Mohon tunggu...
Purwanto (Mas Pung)
Purwanto (Mas Pung) Mohon Tunggu... Guru - Pricipal SMA Cinta Kasih Tzu Chi (Sekolah Penggerak Angkatan II) | Nara Sumber Berbagi Praktik Baik | Writer

Kepala SMA Cinta Kasih Tzu Chi | Sekolah Penggerak Angkatan 2 | Narasumber Berbagi Praktik Baik | Kepala Sekolah Inspiratif Tahun 2022 Kategori Kepala SMA | GTK Berprestasi dan Inspirasi dari Kemenag 2023 I Penyuluh Agama Katolik Non PNS Teladan Nasional ke-2 tahun 2021 I Writer | Pengajar K3S KAJ | IG: masguspung | Chanel YT: Purwanto (Mas Pung) | Linkedln: purwanto, M.Pd | Twitter: @masguspung | email: bimabela@yahoo I agustinusp134@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Agar Anak Peduli pada Orang Lain, Ya Perlu Latihan

10 Desember 2020   11:53 Diperbarui: 10 Desember 2020   12:13 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar pribadi: Kunjungan ke panti

"Ini sangat luar biasa dan kami sangat mengapresiasi. Sesuai amanah Rayhana, kami akan belikan APD (Alat Pelindung Diri) untuk tenaga medis," ungkap Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur sekaligus Ketua Tim Gugus Tugas Covid 19 setelah menerima sumbangan dari Rayhana, bocah kelas 3 SD. Uang yang disumbangkan Rayhana sebesar Rp 1.030.000 dari tabunganya. Di Bandung Moch. Hafid (9 tahun) memberi uang dari celengannya untuk membeli APD bagi tenaga medis.

Hal yang dilakukan Rayhana dan Moch. Hafid sangat inspiratif di tengah masyarakat yang serba kesulitan ekonomi karena dampak pandemi. Kedua bocah sekolah dasar ini menjadi gambaran bagi masyarakat bahwa berbagi kepada orang lain adalah bentuk kepedulian yang harus terus dipupuk. Sikap peduli seperti itu merupakan perwujudan dari nilai luhur bangsa kita, yaitu "Berat sama dipikul ringan sama dijinjing"

Berbagi, Memberi dan Menyantuni adalah Kodrat Manusia

Kadang saya berpikir, "Koq sampai-sampainya ya, anak seperti Rayhana dan Moch. Hafid memikirkan untuk menyumbangkan uang dari celengannya. Itu ide dari mana ya?" Terlepas itu ide dari mana, yang jelas tindakan mereka sangat mengagumkan dan menginspirasi banyak orang. Paling tidak saya punya 4 alasan mendasar mengapa tindakan ini sangat penting.

Pertama, semua agama mengajarkan umatnya memiliki semangat berbagi, memberi dan menyantuni. Misalnya dalam agama Kristen dan Katolik. Yesus memuji janda miskin yang memberi sedekah. "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya." 

Di dalam agama Buddha memberi derma atau memberi sedekah malah menjadi sebuah ritual yang dirayakan menjelang hari raya Waisak, yang disebut ritual pindapata. 

Di dalam agama Islam, nabi Muhammad mengajarkan soal derma sebagai berikut: "Bila engkau ingin hati menjadi lembut dan damai serta keinginan (yang baik) tercapai, maka sayangilah anak yatim, usaplah kepalanya, dan berilah dia makanan yang seperti engkau makan. Bila itu engkau lakukan, hatimu akan tenang, lembut, serta keinginanmu (yang baik) akan tercapai" (HR Thabrani)

Kedua, manusia berada bersama dengan orang lain, dan untuk orang lain. Di dalam ilmu sosial kita mengenal istilah "Homosacra Res Homonim" yang artinya manusia suci bagi orang lain, dan "Tat Twan Asi" yang artinya engkau adalah aku. Makna yang tekandung sangat hakiki. Keberadaan kita sejatinya bagi orang lain atau orang lain itu adalah aku. 

Dalam konsep ini mau dikatakan jika engkau ingin bahagia maka bahagiakan orang lain. Itulah kenapa banyak orang berbuat baik bagi orang lain yang menderita. Semangat filantropi lahir dari keyakinan ini. Ada sebuah kisah menarik di zaman Yahudi kuno. Seorang penarik pajak namanya Zakeus. 

Ia dikenal sangat kejam. Ia menarik pajak melebihi yang seharusnya. Karena itu ia dibenci masyarakatnya. Suatu hari ia berjumpa dengan orang bijak. Perjumpaan itu membuat Zakeus merasa bahagia. Kemudian Zakeus mengembalikan harta kepada orang yang pernah dirugikan empat kali lipat. Kisah ini menggambarkan bahwa berbuat baik kepada orang lain sesungguhnya jalan menuju pada kebahagiaan. Berbagi kebahagiaan berati melakukan sesuatu yang membuat orang lain bahagia agar kita bahagia.

Ketiga, berbagi, memberi dan menyantuni itu mengurangi dosa

Saya melihat perbuatan baik dalam bentuk berbagi, memberi dan menyantuni merupakan tindakan kebaikan yang dilakukan orang untuk "mengurangi" segala kedosaan atau perbuatan jahat masa lalu. Sikap seperti ini tentu saja baik. Pada kisah Zakeus di atas bisa dipahami dalam arti ini juga.

Keempat, berbagi, memberi dan menyantuni adalah tindakan menyeimbangkan alam. Jane Goodall, antropolog dan ahli primata asal Inggris berpendapat bahwa bencana alam maupun bencana nonalam seperti pandemi merupakan akibat dari tindakan manusia yang merusak alam dan tidak mencintai binatang. Untuk menciptakan kehidupan yang bahagia tentu harmoni alam harus dikembalikan pada keseimbangan. Caranya dengan berbuat baik tanpa pamrih. Segala bentuk perbuatan baik merupakan tindakan untuk menyeimbangkan alam atau kosmos. Ajaran ini disampaikan oleh Master Cheng Yen, Pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi.

Bagaimana Membangun Jiwa Peduli?

Inilah pertanyaan praktis dan mendasar. Rayhana dan Moch. Hafid yang memberi tabungan mereka untuk membeli APD tentu bukan bakat alami. Saya yakin karakter itu hasil dari pebiasaan di dalam keluarga, dan sekolah.  

Sebagai seorang guru sekaligus pengelola sekolah saya sangat memperhatikan pentingnya karakter peduli pada diri peserta didik. Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi mbangun sikap peduli melalui pelajaran Budi Pekerti dan Budaya Humanis. Selain inheren ada di setiap mata pelajaran juga kami berikan secara khusus sebagai mata pelajaran Pendidikan Budi Pekerti dan Budaya Humanis.

Di dalam mata pelajaran tersebut para siswa dididik, diajari dan dilatih tata krama, sopan santun, berbakti kepada orang tua dan sikap welas asih / kepedulian tanpa pamrih kepada orang lain. Bermacam-macam layanan kepada orang lain dilakukan untuk melatih kepedulian, antara lain:

1. Membiasakan penggalangan dana dengan cara mengisi celengan bambu setiap hari Jumat, yang disebut Zhu dong. Pembiasaan ini melatih siswa membangun jiwa solidaritas, hati yang welas asih untuk mengikis nafsu ketamakan dan kemelekatan. Para siswa memberikan dari uang jajan mereka seikhlasnya. Dana yang terkumpul digunakan untuk menyantuni siswa yang sakit atau keluarga yang berduka. Bukan besarnya sumbangan tetapi ketulusan dan keikhlasan yang terus dikembangkan dalam diri siswa.

Gambar pribadi: Siswa SMA Cinta Kasih Tzu Chi mengumpulkan dana ke Celengan Bambu
Gambar pribadi: Siswa SMA Cinta Kasih Tzu Chi mengumpulkan dana ke Celengan Bambu
2. Setiap guru dan siswa mempunyai celengan yang diisi sepanjang tahun. Celengan ini akan dituang ke dalam celengan bambu pada saat akhir tahun ajaran. Dana yang terkumpul akan didonasikan untuk misi amal kemanusiaan.

Gambar pribadi: Menuang celengan bambu setiap akhir tahun
Gambar pribadi: Menuang celengan bambu setiap akhir tahun
3. Kunjungan ke panti asuhan

Kegiatan ini bukan sekadar berkunjung atau visitasi. Para siswa menggalang dana untuk memberi donasi kepada anak panti. Selain itu mereka membuat acara hiburan dan games. Di sini mereka bukan hanya hadir untuk anak panti melainkan merefleksikan betapa hidup mereka (para siswa) adalah hidup yang layak disyukuri dan dibagikan kepada orang lain

Gambar pribadi: Kunjungan ke panti
Gambar pribadi: Kunjungan ke panti
4. Berbagi kasih kepada para lansia dan tuna wisma. Para siswa pada kesempatan tertentu misalnya pada saat pandemi ini menggalang dana solidaritas untuk memberi bingkisan kepada para lansia dan tunawisma. Ini adalah latihan membangun jiwa solidaritas.

Gambar pribadi: Siswa memberi bingkisan kepada lansia
Gambar pribadi: Siswa memberi bingkisan kepada lansia
5. Menggalang dana bagi korban bencana alam. Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi akan selalu menggalang dana ketika masyarakat tertimpa bencana alam. Misalnya pada saat gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala. Kebiasaan ini adalah latihan membangun karakter peduli kepada orang lain. Orang lain adalah saudara kita. Seperti anggota tubuh yang sakit, semua tubuh akan merasakan sakit. Demikian pula ketika ada sebagian warga masyarakat tertimpa bencana, kami pun turut merasakan dan karenanya kami menggalang dana.

Gambar pribadi: Siswa menggalang dana untuk korban bencana alam
Gambar pribadi: Siswa menggalang dana untuk korban bencana alam
Dengan berbagi, memberi dan menyantuni sesungguhnya kita telah memulihkan keharmonisan alam dan berbagi kebahagiaan.

Penutup

Filsuf eksitensialis Gabriel Marcel menegaskan keberadaan manusia hadir bagi orang lain. Itu menunjuk pada sebuah pengertian bahwa manusia itu benar-benar ada ketika ia terlibat (engagement) secara positif terhadap orang lain. Karena itulah, setiap tindakan manusia sesungguhnya terkait dengan orang lain. 

Apalagi ketika kita bicara soal kebahagiaan. Tidak ada manusia yang bisa bahagia ketika dirinya memfokuskan kepada dirinya sendiri (soliter). Bahagia itu ketika manusia bisa membahagiakan orang lain (solider). Dalam konteks arti seperti inilah tagline JNE 3 Dekade Bahagia Bersama mendapatkan arti yang sesungguhnya, karena selama 3 dekade JNE telah berusaha membahagiakan masyarakat dengan jasa pengiriman yang memuaskan. 

Dan tindakan seperti ini bukan sebuah bakat tetapi hasil dari pembiasaan dan latihan. Tindakan Rayhana dan Moch. Hafid berbagi dan memberi uang tabungan mereka merupakan hasil dari pembiasaan dan latihan, di rumah dan atau di sekolah. (Ag. Purwanto, M.Pd.  Principle & Writer. IG & Linkeldn: Masguspung. YouTube: Two Minutes For Hope)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun