Mohon tunggu...
Bintang B. Sibarani
Bintang B. Sibarani Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Dosen salah satu PTS di Jakarta, konsentrasi pada Manajemen Keuangan dan Investasi, serta Perpajakan.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Efek Disposisi: Memahami Perilaku Investor

1 April 2024   11:28 Diperbarui: 1 April 2024   11:28 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

EFEK DISPOSISI: MEMAHAMI PERILAKU INVESTOR

Efek disposisi adalah fenomena yang terdokumentasi dengan baik di bidang keuangan yang menggambarkan kecenderungan investor untuk menjual aset yang menguntungkan terlalu dini dan menahan aset yang merugi terlalu lama. Perilaku ini didorong oleh kombinasi beberapa faktor, termasuk penghindaran kerugian, mental akuntansi, kebanggaan, dan rasa takut akan penyesalan. Artikel ini akan membahas efek disposisi, implikasinya, dan bagaimana cara menguranginya.

Gambaran Umum

Efek disposisi pertama kali diusulkan oleh Hersh Shefrin dan Meir Statman dalam makalah mereka tahun 1985, "The Disposition to Sell Winners Too Early and Riders Too Late." Mereka berpendapat bahwa investor enggan untuk menyadari kerugian mereka, bahkan ketika hal itu akan lebih menguntungkan. Keengganan ini menyebabkan penjualan aset yang menang terlalu dini dan menahan aset yang kalah terlalu lama, yang dapat berakibat negatif pada kinerja keuangan investor.

Efek disposisi adalah anomali keuangan perilaku yang menggambarkan kecenderungan investor untuk menjual aset yang nilainya naik lebih sering daripada aset yang nilainya turun[1]. Fenomena ini, yang juga dikenal sebagai "disposisi untuk menjual" atau "disposisi untuk menahan", telah diamati di berbagai negara dan budaya, termasuk Cina, Finlandia, Israel, Afrika Selatan, Taiwan, dan Tunisia[1]. Efek disposisi dapat menyebabkan imbal hasil yang lebih rendah bagi para pedagang ekuitas, karena sering kali mengakibatkan penjualan saham secara dini.

Efek disposisi dapat menyebabkan pengembalian yang lebih rendah bagi pedagang ekuitas, karena sering kali mengakibatkan penjualan prematur dari posisi yang menang, sambil mempertahankan posisi yang kalah dengan harapan pemulihan di masa depan[1].

Efek disposisi telah dipelajari secara ekstensif baik dalam eksperimen laboratorium maupun data perdagangan dunia nyata. Sebagai contoh, Weber dan Camerer (1998) menemukan bahwa 60% dari saham yang dijual adalah saham yang menang, sementara hanya 40% saham yang merugi, yang mengindikasikan efek disposisi yang signifikan[1]. Demikian pula, Odean (1998) menemukan bahwa investor lebih cenderung menjual saham yang menang daripada saham yang kalah, yang berkontribusi pada imbal hasil yang lebih rendah[1].

Intervensi perilaku, seperti meningkatkan arti penting konsekuensi pajak atau mengurangi arti penting informasi tentang harga pembelian saham, telah terbukti mengurangi efek disposisi[3]. Misalnya, meningkatkan arti penting konsekuensi pajak menyebabkan penurunan 47% dalam disposisi di kalangan investor[3].

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efek Disposisi

  • Penghindaran Kerugian;  adalah faktor kunci dalam efek disposisi. Investor lebih sensitif terhadap kerugian daripada keuntungan dengan nilai yang sama. Artinya, rasa sakit saat menyadari kerugian lebih besar daripada rasa senang saat menyadari keuntungan. Akibatnya, investor mungkin bertahan pada investasi yang merugi dengan harapan bahwa pada akhirnya akan pulih, bahkan ketika akan lebih rasional untuk menjual dan mengurangi kerugian mereka.
  • Akuntansi Mental; mengacu pada cara orang secara mental mengkategorikan dan mengevaluasi investasi mereka. Sebagai contoh, investor mungkin memiliki akun mental untuk portofolio saham dan akun lainnya untuk portofolio obligasi. Ketika investasi di satu akun berkinerja baik, investor mungkin lebih cenderung menjualnya dan merealisasikan keuntungan, sambil mempertahankan investasi yang merugi di akun lainnya. Hal ini dapat menyebabkan keputusan investasi yang tidak optimal.
  • Kebanggaan dan Rasa Takut Menyesal; Investor juga dapat menahan kerugian investasi karena gengsi atau takut menyesal. Mereka mungkin merasa telah melakukan kesalahan dengan berinvestasi di saham atau sektor tertentu, dan mempertahankan investasi tersebut adalah cara untuk "membuktikan" bahwa mereka benar. Atau, mereka mungkin takut menjual investasi yang merugi akan mengakibatkan kerugian lebih lanjut, karena pasar dapat terus menurun.

