Penulis, yang adalah Penyuluh Agama Katolik Non PNS Teladan Nasional peringkat 2, memperolah peneguhan sekaligus penegasan bahwa mengikuti lomba adalah bagian dari berkontribusi bukan sebuah kompetisi.Â
Peringkatan juara hanya sebuah narasi yang tidak luput dari keterbatasan sang juri. Yang tidak bisa dipungkiri bahwa menjadi penyuluh adalah kesempatan berharga untuk berkontribusi terhadap meningkatkan pemahaman dan pengamalan keagamaan masyarakat (misi kemenag)
 "Perlombaan ini adalah sejarah. Permulaan yang baik. Untuk memulai sesuatu memang tidak mudah, namun bapak dan ibu (baca: penyuluh) semua berada dalam sejarah ini" tutur ibu Marini yang menjadi person in charge (PIC) Lomba Penyuluh Tingkat Nasional Tahun 2021. Tentu ungkapan tersebut harus direfleksikan secara profesional berdasarkan iman.Â
Semua pihak baik itu penyelenggara (panitia), dewan juri dan peserta lomba harus berusaha memposisikan sebagai utusan Allah, yang dengan jujur dan tulus melakukan pelayanan Untuk Kemuliaan Allah Yang Lebih Besar (Ad Maiorem Dei Gloriam)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H