Pada saat diskusi dengan Dr. Cheah Lee Hwa, Head of the Humanistic Culture Department at Tzu Chi University of Science and Technology di Taiwan, kami mendapatkan banyak inspirasi untuk mempraktikkan pendidikan budaya humanis di sekolah.Â
Salah satu pernyataan beliau yang memantik batin reflektif saya adalah berikut ini. "Masyarakat tidak kekurangan sekolah, tetapi masyarakat kekurangan sekolah yang membangun karakter anak-anak."
Ungkapan ini memperkuat keyakinan saya sebagai kepala sekolah bahwa pendidikan karakter menjadi kebutuhan mendesak bagi masyarakat Indonesia. Pernyataan ini sekaligus menjadi jawaban kenapa banyak sekolah swasta di Jakarta (di wilayah sekitar penulis) mengalami penurunan jumlah murid dan bahkan ada yang mulai tidak membuka PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru)
Bagaimana pendidikan karakter bisa dipraktikkan di sekolah?
Pertanyaan ini akan terus menjadi pencarian semua sekolah yang ingin survive atau yang ingin berkontribusi pada pembangunan kualitas manusia Indonesia.
Ada beberapa poin yang bisa kita refleksikan bersama dan barangkali bisa mulai kita praktikkan dalam skala kecil. Tidak harus menunggu ada kajian ilmiah yang disusun secara sistematis terlebih dahulu baru kita menerapkan di sekolah.Â
Beberapa poin pendidikan karakter agar sekolah menjadi sekolah berkarakter berikut adalah bagian dari Pendidikan Budaya Humanis di Sekolah Tzu Chi.
Pendidikan Karakter Terkait dengan Pendidikan Keterampilan Hidup
Di sekolah Tzu Chi pendidikan keterampilan hidup (life education) menjadi fokus praktik pendidikan di satuan dasar. Pada jenjang PAUD dan SD secara bertahap dikembangkan keterampilan hidup pada diri peserta didik.