Paulo Coelho pernah mengatakan, "Setiap orang punya sesuatu yang baik untuk dibagikan kepada orang lain". Kalimat itu dia katakan untuk menyatakan bahwa setiap orang bisa menulis.
Kalimat itu selalu menjadi pendorong saya menulis. Kendati saya sadari tulisan saya tidak seindah para penulis terkenal. Hal lain yang mendorong saya berani menulis adalah kegelisahan.
Buku saya yang berjudul 10 Elemen Pedagogi Guru Merdeka lahir dari kegelisahan saya sebagai kepala sekolah. Kegelisahan terhadap realitas proses pembelajaran di kelas yang masih jauh dari ideal pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan bagi peserta didik
Dalam refleksi tahunan saya, faktor utama pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan belum terjadi di kelas-kelas di Indonesia disebabkan oleh kompetensi pedagogi guru yang rendah.
Seberapa besar pedagogi guru mendapatkan perhatian dari pemerintah? Pertanyaan ini sulit dijawab. Malahan soal pedagogi makin jarang dibicarakan diantara para guru atau para pemangku kepentingan.
Menurut penulis, transformasi pendidikan dalam Kurikulum Merdeka tidak akan memberi perubahan signifikan terhadap tercapainya kompetensi pelajar Indonesia jika pedagogi guru tidak mendapat perhatian serius untuk ditingkatkan.
Mengingat pentingnya pedagogi guru dalam upaya pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan di dalam Kurikulum Merdeka, saya sangat antusias untuk menulis buku mengenai pedagogi.
Keinginan menulis buku mengenai pedagogi berjodoh baik. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DISPUSIP) Provinsi DKI Jakarta mengadakan Workshop Menulis pada bulan September 2022. Saya mengikuti kelas tersebut.
Dalam workshop itulah saya menyelesaikan penulisan buku ini dengan mentor Bapak Hari Subagya. Yang lebih  menggairahkan lagi, buku ini dinyatakan sebagai Buku Karya Terbaik.
Buku ini berisi 10 elemen pedagogi guru. Elemen yang merupakan kompetensi yang harus dikuasai guru agar bisa melakukan pembelajaran yang bermakna dan menyengkan sebagai guru merdeka.
Saya sangat yakin, guru yang menguasai 10 elemen pedagogi ini akan menjadi guru yang sangat menyenangkan bagi murid-muridnya saat menagjar di kelas. Ia akan menjadi pelaku perubahan dalam pembelajaran di kelas. Dengan begitu, para siswa-insyallah-berkembang secara maksimal baik kompetensi maupun karakter.
Sebagai kepala sekolah, menulis buku adalah salah satu cara saya berkontrobusi membangun pendidikan yang berkualitas.
Kegelisahan tidak selalu negative. Kegelisahan yang ditindaklakuti dengan tindakan positif akan berdampak positif bagi orang lain. Â Apa kegelisahan Anda yang bisa Anda tuangkan dalam karya positif bagi bangsa kita? (Purwanto-Kepala SMA Cinta Kasih Tzu Chi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H