Mohon tunggu...
Titin Rahmawati
Titin Rahmawati Mohon Tunggu... Perawat - Jarang pake sendok

married

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengintip Iklan Provider Selular : Ketika Konsep Iklan Lebih Menonjol Dibandingkan Produk

31 Desember 2011   06:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:32 1880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_160239" align="aligncenter" width="640" caption="admin/ilustrasi/shutterstock"][/caption]

Perkembangan provider selular di Indonesia makin pesat. Persainganpun makin ketat. Pelanggan lama bisa berpaling ke yang lain jika provider selular itu tidak melakukan inovasi baru baik dalam produk maupun promosi. Mengenai promosi, salah satu media yang paling efektif dalam mempromosikan produk adalah iklan. Iklan provider selular kebanyakan berbentuk drama (mempunyai alur cerita) walaupun ada beberapa yang memiliki konsep nondrama.Konsep drama, itulah yang jadi point of interest pada tulisan saya ini.

**Si Ungu**

Si Ungu termasuk provider selular yang masih baru di Indonesia. Konsep iklan Si Ungu adalah kisah seorang pemuda yang mendatangi dukun untuk menggandakan pulsa. Setelah dukun memantrai, melempari rempah2, bahkan melakukan gerakan2 aneh, datanglah seorang ibu dengan baju formal, model rambut seperti ibu negara dan latar belakang musik seperti lagu kebangsaan. Mempromosikan produk yang diiklankan.

Konsep iklan seperti ini cukup bagus. Namun ada adegan2 yang perlu diperhalus seperti saat dukun dan kliennya melakukan goyang2 kayang. Legging pak dukun juga terlihat terlalu ketat sehingga bagi beberapa orang itu sangat tidak etis.

**Si Kuning**

Masih berkonsep soal drama, Si Kuning menceritakan tentang kisah 3 orang pemuda nekad yang ingin pergi ke Bali namun tidak mempunyai uang. Mereka menumpang truk, kereta api, dan bus. Mereka juga makan di sebuah warung secara gratis karena telah mempromosikan warung tersebut melalui internet.

Ada beberapa adegan tidak mendidik seperti menumpang kereta api gratis dengan cara naik di atapnya. Seperti yang kita ketahui bersama, duduk di atas atap kereta api adalah hal yang dilarang karena berbahaya. Begitu pula dengan adegan si cowo kribo mengambil ayam goreng milik wanita yang tidak dikenalnya. Akan lebih lucu jikalau mereka berebut makanan antar sesamanya sendiri. Selain itu, ada kekurangan pada iklan ini. Seharusnya pemeran utama di iklan ini yang mempromosikan produknya, bukan narator di luar cerita. Jika hanya mengatakan "sms gratis bu", "internet gratis bu", hampir semua provider mempunyai keunggulan seperti itu.

**Si Biru**

Lagi2 drama. Si Biru mengisahkan ada seorang gadis desa (si kuncir) dan temannya (si tambun) merantau di kota. Banyak orang yang menyapa si gadis dengan sebutan "like this". Si Tambun memperingatkan si kuncir supaya jangan sok kenal dengan orang asing, tapi si kuncir mengatakan mereka adalah teman facebooknya. Bahkan si kuncir makan gratis karena berteman di facebook dengan ibu yang jualan. Akhirnya si Kuncir menumpang mobil mewah milik teman facebooknya.

Secara drama, tidak ada yang perlu di kritisi. Ceritanya lurus2 saja. Tapi ada kesalahan fatal dalam iklan ini, bahkan lebih parah dari Si Kuning. Dari awal sampai akhir, iklan ini menceritakan manfaat facebook. Simcard hanya perantara untuk menggunakan facebook. Promosi produknya hanya sekian detik dari keseluruhan iklan. Sisanya didominasi oleh facebook. Sebenarnya apa yang mau dipromosikan? Facebook apa simcard? Sekali lagi, jika hanya gratis facebook dan twitter, hampir semua provider mempunyai keunggulan tersebut. Melihat iklan ini, orang akan berpikir bahwa facebook itu bermanfaat sekali. Bikin saja akunnya dan tetap pakai simcard lama. Tak perlu ganti ke Si Biru, toh simcard lama juga gratis facebook. Enak deh facebook dapat promosi gratis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun