Dampak ini mengancam ketahanan pangan lokal dan pendapatan masyarakat. Sangat sering, komunitas di wilayah terpencil Banjarnegara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim. Mereka sulit untuk menyesuaikan diri dengan perubahan karena mereka tidak memiliki infrastruktur, sumber daya, dan informasi yang cukup. Hal ini menunjukkan bahwa strategi inklusif diperlukan untuk meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim.
Untuk mengurangi dampak perubahan iklim di Banjarnegara, perlu dilakukan hal-hal seperti penghijauan kembali lahan kritis, pengelolaan aliran sungai yang lebih baik, dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan praktik ramah lingkungan. Selain itu, peningkatan kebijakan mitigasi bencana dan pengembangan teknologi pertanian adaptif dapat membantu masyarakat mengatasi masalah ini dengan lebih baik.
Ini adalah solusi untuk perubahan iklim dan bencana alam dari berbagai disiplin ilmu sosial :
1.Ekonomi: Untuk mengurangi kerugian akibat cuaca ekstrem, mengembangkan teknologi pertanian adaptif dan memberikan subsidi kepada petani.
2.Sosiologi: Untuk meningkatkan kesadaran kolektif, libatkan masyarakat dalam program penghijauan lahan kritis dan edukasi lingkungan.
3.Geografi: Peningkatan pengelolaan aliran sungai, pembangunan infrastruktur anti-bencana, dan pemetaan daerah yang rentan longsor dan banjir
4.Politik: Perkuat kebijakan yang berkaitan dengan mitigasi bencana, seperti perencanaan tata ruang yang mempertimbangkan dampak perubahan iklim.
5.Antropologi: Memanfaatkan pengetahuan lokal untuk mengelola sumber daya alam dan beradaptasi dengan perubahan iklim.
6.Psikologi: Program berbasis komunitas mendidik masyarakat tentang pentingnya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H