Mohon tunggu...
Purwanto (Mas Pung)
Purwanto (Mas Pung) Mohon Tunggu... Guru - Pricipal SMA Cinta Kasih Tzu Chi (Sekolah Penggerak Angkatan II) | Nara Sumber Berbagi Praktik Baik | Writer

Kepala SMA Cinta Kasih Tzu Chi | Sekolah Penggerak Angkatan 2 | Narasumber Berbagi Praktik Baik | Kepala Sekolah Inspiratif Tahun 2022 Kategori Kepala SMA | GTK Berprestasi dan Inspirasi dari Kemenag 2023 I Penyuluh Agama Katolik Non PNS Teladan Nasional ke-2 tahun 2021 I Writer | Pengajar K3S KAJ | IG: masguspung | Chanel YT: Purwanto (Mas Pung) | Linkedln: purwanto, M.Pd | Twitter: @masguspung | email: bimabela@yahoo I agustinusp134@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tetap Bisa Bahagia Walau Berada dalam Keadaan Buruk

9 Januari 2021   20:29 Diperbarui: 9 Januari 2021   20:44 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Epictetus (dailystoic.com)

 Untung tidak dapat diraih, malang tidak dapat ditolak

Peribahasa yang mau menggambarkan keadaan negative (serba kekurangan), seperti kurang sehat, keterpurukan eknomi, terisolasi secara sosial karena fitnah dan sejenisnya.  Saat seperti seperti sekarang ini ketika pandemic tidak segera berujung akhir, tidak sedikit masyarakat yang mengalami kesulitan keuangan, dan juga kesehatan. 

Perasaan menjadi khawatir, batin menjadi tidak tenang, hati merasa resah. Stres sangat menekan hingga terkadang merasa bingung apa yang harus dikerjakan. Saya sendiri bisa merasakan situasi batin seperti ketika menjumpai orang tua yang menceritakan kesulitan ekonomi.

Terpikir dalam benak saya "bagaimana dalam keadaan seperti itu masih tetap bisa merasakan suka cita". Tetap bisa bahagia kendati dalam keadaan buruk. Kenapa saya berpikir demikian? Karena saya yakin banyak orang pernah, dan sedang atau akan mengalami keadaan buruk. Dan saya pun juga terkadang berada dalam keadaan  batin demikian. Siapa tahu tulisan ini bermanfaat bagi orang-orang yang sedang berada dalam keadaan buruk agar tetap bisa merasa dan alami bahagia. Dengan demikian bisa melanjutkan kehidupan dengan bermakna kendati situasi yang meliputi dirinya serba kurang.

Prinsip Dikotomi Kendali 

Pertanyaan refleksi saya, "Bagaimana dalam keadaan buruk tetap bisa mengalami bahagia?" bisa saya tempatkan dalam kerangka ajaran agama saya. Ya,misalnya berdoa, berpuasa, mati raga atau doa syafaat tengah malam. Tapi pertanyaan saya tersebut dijawab secara filosofis oleh filsuf Stoa, Epictetus. (Secara Panjang lebar dijabarkan oleh Henry Manapiring dalam bukunya Filsafat Teras) "Ada hal-hal di bawah kendali (tergantung pada) kita, ada hal-hal yang tidak di bawah kendali (tidak tergantung pada) kita"  Apa yang dikatakan oleh Epictetus disebut prinsip dikotomi kendali.

Tentu hal pertama yang harus dipahami adalah konsep dikotomi kendali, yaitu kita harus tahu hal-hal yang berada di bawah kendali kita dan ada hal yang tidak berada di bawah kendali kita. Memahami hal ini tujuannya agar kita fokus pada hal-hal yang memang berada di bawah kendali kita. Ini adalah penjabaran dikotomi kendali tersebut.

TIDAK di bawah kendali kita

1. Tindakan orang lain (kecuali yang di bawah ancaman kita)

2. Opini orang lain

3. Reputasi/popularitas kita

4. Kekayaan kita

5. Kondisi saat kita lahir (jenis kelamin, orang tua, saudara, etnis/suku, kebangsaan, warna kulit dll)

6. Segala sesuatu di luar pikiran dan tindakan kita, seperti cuaca, gempa dsb

Hal yang di bawah kendali kita

1. Pertimbangan (judgment), opini, 

2. persepsi kita

3. Keinginan kita

4. Tujuan kita

5. Segala sesuatu yang merupakan pikiran dan taindakan kita sendiri

Kebahagiaan menurut Epictetus dan kaum Stoisisme hanya datang dari hal-hal yang di bawah kendali kita. Menyesali atau meratapi hal-hal yang berada di luar kendali kita, seperti popularitas, opini orang lain, kesehatan, kekayaan adalah kesia-siaan saja. Menggantungkan kebahagiaan pada hal yang tidak di bawah kendali hanya sebuah tindakan tidak rasional. Karena itu Stoisis mengajarkan sebuah prinsip agar manusia hidup selaras dengan Nature (Rasio). Ini sangat penting agar kita terhindar dari tindakan menyalahkan Tuhan dan atau orang lain atas hal-hal buruk yang menimpa diri kita.

Tapi jangan berpikir bahwa Stoisisme menentang kekayaan, kesehatan, popularitas. Tidak loh. Mereka menegaskan agar manusia kalau mau bahagia jangan menggantungkan hidupnya  pada hal-hal yang tidak di bawah kendali dirinya.

Untuk menghadapi hal yang tidak di bawah kendali, Stosisme menyebut ada empat kebajikan/virtues yang harus dimiliki manusia.

  1. Keberanian
  2. Kebijaksanaan
  3. Menahan diri/temperance
  4. Keadilan

Ajaran Stoisisme Bisa Dipraktikkan

Ajaran ini dipraktekkan oleh Stockdale-pilot AL Amerika -yang menerbangkan 150 misi penerbangan di wilayah musuh, Vietnam Utara. Pesawatnya ditembak jatuh ditawan 7.5 tahun. 4 tahun di isolosai. Disiksa sebanyak 15 sampai pincang. Setelah lepas isolasi dia banyak menghibur teman teman tawanan. Victor Frankl-psikiater ditawan oleh Nazi bersama orangtua  dan istrinya di Austria. Ia dikirim ke komplek tahanan (ghetto) kemudian dikirim ke kamp konsentrasi. Ayahnya meninggal, lalu ibunya, kemudian istrinya. Tapi Victor Frankl berhasil bertahan dan memberi layanan kepada banyak tahanan, termasuk layanan kesehatan.

Bagaimana Langkah Konkret Menerapkan Prinsip Ini?

1. Kendalikan persepsi Anda terhadap apa yang menimpa diri Anda. Anda hanya bisa mengendalikan persepsi dirimu. Peristiwa sakit atau keterpurukan keuangan bisa tidak mengganggu Anda kalau Anda berhasil membangun persepsi bahwa sakit atau keterpurukan keuangan tersebut di luar kendali Anda. Ini tidak berarti Anda pasrah alias diam.

2. Anda harus mampu menahan diri untuk tidak terobsesi pada kesehatan, kekayaan atau popularitas

3. Anda harus berani menerima keadaan yang walaupun Anda telah berjuang dengan sangat keras tetapi tetap masih alami situasi buruk

4. Anda harus hidup sesuai Nature (rasio). Dalam keadaan buruk rasio Anda menyuruh Anda bergerak. Artinya ketika sakit bergerak mencari obat. Ketika terpuruk finansial bergerak mencari jalan keluar. Hal ini dilakukan dengan keyakinan kuat bahwa hal ini menjadi bagian hidup yang tidak akan terus menerus. Ada harapan. Di sinilah Anda akan bisa merasa bahagia. Ini adalah dasar hidup bahagia dalam chanel Youtube Two Minutes for hope

Dengan empat langkah itu insyallah Anda (kita) masih tetap bisa merasakan damai atau bahagia kendati kita mengalami kesulitan (penyakit, ekonomi dan lainnya).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun