Saya melihat perbuatan baik dalam bentuk berbagi, memberi dan menyantuni merupakan tindakan kebaikan yang dilakukan orang untuk "mengurangi" segala kedosaan atau perbuatan jahat masa lalu. Sikap seperti ini tentu saja baik. Pada kisah Zakeus di atas bisa dipahami dalam arti ini juga.
Keempat, berbagi, memberi dan menyantuni adalah tindakan menyeimbangkan alam. Jane Goodall, antropolog dan ahli primata asal Inggris berpendapat bahwa bencana alam maupun bencana nonalam seperti pandemi merupakan akibat dari tindakan manusia yang merusak alam dan tidak mencintai binatang. Untuk menciptakan kehidupan yang bahagia tentu harmoni alam harus dikembalikan pada keseimbangan. Caranya dengan berbuat baik tanpa pamrih. Segala bentuk perbuatan baik merupakan tindakan untuk menyeimbangkan alam atau kosmos. Ajaran ini disampaikan oleh Master Cheng Yen, Pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi.
Bagaimana Membangun Jiwa Peduli?
Inilah pertanyaan praktis dan mendasar. Rayhana dan Moch. Hafid yang memberi tabungan mereka untuk membeli APD tentu bukan bakat alami. Saya yakin karakter itu hasil dari pebiasaan di dalam keluarga, dan sekolah. Â
Sebagai seorang guru sekaligus pengelola sekolah saya sangat memperhatikan pentingnya karakter peduli pada diri peserta didik. Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi mbangun sikap peduli melalui pelajaran Budi Pekerti dan Budaya Humanis. Selain inheren ada di setiap mata pelajaran juga kami berikan secara khusus sebagai mata pelajaran Pendidikan Budi Pekerti dan Budaya Humanis.
Di dalam mata pelajaran tersebut para siswa dididik, diajari dan dilatih tata krama, sopan santun, berbakti kepada orang tua dan sikap welas asih / kepedulian tanpa pamrih kepada orang lain. Bermacam-macam layanan kepada orang lain dilakukan untuk melatih kepedulian, antara lain:
1. Membiasakan penggalangan dana dengan cara mengisi celengan bambu setiap hari Jumat, yang disebut Zhu dong. Pembiasaan ini melatih siswa membangun jiwa solidaritas, hati yang welas asih untuk mengikis nafsu ketamakan dan kemelekatan. Para siswa memberikan dari uang jajan mereka seikhlasnya. Dana yang terkumpul digunakan untuk menyantuni siswa yang sakit atau keluarga yang berduka. Bukan besarnya sumbangan tetapi ketulusan dan keikhlasan yang terus dikembangkan dalam diri siswa.
Kegiatan ini bukan sekadar berkunjung atau visitasi. Para siswa menggalang dana untuk memberi donasi kepada anak panti. Selain itu mereka membuat acara hiburan dan games. Di sini mereka bukan hanya hadir untuk anak panti melainkan merefleksikan betapa hidup mereka (para siswa) adalah hidup yang layak disyukuri dan dibagikan kepada orang lain