 

Mengurangi Efek Disposisi

Ada beberapa strategi yang dapat digunakan investor untuk mengurangi efek disposisi:

  • Diversifikasi; dapat membantu mengurangi dampak efek disposisi dengan menyebarkan investasi di berbagai kelas aset dan sektor. Hal ini dapat membantu meminimalkan dampak kerugian tunggal dan mengurangi dampak keseluruhan dari efek disposisi.
  • Peninjauan Portofolio Secara Teratur; Meninjau portofolio investasi Anda secara teratur dapat membantu mengidentifikasi investasi yang berkinerja buruk dan mungkin terkena efek disposisi. Dengan menjual investasi ini dan mengalokasikan kembali dana ke peluang lain, investor dapat menghindari menahan investasi yang merugi terlalu lama.
  • Pengendalian Emosi; Investor juga dapat berupaya mengendalikan emosi mereka dalam berinvestasi. Hal ini dapat dilakukan dengan menetapkan tujuan investasi yang jelas dan berpegang teguh pada tujuan tersebut, bahkan ketika pasar bergejolak. Hal ini juga dapat dilakukan dengan menghindari godaan untuk membuat keputusan investasi impulsif berdasarkan pergerakan pasar jangka pendek.
  • Pertimbangan Pajak; Pertimbangan pajak juga dapat berperan dalam efek disposisi. Investor mungkin lebih cenderung menahan investasi yang merugi jika mereka yakin bahwa menjualnya akan menimbulkan kewajiban pajak. Dengan memahami implikasi pajak dari penjualan investasi, investor dapat membuat keputusan yang lebih tepat tentang kapan harus menjual dan kapan harus menahan.

Contoh efek disposisi dalam berinvestasi:

1. Portofolio Investasi Tom: Tom adalah investor amatir yang memegang saham perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM). Seiring berjalannya waktu, harga saham TLKM naik tiga kali lipat nilainya dalam 4 bulan, sementara saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) anjlok hingga 80% nilainya saat Tom membelinya. Bersemangat untuk mendapatkan keuntungan dari TLKM, Tom menjual saham tersebut saat nilainya masih meningkat. Namun, dia tidak akan menjual saham UNVR, berharap saham tersebut akan terapresiasi dan memberinya keuntungan. Terakhir, ia mengalami kerugian sebesar 40% saat menjual saham UNVR.[3].

2. Pengaruh Sejawat: Sebuah studi tahun 2016 oleh Rawley Heimer menunjukkan bahwa jejaring sosial investasi menyebabkan peningkatan efek disposisi pada investor. Studi ini menemukan bahwa investor yang lebih aktif di platform media sosial lebih cenderung menjual investasi mereka yang menguntungkan dan mempertahankan investasi mereka yang merugi.

3. Kinerja Reksa Dana: Peneliti Vijay Singal dan Zhaojin Xu menemukan bahwa reksa dana yang menunjukkan efek disposisi, yang menjual pemenang lebih awal dan yang kalah terlambat, memiliki kinerja buruk pada dana yang tidak rawan disposisi sebesar 4-6% setiap tahunnya[4] .

Contoh-contoh ini menggambarkan bagaimana efek disposisi dapat menyebabkan keputusan investasi yang kurang optimal, profil risiko-imbalan yang tidak seimbang, dan hilangnya peluang untuk mendapatkan keuntungan atau kerugian. Untuk menghindari efek disposisi, investor dapat menetapkan rencana investasi yang jelas, mengembangkan toleransi risiko yang jelas, dan mempertimbangkan implikasi perpajakan ketika mengambil keputusan investasi [3].

Bagaimana Efek Disposisi Mempengaruhi Hasil Investasi

 Efek disposisi dapat mempengaruhi hasil investasi dalam beberapa cara:

1. Pengembalian yang lebih rendah: Dengan menahan posisi yang merugi terlalu lama dan menjual posisi yang menguntungkan terlalu cepat, investor mungkin gagal untuk sepenuhnya menyadari potensi keuntungan dari posisi mereka, sehingga menyebabkan pengembalian yang lebih rendah[2].

2. Diversifikasi berkurang: Efek disposisi dapat menyebabkan kegagalan dalam mendiversifikasi portofolio seseorang, karena investor mungkin mempertahankan posisi yang merugi dan gagal berinvestasi kembali pada posisi lain yang dapat memberikan keuntungan lebih besar[2].

3. Peningkatan risiko: Dengan gagal mendiversifikasi portofolionya dan menahan aset yang hilang, pedagang dapat meningkatkan risiko investasi mereka secara keseluruhan, terutama di pasar yang bergejolak di mana kerugian dapat terakumulasi dengan cepat[2].

4. Stres emosional: Efek disposisi juga dapat menyebabkan stres emosional bagi investor, karena mempertahankan posisi yang merugi dapat menimbulkan rasa penyesalan dan kecemasan, sedangkan menjual posisi yang menang terlalu cepat dapat menimbulkan perasaan kecewa dan potensi. kehilangan peluang[2].

Untuk memitigasi dampak efek disposisi terhadap hasil investasi, pedagang dapat menggunakan beberapa strategi, seperti menetapkan tujuan investasi, membuat rencana investasi yang disiplin, menghindari bias overconfident, dan memantau portofolionya secara teratur [2].

 

Bagaimana Efek Disposisi Berdampak Pada Strategi Investasi Jangka Panjang

 Efek disposisi dapat berdampak pada strategi investasi jangka panjang dalam beberapa cara:

1. Keengganan terhadap kerugian: Efek disposisi didorong oleh keengganan terhadap kerugian, yang berarti bahwa investor lebih tidak menyukai kerugian daripada menikmati keuntungan. Hal ini dapat menyebabkan keengganan untuk menjual posisi yang merugi dan kecenderungan untuk mempertahankan posisi tersebut, meskipun kinerjanya tidak baik. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap strategi investasi jangka panjang, karena investor mungkin kehilangan peluang yang lebih baik jika tetap mempertahankan aset yang berkinerja buruk [7].

2. Menjual pemenang terlalu dini: Efek disposisi juga menyebabkan investor menjual posisi pemenang terlalu dini, dengan harapan posisi tersebut akan berbalik dan menghasilkan keuntungan. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya peluang untuk mendapatkan keuntungan modal dan berpotensi menurunkan keuntungan jangka panjang [6].

3.  Diversifikasi yang berkurang: Efek disposisi dapat menyebabkan kegagalan dalam mendiversifikasi portofolio seseorang, karena investor mungkin mempertahankan posisi yang merugi dan gagal berinvestasi kembali pada posisi lain yang dapat memberikan keuntungan lebih besar. Hal ini dapat meningkatkan risiko secara keseluruhan dan berpotensi menurunkan keuntungan jangka panjang [6].

4. Stres emosional: Efek disposisi juga dapat menyebabkan tekanan emosional bagi investor, karena mempertahankan posisi yang merugi dapat menimbulkan rasa penyesalan dan kecemasan, sedangkan menjual posisi yang menang terlalu cepat dapat menimbulkan perasaan kecewa dan potensi kehilangan. peluang. Stres emosional ini dapat berdampak negatif pada strategi investasi jangka panjang[6].

Untuk memitigasi dampak efek disposisi terhadap strategi investasi jangka panjang, investor dapat menggunakan strategi seperti menetapkan tujuan investasi, membuat rencana investasi yang disiplin, menghindari bias overconfident, dan memantau portofolionya secara rutin [6]. Selain itu, memahami efek disposisi dan penyebab mendasarnya, seperti keengganan terhadap kerugian dan teori prospek, dapat membantu investor mengambil keputusan yang lebih rasional dan berpotensi meningkatkan kinerja investasi jangka panjang mereka.

 

 Apa Sajakah Penerapan Praktis Dari Efek Disposisi Di Bidang Keuangan

Efek disposisi memiliki beberapa penerapan praktis di bidang keuangan:

1. Pengambilan keputusan investasi: Memahami efek disposisi dapat membantu investor membuat keputusan yang lebih tepat tentang kapan harus menjual atau menahan aset. Dengan mengenali kecenderungan untuk menjual saham-saham unggulan (winners) terlalu dini dan menahan saham-saham pecundang terlalu lama, investor dapat menyesuaikan strateginya untuk meminimalkan dampak efek disposisi terhadap kinerja portofolionya [8].

2. Manajemen portofolio: Efek disposisi dapat digunakan untuk mengidentifikasi aset yang berkinerja buruk dalam suatu portofolio. Dengan menganalisis periode kepemilikan aset, investor dapat mengidentifikasi apakah mereka terlalu lama menahan posisi rugi atau menjual posisi menang terlalu dini. Informasi ini dapat membantu investor melakukan penyesuaian terhadap portofolionya untuk meningkatkan kinerja secara keseluruhan [8].

3. Penelitian keuangan perilaku: Efek disposisi adalah fenomena yang terdokumentasi dengan baik dalam keuangan perilaku, dan penelitian di bidang ini dapat membantu mengidentifikasi bias dan heuristik lain yang memengaruhi perilaku investor. Memahami efek disposisi dapat memberikan wawasan tentang bagaimana individu mengambil keputusan keuangan dan bagaimana keputusan tersebut dapat ditingkatkan [10].

4. Kepatuhan terhadap peraturan: Efek disposisi mempunyai implikasi terhadap pelaporan keuangan dan kepatuhan terhadap peraturan. Misalnya, Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) mewajibkan pelaporan untuk disposisi sekuritas, dan memahami efek disposisi dapat membantu perusahaan mematuhi persyaratan ini[9].

5. Pendidikan investor: Efek disposisi adalah fenomena yang dikenal luas dalam bidang investasi. Mendidik investor tentang efek disposisi dapat membantu mereka membuat keputusan yang lebih tepat dan berpotensi meningkatkan kinerja investasi mereka[8].

6. Perencanaan pajak: Efek disposisi juga dapat berimplikasi pada perencanaan pajak. Misalnya, investor mungkin ingin mempertahankan posisi yang merugi untuk mengimbangi keuntungan modal, atau mereka mungkin ingin menjual posisi yang menguntungkan untuk merealisasikan keuntungan. Memahami efek disposisi dapat membantu investor membuat keputusan yang lebih tepat mengenai strategi perpajakan mereka [9].

Singkatnya, efek disposisi memiliki penerapan praktis dalam berbagai aspek keuangan, termasuk pengambilan keputusan investasi, manajemen portofolio, penelitian keuangan perilaku, kepatuhan terhadap peraturan, pendidikan investor, dan perencanaan pajak.

Kesimpulan

Efek disposisi adalah fenomena yang terdokumentasi dengan baik yang dapat menimbulkan konsekuensi negatif bagi kinerja keuangan investor. Dengan memahami faktor-faktor yang berkontribusi terhadap efek disposisi dan menerapkan strategi untuk memitigasinya, investor dapat meningkatkan hasil investasi mereka dan menghindari jebakan menahan investasi yang merugi terlalu lama.

Kutipan:

[1] https://en.wikipedia.org/wiki/Disposition_effect

[2] https://capital.com/disposition-effect

[3] https://www.investopedia.com/terms/d/disposition.asp

[4] https://www.aalto.fi/sites/g/files/flghsv161/files/2018-12/disposition_effect.pdf

[5] https://rpc.cfainstitute.org/en/research/cfa-digest/2009/11/what-drives-the-disposition-effect-an-lysis-of-a-long-standing-preference-based -penjelasan

[6] https://www.investopedia.com/terms/d/disposition.asp

[7] https://en.wikipedia.org/wiki/Disposition_effect

[8] https://thedecisionlab.com/biases/disposition-effect

[9] https://www.investopedia.com/terms/d/disposition.asp

[10] https://en.wikipedia.org/wiki/Disposition_effect

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun