Mohon tunggu...
Bing Sunyata
Bing Sunyata Mohon Tunggu... Teknisi - Male

Pekerja di sebuah industri percetakan kertas (packaging) Tanggal lahir yang tertera disini beda dengan yang di KTP, begitu juga dengan agama. :) Yang benar yang tertera disni. Mengapa KTP tidak dirubah ? Satu aja ..., malas kalau dipingpong.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Negeri Para Bodhi dan Naga (Hal. 13)

6 Agustus 2017   13:32 Diperbarui: 6 Agustus 2017   13:38 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Halaman 12 ...

"Well, well, well ..., itu sebuah topik pembicaraan yang tidak biasa, apalagi untuk orang sepertimu Ra", sahut Parjo. "A-da a-pa-kah ge-ra-ngan ?", tambahnya dengan memasang raut muka lucu.

"Sepertinya aku tadi melihatnya", sahut Bara sambil menundukkan kepala.

"Ho ho ho, di siang bolong seperti ini ?" "Paling kau sedang berhalusinasi, atau melihat fatamorgana", sahut Parjo sambil melirik Bara.

"Ei... mengapa, apakah ada aturan khusus mengenai waktu kemunculan bagi para hantu ?", tanya Bara sambil menatap Parjo dengan mimik muka heran.

"Uhmm, tidak juga dapat dikatakan sebagai aturan". "Tetapi dari sudut pandang ilmiah, penampakan itu terjadi disebabkan karena umumnya di malam hari, temperatur akan lebih rendah dibandingkan dengan pada saat siang hari". "Itu menyebabkan molekul-molekul udara mengalami perapatan, yang mana memudahkan mereka untuk saling berinteraksi satu sama lainnya". "Proses pelepasan dan penangkapan elektron ataupun perpindahan lintasan sebuah elektron, maksudku". 

"Demikian pula kiranya ... menurut pendapatku, dengan jarak antara elektron yang mengitari inti atomnya". "Jarak yang menyempit itu tentunya akan memudahkan perpindahan sebuah elektron dari lintasan terluar ke dalam atau sebaliknya, tergantung pada pengaruh yang didapat dari keberadaan atom-atom lain di dekatnya" "Dimana pada proses itu tergantung pada seberapa besar jumlah energi yang terlibat, kita mungkin saja dapat melihat dengan mata telanjang ... radiasi yang dihasilkan oleh proses tersebut". 

"Dapat diperkirakan pula tentunya, bahwa pada tempat yang mempunyai tingkat kelembaban tinggi, hal itu tentunya membuat kemungkinan untuk melihat secara langsung proses tersebut ... mempunyai level prosentase yang tinggi", demikian si Parjo menguraikan pendapatnya.

"Err..., tetapi itu tidak dapat menjelaskan mengapa orang yang melihatnya dalam beragam bentuk ?" "Efek Paraeidolia, atau efek Stereogram ?", tanya Bara lebih lanjut.

"Bisa jadi begitu", tandas Parjo sambil sedikit mengangkat kedua bahunya.

"Tetapi itu tidak menerangkan bagaimana itu bisa terlihat bergerak ?", tambah Bara.

"Eh, apa kau pikir aksi-reaksi yang terjadi pada atom-atom pada suatu area ... tidak akan merembet ke area-area di dekatnya ?", Parjo balik bertanya.

"Heh, iya, ya". "Eh, tetapi tunggu dulu, itu tidakmenjelaskan mengapa orang yang melihatnya kemudian ada yang bercakap-cakap si hantu itu". "Atau bahkan ... menyentuhnya", tambah Bara dengan cepat.

"Menyentuhnya, ... itu mungkin lebih tepat dikatakan sebagai merasakannya atau menginderanya". "Dimana itu bisa saja terjadi disebabkan karena tingginya tingkat kepadatan atom pada bagian yang disentuh oleh orang itu atau merasakan energi yang ada pada proses radiasi yang terjadi". "Sedangkan kalau mengenai yang bisa bercakap-cakap, entahlah kalau yang itu aku tiada dapat menerangkannya". "Namun aku sarankan orang yang bersangkutan segera pergi konsultasi", sambil nyengir si Parjo mengakhiri penjelasannya..

Bara memandang si Parjo, dengan raut muka orang yang setengah mangkel.

"Tetapi mengapa banyak pihak mengaitkannya dengan sesuatu yang hidup", tanya Bara dengan nada setengah tidak terima.

"Mmm..., mungkin itu tergantung bagaimana kau memaknai apa yang disebut dengan hidup itu sendiri", sahut Parjo sambil mendongak menatap langit. "BTW, hantu seperti apa yang kau lihat ?", tanyanya kemudian.

"Hmgh ..., sepertinya tadi aku melihat mantan atasanku", jawab yang ditanya.

"Mantan atasanmu ?" "Maksudmu, mantan atasan tempat kau mengabdi sebelumnya ?" "Di IDC* ?" tanya Parjo untuk memperjelas.

*IDC, Internasional Disaster Corps. Sebuah organisasi tingkat dunia yang menangani berbagai masalah kemanusiaan dan yang terkait dengannya ketika sebuah prahara terjadi. Beranggotakan banyak orang dari berbagai kawasan, dengan latar belakang beragam bidang ilmu dan keahlian Namun sedikit demi sedikit berkurang, diakibatkan banyak dari mereka yang turut menjadi korban, terutama pada masa Total Crisis berlangsung.

Perekrutan pada masa setelahnya, kurang berhasil dilakukan karena para sukarelawan yang ada cenderung bergiat dan memfokuskan diri pada kawasannya masing-masing untuk membenahi kerusakan yang terjadi akibat krisis itu. Hingga tak heran bila kemudian pada saat ini (210 ATC) banyak pihak mengatakan bahwa IDChanyalah tinggal nama semata.

"Heeh", sahut Bara pendek.

Bersambung ...

Peeeace 4 all

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun