Mohon tunggu...
Purwanto (Mas Pung)
Purwanto (Mas Pung) Mohon Tunggu... Guru - Pricipal SMA Cinta Kasih Tzu Chi (Sekolah Penggerak Angkatan II) | Nara Sumber Berbagi Praktik Baik | Writer

Kepala SMA Cinta Kasih Tzu Chi | Sekolah Penggerak Angkatan 2 | Narasumber Berbagi Praktik Baik | Kepala Sekolah Inspiratif Tahun 2022 Kategori Kepala SMA | GTK Berprestasi dan Inspirasi dari Kemenag 2023 I Penyuluh Agama Katolik Non PNS Teladan Nasional ke-2 tahun 2021 I Writer | Pengajar K3S KAJ | IG: masguspung | Chanel YT: Purwanto (Mas Pung) | Linkedln: purwanto, M.Pd | Twitter: @masguspung | email: bimabela@yahoo I agustinusp134@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Home Learning Bermakna dan Menyenangkan, Mungkin?

8 April 2020   22:23 Diperbarui: 8 April 2020   22:18 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertama, mindset guru (dan tentu kepala sekolah) mengenai pembelajaran harus dirubah. Pembelajaran itu bukan hanya persoalan cara mengajar tetapi menyangkut cara pandang saya terhadap pembelajaran.

Yang pertama hanya fokus pada ketrampilan teknis mekanistik menyampaikan materi ajar kepada siswa.

Yang kedua menyangkut penghayatan saya terhadap praktik pembelajaran. Didalamnya terkandung values yang dihidupi guru bahwa ketika saya mengajar, saya juga belajar dan saya juga diajar. Inilah yang disebut Paulo Freire sebagai humanisasi pendidikan (sekolah).

Relasi guru dengan siswa adalah relasi dialogis. Parker J. Palmer menyebut disinilah guru sedang mengajarkan hidupnya sendiri. Tentu ini akan lebih menyentuh emosi siswa. Sentuhan emosi selalu bermakna dan menyenangkan.

Kedua, adalah faktor materi ajar. Ketika pembelajaran dipahami sebagai cara mengajar maka materi ajar cenderung asing. Materi bukan bagian hidup siswa. Pembelajaran yang bermakna ketika materi ajar terkoneksi dengan siswa.

Istilah Florence Beetlestone "konteks siswa terkoneksi". Guru harus mempu mengkoneksikan antara materi ajar dengan konteks riil siswa. Konteks saat ini adalah pandemi corona.

Mampukan guru menggunakan pandemi Corona sebagai "jembatan" masuk kedalam pokok materi ajar? Ini penting banget. Kreatifitas guru masuk dalam pengajaran dengan menggunakan konteks siswa adalah kompetensi yang sangat dibutuhkan untuk pembelajaran bermakna dan menyenangkan.

Dengan memperhatikan konteks siswa, materi ajar sangat munking "praktis" (bisa diterapkan) dan terstruktur (mudah dipahami otak siswa). Sesuatu yang bisa diterapkan dan mudah dipahami akan bermakna dan meyenangkan.

Ketiga, Digital literasi. Dalam konteks home learning, digital literasi sangat berpengaruh bagi kualitas "bermakna dan menyenangkan" sebuah pembelajaran.

Tetapi faktor ini sesungguhnya dipengaruhi kualitas faktor pertama. Ketika midset guru terbuka terhadap sebuah perubahan, mereka akan "suka" belajar hal baru termasuk belajar teknologi. "Kesukaan" belajar itu sendiri akan menentukan kualitas belajar hal hal baru.

guru-menjelaskan-zoom-4-5e8dea97d541df23584e18b2.jpeg
guru-menjelaskan-zoom-4-5e8dea97d541df23584e18b2.jpeg
Masih banyak faktor lain yang bisa kita dalami untuk mencari cara bagaimana mengembangkan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun