Mohon tunggu...
Bing Sunyata
Bing Sunyata Mohon Tunggu... Teknisi - Male

Pekerja di sebuah industri percetakan kertas (packaging) Tanggal lahir yang tertera disini beda dengan yang di KTP, begitu juga dengan agama. :) Yang benar yang tertera disni. Mengapa KTP tidak dirubah ? Satu aja ..., malas kalau dipingpong.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rancangan Penataan, Sebuah Pemikiran (6, Sambungan)

6 Maret 2018   17:47 Diperbarui: 6 Maret 2018   17:46 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

'Ngalor-'ngidul, 'ngetan-'ngulon ...

Uhmmm...bagi generasi jaman "now"atau "future" yang tidak mengalami jamannya "welcome to the jungle ...", "jungle" yang dimaksud itu bukanlah taman-taman kota, yah.:) "Jungle" yang dimaksud adalah kehidupan "sosial" manusia dalam keseharian, walau mungkin ada pihak yang lebih suka menyebutnya secara halus sebagai ... "panggung sandiwara". Meski disebut "panggung sandiwara", lha kalo yang dipentaskan itu bersetting rimba belantara, jadinya khan sama aja.:) Ada yang jadi cicak, kadal, buaya, ayam, dan segala penghuni kebun binatang lainnya.

...

Mengenai "rasa" yang dirasa ketika seorang manusia melakukan "kontak" dengan alam bebas itu mungkin ada yang mnyebutnya dalam bahasa gaul ... contact with "the Force".Tetapi sebelum mengambil suatu anggapan lebih lanjut mengenai itu, kiranya jangan dilupakan pula bahwa  alam bebas yang ada pada masa sekarang ... kondisinya berbeda ... dengan alam bebas pada masa dahulu. Bila orang pada masa sekarang merasa ayem, damai ketika melakukan kontak dengan alam, tidak demikian halnya dengan orang pada masa itu, dimana selain rasa ayem dan damai itu ada juga rasa takut, hormat, segan, heran, takjub. 

Rasa takut itu timbul karena masih banyak hewan buas mengada. Rasa itu terus membayangi kemanapun sosok manusia itu melangkah, dimana itu kemudian menimbulkan rasa/sikap hati-hati. Apalagi pengetahuan manusia jaman itu belumlah sebanyak yang ada pada masa sekarang. 

Dimana kurangnya pengetahuan itu pun kemudian memperkuat rasa takut yang sebelumnya sudah ada. Hewan buas yang dimaksud disini, bukan hanya si 'mbah macan atau 'mbah beruang, tetapi juga 'mbah buyut dino. Terkait ini ada beberapa peninggalan sejarah (berupa lukisan gua dan fosil) yang menandakan bahwa manusia pada masa itu dan 'mah buyut dino kurang memiliki hubungan yang harmonis. Dimana  kasus ini, tetap "terekam" pada budaya manusia pada masa-masa selanjutnya (meski itu sudah ribuan tahun, rentangnya), dengan berbagai cerita rakyat mengenai naga, Kraken, Hydra, dan masih banyak lagi.

Rasa hormat dan segan, kiranya timbul dari pengaruh pengamatan manusia terkait keberadaan mahluk hidup lainnya. Seperti bagaimana sekawanan banteng/gajah menghalau singa dan macan, bagaimana sekawanan serigala  berburu rusa yang mana berukuran tubuh lebih besar, atau bahkan berkelahi dengan beruang.

Rasa heran dan takjub, ketika mereka melihat matahari yang terbenam dan nongol di cakrawala, tanpa lelah setiap hari. Dan di dapati bahwa si matahari terus melakukannya hingga beberapa generasi, hingga pada suatu generasi mereka kemudian menganggapnya sebagai sesuatu yang bersifat immortal/kekal. Bagaimana mereka melihat bintang-bintang yang ada di langit, dan heran bagaimana caranya menempelkannya satu demi satu di langit sana. :)

...

Jadi ketika kita melakukan  contact with "the Force"pada masa sekarang, kiranya perlu ditambahkan juga pemikiran mengenai rasa yang lainnya itu. Walau mungkin itu kiranya cuma sebatas membayangkan saja. He he he ... Kiranya itu salah satu perlunya imajinasi mengada. :) 

Dalam membayangkan itu, perlu dibayangkan pula bagaimana  semua rasa yang ada  itu, dirasakan oleh seorang manusia tidak hanya dalam waktu sekejab saja, tetapi bertahun-tahun atau bahkan hampir selama ia hidup. Yang mana itu membuat si manusia itu kemudian menemui suatu rasa yang berbeda, ketika ia masuk ke dalam gua. 

Jangan dilupakan pula bahwa terkait "rasa" yang dimaksud diatas, tidak sebatas pada kasus dimana berbagai molekul yang bereaksi di dalam kepala ketika manusia berinteraksi dengan alam bebas melalui panca indera yang dimiliki. Kita perlu juga memperhitungkan reaksi itu berlangsung tidak semata mendasarkan keberadaan partikel sebagai sebuah "benda", tetapi juga bagaimana partikel itu mengada sebagai sebuah gelombang/getaran. 

Eh, tetapi kita bukan bicara mengenai sesuatu yang mistis, yah. :) Itu ranahnya fisika partikel.

Bersambung ...

Peeeace 4 all

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun