Kami mengakui hal itu benar bahwa di dalam pendidikan agama diajarkan nilai-nilai tersebut. Tetapi kami sangat menyadari bahwa nilai-nilai tersebut tidak akan menjadi daya dorong perilaku seseorang hanya dengan diajarkan. Nilai-nilai itu akan membentuk karakter ketika dilatihkan secara terus menerus.
Nah, kelas budi pekerti di sekolah kami lebih banyak memberikan ruang pelatihan bagi para peserta didik untuk mempraktikkan nilai-nilai kehidupan. Karena itulah kelas ini lebih fleksibel dalam kurikulumnya. Istilah kurikulum yang tidak kelihatan (hidden curriculum) yang pernah kita dengar di dalam kurikulum 2013 kami nampakkan di dalam kelas budi pekerti.
Kelas budi pekerti dipraktikkan melalui kunjungan ke panti asuhan, ke rumah sakit, mengunjungi temannya yang sakit, mengunjungi panti jompo, berbagi kepada orang lain, berdonasi, penggalangan dana seminggu sekali, kelas kerelawanan (Tzu Shao)
Kurikulum kelas budi pekerti dapat didesain secara kontekstual. Artinya sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Misalnya setelah sekolah melakukan identifikasi terlihat dibutuhkannya bahwa siswa harus punya rasa tanggung jawab kepada keluarga maka kami membuat kurikulum satu hari satu perbuatan baik di rumah. Perwujudan dari kurikulum ini setiap siswa satu hari minimal melakukan 1 perbuatan baik di rumah. Anak mencuci piring atau merapikan tempat tidur atau menyapu dan lain-lain. Kelas budi pekerti menjadi kelas pengembangan kecakapan hidup (Life skills)
Kelas budi pekerti tidak hanya terwujud dalam praktik/latihan melakukan perbuatan baik tetapi juga diskusi, presentasi dan berbagi (sharing) Materi pembelajaran sebagai sarana yang mengantar semua peserta didik pada kesadaran pentingnya berperilaku sopan dan santun, dan berkhlak mulia.
Kelas Budaya Humanis
Istilah budaya humanis merujuk pada misi yang ada di Yayasan Buddha Tzu Chi. Budaya humanis adalah salah satu dari 4 (empat) misi Yaysan Buddha Tzu Chi. Pada tulisan ini penulis tidak akan mengulas secara komprehensif Budaya Humanis. Tulisan ini hanya akan berbagi praktik pembelajaran di dalam kelas Budaya Humanis di sekolah atau praktik-praktik yang mengembangkan budaya humanis peserta didik.
Proses pembelajaran di dalam dan diluar kelas. Kelas ini mengajarkan bagaimana peserta didik menjadi manusia yang bermanfaat bagi semua makhluk. Menilik dari Buku Pedoman Guru Humanis, bagian dari Pendidikan Budaya Humanis antara lain:
- Membangkitkan nilai-nilai Etika Kemanusiaan Tradisional
- Berbakti
- Kesadaran
- Membangun kembali semangat Dasar Manusia
- Mengembalikan Keindahan Hakikat Manusia
- Melindungi Kemurnian Hati Anak
- Membedakan "Benar" dan "Salah" dengan Jelas
- Kembali pada Hakikat Diri yang Polos
- Jadikan Cinta Kasih Sebagai Bahan Pembelajaran
- Nilai Kehidupan Manusia Terletak pada Sumbangsih
- Pendidikan Humanis merupakan Pendidikan Manusia
- Semangat Dasdar Manusia Harus Menjadi Arah Pendidikan
- Aliran Jernih Budaya Humanis Bermula dari Guru
- Budaya Insan Tzu Chi adalah Budaya Humanis Tzu Chi
- Budaya Humanis Bermula dari Manusia Sendiri
- Agama yang Terjun ke Tengah Masyarakat
Dalam praktik pembelajaran kelas Budaya Humanis tidak semua topik tersebut dapat disampaikan secara utuh. Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan menyesuaikan dengan tingkat usia peserta didik.
Terdapat kegiatan pokok dalam kelas ini yaitu
- Merangkai bunga
- Saji teh
- Isyarat tangan
Ketiga kegiatan tersebut dilaksanakan dengan penjabaran keterampilan hidup seperti apa yang akan dicapai. Misalnya keterampilan dalam mengelola emosi dilakukan melalui kegiatan merangkai bunga, kegiatan berpenampilan yang rapi seperti berseragam, mengepang rambut, keterampilan mengembangkan kemandirian dilakukan dengan memperbaiki baju yang rusak atau menyetrika baju.