilu tahun 2024 ini bertepatan dengan hari Valentine (14 Februari) yang dipahami sebagian besar kaum milineal sebagai hari kasih sayang, pertukaran kado ataupun cokelat sebagai simbol meluapkan rasa (kasih dan sayang), malamnya menyambut dan besoknya tanggal 14 merayakannya, silakan datang ke TPS dengan penuh kegembiraan, bersama pasangan dengan senyum merekah dibibir, namun tetap diingat, satu kali coblosan mu menentukan nasib bangsa ini dalam 5 tahun kedepan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun