Walaupun di akui bahwa hal ini tidak semua di alami oleh tenaga nusantara sehat, seperti yang saya jelaskan di awal tulisan, kenyataan ini tidak menggeneralisir, sebab tidak sedikit tenaga nusantara sehat di beberapa daerah tertentu justru lebih di hargai, di apresiasi dan mendapat perlakuan istimewa dari pemerintah daerah, dinas kesehatan, pihak puskesmas dan masyarakat setempat.
Harusnya menjadi pemahaman umum bahwa ada proses simbiosis mutualisme disini, lewat perpanjangan tangan kementerian kesehatan, tenaga nusantara sehat hadir mengabdi dan memberikan pelayanan kesehatan dengan segenap jiwa dan raga untuk masyarakat di puskesmas kabupaten/kota, dan pemerintah daerah menyambut dan memfasilitasi kehadirannya dengan kemampuan merujuk pada regulasi tertentu dalam menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu di daerahnya.
Karena pada esensinya mewujudkan Indonesia sehat membutuhkan kolaboratif semua elemen bangsa, tenaga kesehatan sebagai pelaksana teknis pelayanan, pemerintah sebagai pembuat regulasi atau kebijakan yang relevan, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda sebagai penggerak masyarakat dengan unsur lokalitasnya, dan masyarakat sebagai partisipatif aktif yang mendorong terlaksananya pelayanan, kebijakan dan program agar berjalan efektif, efisien yang berujung pada kesadaran dan partisipatif kolektif sehingga hidup sehat bukan lagi sekedar jargon belaka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H