Mohon tunggu...
Hafidzotul Latifah
Hafidzotul Latifah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

seseorang yang sedang dalam proses belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cintaku Berkhianat

26 Juni 2012   06:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:31 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

De, tentu kau masih ingat bagaimana segala macam kekesalan kutumpahkan padamu, bagaimana kupersalahakan orang-orang di sekitarku atas kegagalan-kegagalan yang nmenimpaku beberapa waktu terakhir ini.

smoga engkau tak bosan mendengarkanku merutuk dan mengeluh tentang hidupku ini.  bukan maksudku untuk mengeluh dan melibatkanmu dalam persoalanku, tapi dengan merutuk dan mengeluh inilah kurasa beban-beban akibat kegagalan ini teringankan.

hari ini, ada ujian di kampus, kurasa materi ini bukanlah materi yang sulit. dengan lafadz indinassirotol mustaqiim kumasuki ruang ujian.

kulangsung mencari posisi dudukku, nomor presensi sebeles, terletak di baris ketiga dan kolom kelima. hmmm.. posisi yang enak kurasa, bisa kudapatkan penyegaran pemandangan tam,an depan fakultas ketika nanti kurasa buntu pikiranku.

lembarjawabpun dibagikan. dengan mengucap bismillah dan sholawat nabi aku isi identitasku pada lembar jawab.

sembari itu, lembar soal mulai berestafet dari bangku terdepan, bangku kedua, dan akhirnya sampai di bangkuku, kulihat ada sepuluh soal.

soal pertama, walau tertatih, kubisa menyelesaikannya hingga kutemukan jawaban.

soal kedua. mulai ragu, cara yang manakah yang harus aku gunakan, kuperintahkan otakku untuk menghimpun kembali informasi yang aku dapat saat perkuliahan dulu. namun, ternyata tak kutemukan informasi itu. aku tak bisa melanjutkan ke soal ketiga, karena soal ini hierarki.  jadilah segala macam cara aku tulis, entah itu berguna atau tidak untukku mendapatkan jawaban yang tepat. tak pelak ini membuat lembar jawabku menjadi kacau dan tidak rapi.

pesimis dengan jawaban nomor dua, tapi aku tidak boleh menyerah, kuberganti ke soal nomor tiga.

lancar.

soal keempat... aduh, soal yang sejenis dengan nomor dua tadi. sekali lagi aku gunakan cara sembarangan.

begitulah ujianku hari ini De. padahal kulihat teman-temanku dengan sangat rapi dan lancar dapat mengerjakan soal ujian itu.

dan ujian hari ini sadarkanku akan satu hal, masih pantaskah aku menyalahkan mereka atas kondisi yang menyebabkan kegagalanku lolos tes seleksi? masih pantaskah aku memepersalahkan mereka, sedangkan aku sendiri tak mampu membuat mereka bangga dengan usahaku.

dan ujian hari ini sadarkanku atas satu hal, tak bisa kupersalahkan orang lain atas kesalahanku, sekecil apapun itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun