Mohon tunggu...
Binball Senior
Binball Senior Mohon Tunggu... Sales - Mencari dan Berbagi Ilmu

just for fun

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Antiklimaks Rising Star Indonesia 2017

28 Maret 2017   01:03 Diperbarui: 28 Maret 2017   17:00 1225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rising Star Indonesia, salah satu ajang pencarian bakat menyanyi di Indonesia yang ditayangkan oleh RCTI setiap senin malam sudah memasuki babak grand final. 4 Finalis yang tampil pada malam ini adalah Fauziah Khalida dari Payakumbuh–Sumatera Barat, Andmesh dari Kupang-NTT, Zero Six Park dari Samarinda dan Trio Wijaya asal Medan.

Tampil sebagai Expert (juri komentator) pada babak Grand Final ini adalah Judika, Rossa Ariel Noah dan Anang.

Berbeda dengan babak-babak Rising Star sebelumnya, dimana masing-masing expert dapat menyumbangkan 7% suara mereka untuk setiap vote yes terhadap kontestan, maka pada babak grand final ini, setiap Expert hanya dapat memberi persentase sebesar 5% dari vote yes yang akan mereka berikan terhadap 4 finalis yang akan tampil.

2 finalis yang memperoleh persentase terbesar pada babak grand final ini, nantinya akan langsung diadu dalam duel top two (2 terbaik) untuk memperebutkan gelar new rising star. Nah, pada babak duel ini pun nilai persentase vote yes dari Expert pun akan kembali berkurang dari 5% menjadi 3%. Hal ini berarti vote para pemirsa dirumah ataupun yang ada distudio akan sangat menentukan perolehan persentase setiap kontestan yang akan tampil.

Babak grand final 4 finalis dibuka oleh penampilan dari Trio Wijaya. Dianggap tampil tidak begitu maksimal sebagai pembuka grand final, Trio Wijaya hanya memperoleh persentase sebesar 60%. Anang dan Ariel memberi vote No, sedangakan Judika dan Rossa memberikan vote Yes.

Penampilan finalis kedua adalah Fauziah Khalida. Satu-satunya finalis perempuan dibabak grand final ini tampil memukau para Expert di studio yang memberikan 4 vote yes dan pada akhirnya mengumpulkan persentase sebesar 71%.

Nah, finalis ketiga yang tampil berikutnya adalah Zero Six Park, band asal Samarinda. Penampilan dari band yang memiliki vokalis eksentrik ini akan sangat menentukan bagi mereka untuk maju ke babak duel Top Two. Persentase minimal yang harus mereka raih adalah 72% untuk mampu melewati Fauziah Khalida dan menyingkirkan Trio Wijaya dari persaingan menuju Top Two.

Tidak ada yang berbeda dari penampilan Zero Six Park. Mereka tampil all out dan energik seperti biasanya. Namun disinilah antiklimaks Rising Star indonesia tahun 2017 ini mencapai puncaknya.

Ya, gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga. Kesalahan “teknis” yang terjadi pada indikator persentase voting yang “ngadat” dan hilang timbul di layar  saat Zero Six Park tampil membuat hasil akhir persentase sebesar 70% yang diraih oleh Zero Six Park dan membuat mereka gagal lolos ke babak Top Two menjadi bahan pertanyaan.

Tanda tanya besar itu tidak saja berasal dari penonton dirumah dan  di studio tapi juga oleh para expert yang sedang menyaksikan penampilan Zero Six Park. Rossa bahkan sempat geleng-geleng kepala dan mengeluarkan statement bahwa pihak RCTI harus bisa menjelaskan tentang kesalahan teknis yang baru kali ini terjadi selama berminggu-minggu Rising Star 2017 berjalan.

Para Host acara mencoba menetralisir kekecewaan dan kehebohan yang terjadi di studio dan langsung mengklarifikasi bahwa meski indikator persentase saat Zero Six Park tampil hilang-hilang timbul, tapi persentase akhir tersebut adalah hasil yang sudah cocok sesuai dengan voting penonton. Karena menurut mereka lagi mereka -Pihak RCTI- punya back up data saat persentase voting berjalan dan hasilnya Zero Six Park harus tersingkir. Hal ini terjadi setelah penampilan finalis keempat Andmesh melebihi persentase FAUziah dan Zero Six Park.

Meski terlihat bisa menerima, tapi rona ketidakpuasan masih terlihat dimata para pendukung Zero Six Park khususnya dan para penonton netral pada umumnya yang menganggap kesalahan teknis tersebut sebagai “nila” yang merusak sedapnya susu sebelanga Rising Star yang selama ini cukup menghibur dan mendapat tempat di hati  masyarakat pecinta musik di Indonesia.

Nasi telah menjadi bubur, dan pihak RCTI tentu tidak mau merusak kredibilitas mereka jika harus mengulang lagi penampilan Zero Six Park seperti yang diteriakkan oleh para penonton di studio. Namun kejadian seperti ini hendaknya menjadi pelajaran yang sangat berharga buat RCTI selaku penyelenggara, karena voting yang dikeluarkan oleh para pendukung kontestan saat mendukung idola mereka tersebut pun bukannya gratis. Mereka harus rela berkorban untuk bergadang dan menyisihkan sejumlah biaya untuk membeli paket data di ponsel mereka untuk terus voting agar idola mereka bisa menjadi pemenang. Tapi kalau caranya seperti ini. Alamak Jangggg.....

By the way, selamat buat Andmesh yang akhirnya jadi juara Rising Star Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun