Mohon tunggu...
Purwanto (Mas Pung)
Purwanto (Mas Pung) Mohon Tunggu... Guru - Pricipal SMA Cinta Kasih Tzu Chi (Sekolah Penggerak Angkatan II) | Nara Sumber Berbagi Praktik Baik | Writer

Kepala SMA Cinta Kasih Tzu Chi | Sekolah Penggerak Angkatan 2 | Narasumber Berbagi Praktik Baik | Kepala Sekolah Inspiratif Tahun 2022 Kategori Kepala SMA | GTK Berprestasi dan Inspirasi dari Kemenag 2023 I Penyuluh Agama Katolik Non PNS Teladan Nasional ke-2 tahun 2021 I Writer | Pengajar K3S KAJ | IG: masguspung | Chanel YT: Purwanto (Mas Pung) | Linkedln: purwanto, M.Pd | Twitter: @masguspung | email: bimabela@yahoo I agustinusp134@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Agar Anak Peduli pada Orang Lain, Ya Perlu Latihan

10 Desember 2020   11:53 Diperbarui: 10 Desember 2020   12:13 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Moch.Hafid sedang mendonasikan uang dari celengan (Sumber: id.theasianparent.com)

Saya melihat perbuatan baik dalam bentuk berbagi, memberi dan menyantuni merupakan tindakan kebaikan yang dilakukan orang untuk "mengurangi" segala kedosaan atau perbuatan jahat masa lalu. Sikap seperti ini tentu saja baik. Pada kisah Zakeus di atas bisa dipahami dalam arti ini juga.

Keempat, berbagi, memberi dan menyantuni adalah tindakan menyeimbangkan alam. Jane Goodall, antropolog dan ahli primata asal Inggris berpendapat bahwa bencana alam maupun bencana nonalam seperti pandemi merupakan akibat dari tindakan manusia yang merusak alam dan tidak mencintai binatang. Untuk menciptakan kehidupan yang bahagia tentu harmoni alam harus dikembalikan pada keseimbangan. Caranya dengan berbuat baik tanpa pamrih. Segala bentuk perbuatan baik merupakan tindakan untuk menyeimbangkan alam atau kosmos. Ajaran ini disampaikan oleh Master Cheng Yen, Pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi.

Bagaimana Membangun Jiwa Peduli?

Inilah pertanyaan praktis dan mendasar. Rayhana dan Moch. Hafid yang memberi tabungan mereka untuk membeli APD tentu bukan bakat alami. Saya yakin karakter itu hasil dari pebiasaan di dalam keluarga, dan sekolah.  

Sebagai seorang guru sekaligus pengelola sekolah saya sangat memperhatikan pentingnya karakter peduli pada diri peserta didik. Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi mbangun sikap peduli melalui pelajaran Budi Pekerti dan Budaya Humanis. Selain inheren ada di setiap mata pelajaran juga kami berikan secara khusus sebagai mata pelajaran Pendidikan Budi Pekerti dan Budaya Humanis.

Di dalam mata pelajaran tersebut para siswa dididik, diajari dan dilatih tata krama, sopan santun, berbakti kepada orang tua dan sikap welas asih / kepedulian tanpa pamrih kepada orang lain. Bermacam-macam layanan kepada orang lain dilakukan untuk melatih kepedulian, antara lain:

1. Membiasakan penggalangan dana dengan cara mengisi celengan bambu setiap hari Jumat, yang disebut Zhu dong. Pembiasaan ini melatih siswa membangun jiwa solidaritas, hati yang welas asih untuk mengikis nafsu ketamakan dan kemelekatan. Para siswa memberikan dari uang jajan mereka seikhlasnya. Dana yang terkumpul digunakan untuk menyantuni siswa yang sakit atau keluarga yang berduka. Bukan besarnya sumbangan tetapi ketulusan dan keikhlasan yang terus dikembangkan dalam diri siswa.

Gambar pribadi: Siswa SMA Cinta Kasih Tzu Chi mengumpulkan dana ke Celengan Bambu
Gambar pribadi: Siswa SMA Cinta Kasih Tzu Chi mengumpulkan dana ke Celengan Bambu
2. Setiap guru dan siswa mempunyai celengan yang diisi sepanjang tahun. Celengan ini akan dituang ke dalam celengan bambu pada saat akhir tahun ajaran. Dana yang terkumpul akan didonasikan untuk misi amal kemanusiaan.

Gambar pribadi: Menuang celengan bambu setiap akhir tahun
Gambar pribadi: Menuang celengan bambu setiap akhir tahun
3. Kunjungan ke panti asuhan

Kegiatan ini bukan sekadar berkunjung atau visitasi. Para siswa menggalang dana untuk memberi donasi kepada anak panti. Selain itu mereka membuat acara hiburan dan games. Di sini mereka bukan hanya hadir untuk anak panti melainkan merefleksikan betapa hidup mereka (para siswa) adalah hidup yang layak disyukuri dan dibagikan kepada orang lain

Gambar pribadi: Kunjungan ke panti
Gambar pribadi: Kunjungan ke panti
4. Berbagi kasih kepada para lansia dan tuna wisma. Para siswa pada kesempatan tertentu misalnya pada saat pandemi ini menggalang dana solidaritas untuk memberi bingkisan kepada para lansia dan tunawisma. Ini adalah latihan membangun jiwa solidaritas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun