Mohon tunggu...
Hermansyah
Hermansyah Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Kesehatan

Dengan Menulis, kita dapat mengekspresikan dalamnya Rasa_

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Puskesmas Sapala, Tempatnya Para Pengabdi Sejati

13 Januari 2019   11:25 Diperbarui: 13 Januari 2019   11:29 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Kegiatan Apel pagi yang menjadi agenda rutinitas setiap hari selasa/dokpri

 Dari 13 (Tiga belas) Puskesmas yang berada di wilayah kabupaten Hulu Sungai Utara, mungkin Puskesmas Sapala-lah yang tersimpan banyak cerita dan keunikannya, Nama Sapala saja tidak familiar bagi masyarakat daerah kota (Amuntai), begitulah kenyataannya, karena memang lokasinya agak jauh dari kota.

Namun di Sapala ditempat kan para pengabdi yang sebenarnya, dimana dalam keseharian, Melakukan pelayanan, edukasi masyarakat agar hidup sehat, tetap dilaksanakan sesuai standar pelayanan kesehatan, karena disinilah makna perjuangan itu, senyum merekah diwajahnya mereka (Masyarakat), maka disitulah kebahagiaan bagi kami.

Ini tidak mudah, wajar bila pengabdi sejati sangat pantas tersematkan kepada pegawai atau tenaga kesehatan Puskesmas Sapala, karena disaat bersamaan banyak orang tidak mau mengabdi di Puskesmas Sapala, namun masih ada sebagian orang yang peduli.

Tak semudah dalam pikiran kebanyakan orang, menghadapi masyarakat yang kental dengan kultur dan budayanya, kebiasaan hidup yang digeluti sehari-hari dengan kepercayaan turun-temurun, datang sesuatu yang baru dianggap tabu,  ketika sesuatu yang baru ditabrakkan dengan kebiasaan, maka sampai kapanpun akan sulit diterima. 

Namun perlahan ini akan diretas, dengan keteguhan hati tenaga kesehatan Puskesmas Sapala yang begitu aktif dalam mengedukasi bagaiman pola hidup bersih dan sehat yang selayaknya.

Tidak ada yang tau seperti apa besok, yang jelas disini (Sapala) kami sedang memulai nya, sedang menanamnya, jika kamipun tidak dapat memetiknya apa yang kami tanam hari ini di suatu waktu nanti, maka ada yang lain yang akan memetiknya, dikenang saja itu sudah cukup.

Foto : Kegiatan Apel pagi yang menjadi agenda rutinitas setiap hari selasa/dokpri
Foto : Kegiatan Apel pagi yang menjadi agenda rutinitas setiap hari selasa/dokpri

 "Waktu terbaik menanam pohon adalah 15 tahun yang lalu, dan waktu terbaik ke-2 (dua) adalah menanamnya hari ini".(Prof. WIM POLI).

Pengabdi sejati; hanya mereka yang bekerja dengan hati, yang sepenuh hati memberikan cinta, disaat yang sama sebagian orang tidak peduli, sebagian orang tidak ada yang mau, namun biarlah mereka dengan ceritanya sendiri, kami dengan ceritanya kami.

Disapala-lah kita bisa bercerita banyak hal, yang tidak orang lain miliki, karena di Sapala kita mendengar desiran air tertabrak kapal setiap hari, ini akan jadi cerita indah disaat kita minum teh dipagi hari suatu saat nanti, kepada mereka (keluarga) yang telah peduli dalam hidup kita.

"Perjuangan hanya dimaknai oleh mereka yang ikhlas berjuang, karena cinta, kasih, hanya layak didapatkan oleh mereka yang melakukan kebaikan dengan HATI".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun