Senja telah datang, langit dipenuhi oleh warna oranye indah dan sinar matahari yang mulai menghilang. Angin sepoi-sepoi bertiup melewati sebuah desa kecil yang sederhana. Hasan sedang duduk di bawah pohon kesukaannya sambil menatap dengan serius ke dalam hutan lebat yang mengelilingi desanya. Ari, sahabat Hasan dari kecil, berjalan mendekatinya.
"San, mau teh gak?" tanya Ari.
"Eh, Ari, boleh boleh. Makasih ya," jawab Hasan.
Hasan meminum seteguk teh dari cangkir kecilnya berbahan kayu yang dibuat sendiri oleh Ari.
"Ri, kamu pernah mikirin gak, di luar desa kita ada apa?" tanya Hasan.
"Hutan?" jawab Ari dengan tidak yakin sambil ia duduk di sebelah Hasan.
"Di luar hutan ada apa lagi?" tanya Hasan kembali.
"Gak tahu aku, hutan lebih lebat lagi kali." jawab Ari dengan bercanda. "Kenapa emang, San?"
"Aku lagi mikirin apa isi hidup kita cuma desa ini saja? Kita gak pernah keluar dari sini, palingan masuk sedikit ke hutan doang untuk berburu," jawab Hasan.
"Kamu mau keluar jadinya?" tanya Ari.
"Belum tahu aku, tapi aku mau cari tahu di luar desa ada apa," kata Hasan.