Oleh : M.F.A. Bima Sakti
Hari kemerdekaan Republik Indonesia selalu kita sambut dan rayakan setiap tanggal 17 Agustus. Hari Kemerdekaan adalah Simbol dari perjuangan para pahlawan bangsa yang mempertaruhkan banyak hal demi kemerdekaan bangsa. Makna Kemerdekaan tidak hanya sekadar sebuah peringatan sejarah, melainkan juga menjadi momentum untuk merenungkan dan mengaplikasikan kembali nilai-nilai kemerdekaan dalam berbagai aspek kehidupan, terutama pendidikan nasional.
Indonesia telah menginjak usia ke 78 pada tahun 2023. Usia yang sudah tidak muda lagi tentu juga harus selaras dengan kemajuan pendidikan negara ini. Pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak transformasi dalam konteks pembangunan nasional dalam kurun hampir delapan dekade. Sebagai warga negara, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan mengisi kemerdekaan dengan makna yang sesungguhnya. Kemerdekaan tidak hanya berarti bebas dari penjajahan fisik, tetapi juga berarti bebas berpikir, berekspresi, dan berinovasi. Inilah yang menjadi dasar pemikiran di balik konsep "Merdeka Belajar."
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, sejak menerbitkan surat edaran nomor 1 tahun 2020 tentang kebijakan merdeka belajar dalam penentuan kelulusan peserta didik menimbulkan pro dan kontra dari berbagai kalangan, "Merdeka Belajar" atau "Kebebasan Belajar". Konsep "Kebebasan Belajar", yaitu membebaskan institusi pendidikan dan mendorong peserta didik untuk berinovasi dan mendorong pemikiran kreatif. Konsep ini kemudian diterima mengingat visi misi Pendidikan Indonesia kedepan demi terciptanya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di berbagai bidang kehidupan.
Merdeka Belajar adalah gagasan yang muncul untuk menggambarkan pendidikan yang mendorong kemandirian dan kreativitas peserta didik. Konsep ini mengakui bahwa setiap individu memiliki potensi yang unik dan cenderung berkembang secara optimal saat diberikan kebebasan dalam proses pembelajaran. Merdeka Belajar menantang paradigma pendidikan tradisional yang seringkali bersifat kaku dan terbatas pada kurikulum formal. Dalam konteks pembangunan pendidikan nasional, Merdeka Belajar menjadi landasan untuk mewujudkan pendidikan yang lebih relevan dengan kebutuhan zaman. Pembelajaran tidak lagi terbatas pada ruang kelas, tetapi meluas ke dunia digital dan pengalaman nyata. Merdeka Belajar mengajarkan peserta didik untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat, selalu mencari pengetahuan baru, mengasah keterampilan, dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Merayakan Kemerdekaan Melalui Pendidikan
Peringatan Hari Kemerdekaan bukanlah sekadar seremoni upacara bendera dan kembang api. Ini adalah kesempatan bagi kita untuk merayakan jiwa nasionalisme dan semangat kebersamaan dalam rangka memajukan bangsa. Salah satu cara untuk merayakan kemerdekaan adalah dengan memaknai pendidikan sebagai sarana untuk menguatkan identitas bangsa, mendorong inklusivitas, dan menghargai keragaman budaya.
Dalam pembangunan pendidikan nasional, penting untuk mengakui bahwa setiap daerah dan komunitas memiliki keunikan sendiri dalam hal budaya, bahasa, dan adat istiadat. Merdeka Belajar telah memperhitungkan faktor-faktor ini dalam merancang kurikulum yang inklusif dan responsif terhadap kebutuhan lokal. Dengan cara ini, pendidikan dapat menjadi alat untuk memupuk rasa cinta tanah air dan toleransi antarbudaya.
Dalam perjalanan kemerdekaan yang telah melintasi beberapa generasi, pembangunan pendidikan nasional muncul sebagai salah satu fondasi utama untuk mendorong kemajuan dan kemandirian bangsa. Konsep Merdeka Belajar menjadi landasan bagi transformasi pendidikan menuju arah yang lebih inklusif, inovatif, dan relevan dengan perkembangan zaman. Pendidikan tidak hanya menjadi hak, tetapi juga tanggung jawab untuk mempersiapkan generasi penerus menghadapi tantangan global.
Pilar dari terbentuknya merdeka Belajar adalah Pendidikan yang berorientasi pada siswa, dimana dalam hal ini jika siswa kita ingin menjadi lebih baik maka harus dimulai dari gurunya. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah memfokuskan pada pengembangan kualitas dan kapasitas untuk guru. Hal yang telah dilakukan diantaranya yakni Program Guru Penggerak (PGP), Program Sekolah Penggerak (PSP), Program Organisasi Penggerak (POP), Pendidikan Profesi Guru (PPG), dan Tata Kelola yang baik. Lima pilar ini menjadi tonggak dalam proses kualitas guru.Â
Semangat Merdeka Belajar dalam Pembangunan Nasional
Kemerdekaan dalam konteks pendidikan melampaui sekadar akses fisik ke ruang kelas. Tantangan dunia yang semakin kompleks membutuhkan revolusi dalam pendekatan pembelajaran. Pendidikan nasional harus dapat menghasilkan individu yang memiliki keterampilan abad ke-21, seperti pemikiran kritis, kreativitas, literasi digital, dan kemampuan beradaptasi. Dengan teknologi sebagai sekutu, pendidikan dapat merambah ruang-ruang baru untuk eksplorasi dan pembelajaran.
Perayaan 78 tahun kemerdekaan adalah panggilan untuk lebih mengintegrasikan nilai-nilai kemerdekaan dalam pembangunan pendidikan. Pendidikan nasional harus mampu mengajarkan bukan hanya materi akademik, tetapi juga moralitas, etika, dan semangat kebangsaan. Pembentukan karakter yang kuat dan cinta tanah air adalah investasi jangka panjang yang akan membentuk watak generasi muda yang peduli dan proaktif.
Pendidikan adalah inti dari perkembangan suatu bangsa. Dalam era modern yang ditandai oleh perubahan teknologi dan kompleksitas global, semangat merdeka belajar telah muncul sebagai paradigma baru dalam pembangunan pendidikan nasional. Konsep ini menempatkan individu sebagai agen utama dalam proses pembelajaran, membuka pintu bagi eksplorasi, kreativitas, dan pengembangan diri yang tak terbatas. Semangat merdeka belajar bukan hanya tentang meraih ilmu, tetapi juga membentuk karakter, keterampilan, dan tanggung jawab sebagai warga negara yang berkontribusi.
Refleksi pada tahun kemerdekaan yang ke-78 mengingatkan kita bahwa tanggung jawab untuk membangun bangsa tidak pernah berakhir. Pembangunan pendidikan nasional harus terus berkolaborasi dengan berbagai sektor untuk merumuskan kebijakan yang menghasilkan dampak positif. Dengan memanfaatkan teknologi, inovasi, dan keterlibatan masyarakat, kita dapat membentuk sistem pendidikan yang mampu memenuhi tantangan dan peluang masa depan.
Semangat merdeka belajar juga memberikan ruang bagi inovasi dalam pendidikan. Penggunaan teknologi, seperti platform pembelajaran online, simulasi, dan konten multimedia, memberikan cara baru untuk memfasilitasi pembelajaran yang lebih interaktif dan menarik. Guru dan siswa dapat menjelajahi berbagai alat dan metode yang mendukung pembelajaran yang lebih personal dan beragam.
Inovasi juga dapat melibatkan pendekatan yang tidak konvensional, seperti pembelajaran berbasis proyek, pengalaman lapangan, dan kerja sama dengan komunitas lokal atau industri. Semangat merdeka belajar mendorong kreativitas dalam merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan tantangan dunia nyata.
Semangat merdeka belajar menggeser paradigma bahwa pendidikan hanya terjadi di ruang kelas dan pada usia muda. Pendidikan seumur hidup menjadi esensi dalam konteks ini. Setiap individu, tanpa memandang usia, memiliki kesempatan untuk terus belajar dan mengembangkan diri sepanjang hayat. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan akses ke peluang pembelajaran online dan sumber daya global yang tidak terbatas.
*) Penulis adalah Staf Kemitraan dan Komunikasi Publik Direktorat PPG Ditjen GTK Kemendikbudristek
Referensi :Â
Ainia, Khoirul Dela. 2020. Merdeka Belajar dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara dan Relevansinya bagi Pengembangan Pendidikan Karakter. Jurnal Filsafat Indonesia : Â Universitas Gajah Mada, Vol 3 No 3 Tahun 2020.
Andari, Eni. 2022. Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Menggunakan Learning Management System (LMS). Allimna: Jurnal Pendidikan Profesi Guru, Volume 01 Nomor 02 2022, pp 65-79.Â
Hendri, Nofri. 2020. Merdeka Belajar; Antara Retorika dan Aplikasi. Jurnal E-Tech: Universitas Negeri Padang. Volume 08 Number 01 2020.
Sibagariang, Dahlia., Sihotang, Hotmaulina., Murniarti, Erni. 2021. Peran Guru Penggerak dalam Pendidikan Merdeka Belajar di Indonesia. Jurnal Dinamika Pendidikan: Universitas Kristen Indonesia. Vol.14, No.2, Juli 2021.
https://www.kemenkopmk.go.id/merdeka-belajar-ikhtiar-memperkuat-pilar-pendidikan (diakses pada 16 Agustus 2023, Pukul 08.00 WIB).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H