Pada saat orang mendengar istilah "mutu", orang langsung terpikir "kualitas, atau keunggulan atau kinerja terbaik" Akhir-akhir ini pada diskusi, pelatihan atau diseminasi mengenai kurikulum merdeka diksi sekolah mutu atau pembelajaran yang bermutu sangat sering diangkat menjadi topik utama.
Dua hari ini penulis sedang berproses mendiskusikan pokok bahasan "Mutu Sekolah". Pada saat kita membicarakan mutu sekolah, kita bicara mengenai manusia. Kita bicara kualitas pelayanan guru. Ini artinya, mutu sekolah fokus pada manusia.
Pasti banyak faktor yang memengaruhi mutu sekolah, yang banyak orang belum tentu sepakat. Dari sekian faktor yang membentuk mutu sekolah, faktor manusia adalah faktor utama pembentuk mutu sekolah.
Berikut ini faktor-faktor dimensi manusia yang memengaruhi mutu sekolah
1. Fokus pada Pelanggan
Apa sih artinya ketika kita mengatakan bahwa kita harus fokus pada pelanggan? Untuk menjawab ini pertama-tama kita harus mengetahui siapa pelanggan. Data mengenai  pelanggan menjadi sangat penting. Kelengkapan data mengenai pelanggan menjadi awal dari kesuksesan Anda fokus pada pelanggan. Kita tidak mungkin memuaskan pelanggan jika kita tidak mempunyai data lengkap mengenai pelanggan.
Data pelanggan memberikan informasi apa yang menjadi kebutuhan, dan harapan mereka. Ini memberi pentunjuk kepada kita mengenai apa yang harus kita lakukan. Karena itu lengkapi data pelanggan Anda sebagai langkah pertama untuk fokus pada pelanggan.
2. Meminimalisir Konflik Internal
Tidak ada lembaga yang tidak punya masalah. Tapi masalah yang menggerus kualitas adalah  konflik internal diantara karyawan. Organisasi yang terus mergulat menyelesaikan masalah internal cenderung tidak berkembang karena tidak punya energi menghadapi musuh di luar dirinya.
Meniadakan masalah internal adalah langkah strategis untuk fokus pada pelanggan. Terkait dengan hal ini adalah karyawan yang tidak berorientasi pada kebutuhan diri sendiri, tapi karyawan yang selalu memikirkan "apa yang bisa saya lakukan untuk lembaga"
3. Memahami Visi dan Misi Organisasi
Visi dan misi bukan sekadar rumusan yang dipasang di dinding. Visi dan misi adalah acuan untuk merumuskan tujuan dan menjadi acuan serta pedoman seluruh karyawan. Karyawan yang memahami dengan baik visi dan misi sehingga menjadi pedoman kerja akan mempunyai budaya kerja professional. Tujuan untuk memuaskan pelanggan terumuskan di dalam visi dan misi. Karena penting memahami visi dan misi organisasi.
Pemahaman terhadap visi dan misi organisasi juga meminimalkan terjadinya konflik kepentingan. Orang yang cenderung memperhitungkan pengorbanan kerja dirinya dengan itungan rupiah biasanya punya pemahaman yang rendah terhadap visi dan misi
4. Mengevaluasi Kinerja
Tidak ada pertumbuhan tanpa evaluasi kinerja. Penting bagi kita mengevaluasi kinerja diri dan karyawan. Evaluasi berarti secara jujur mengukur kinerja dengan cara melihat kekuatan dan kelemahan kinerja. Dalam rangaka mengevaluasi kinerja, salah satu langkah pentingnya adalah melakukan survei kepada langganan. Masukan dari pelanggan menjadi komponen pokok dalam evaluasi.
5. Sistem Kendali Mutu
Mutu sekolah juga dipengaruhi oleh sistem kendali mutu. Dibentuknya tim internal sebagai pengendali mutu akan sangat bermanfaat untuk membentuk budaya mutu yang fokus pada pelanggan. Â Kita punya tim mutu sekolah yang disebut Tim Penjamin Mutu Sekolah (TPMS). Tim ini dibentuk oleh kepala sekolah yang terdiri dari pengelola dan guru.
Barangkali masih ada faktor-faktor lain yang memengaruhi mutu sekolah. Dalam refleksi penulis, lima (5) faktor di atas adalah faktor-faktor yang sangat menentukan mutu sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H