Guru dan kepala sekolah fokus pada pembelajaran jarak jauh dan meninggalkan kata "bermakna dan menyenangkan" Padahal yang mampu membuat siswa  aktif mengikuti pembelajaran (baik pembelajaran tatap muka maupun jarak jauh)  adalah  pembelajaran  bermakna dan menyenangkan.Â
Bagaimana agar PJJ itu bermakna dan menyenangkan? Pertanyaan ini mengandaikan mentalitas guru yang terus mau belajar dan mau berubah. Richard Panggabean dalam bukunya Ayo Berubah: 7 Kiat Jitu Mengelola Perubahan menyebut mental siap berubah, yaitu  sikap yang merangkul perubahan dan terus berinisiatif mencari cara bagaimana perubahan itu melahirkan rasa damai dan bahagia.Â
Covid 19 telah "memaksa" guru berubah dalam model pembelajaran. Tetapi jika mental guru belum berubah yang ada adalah pembelajaran jarak jauh sebagai beban tambahan bagi siswa. Akibatnya siswa tidak ikut pelajaran dengan berbagai alasan. Yang lebih parah, siswa "ngeluyur".
Kompetensi ini sesungguhnya telah menjadi nafas guru, yaitu pengajaran yang aktif atau pembelajaran yang kreative. Dalam hal ini menarik apa yang dikatakan oleh Florence Beetlestone dalam bukunya "Creative Learning: Strategi Pembelajaran untuk Melesatkan Kreativitas Siswa".Â
Beliau menyebut tiga unsur penentu pembelajaran kreatif: guru, siswa dan konteks. Penting bagi guru untuk mengerti apa toh yang dimaksud belajar itu, dan bagaimana sih karakteristik siswa-siswa saya.Â
Unsur konteks ini sangat penting bagi pemeblajaran bermakna. Dalam situasi saat ini konteks siswa adalah pendemi Corona. Tapi agaknya ini kurang diperhatikan dalam pengajaran.Â
Kreatifivitas guru dalam mengkoneksikan antara topik pengajaran dengan konteks akan menentukan antusiasme siswa. Panjang lebar hal ini diulas oleh Florence. Intinya, guru harus terus belajar dan berubah jika mau bergandengan tangan melawan Corona.
Bagi saya keadaan sekarang ini menjadi momen untuk perubahan dalam cara saya mengada (Â a way of being)Â sebagai guru. Apakah saya larut pada ketakutan dan kecemasan sehingga saya hanya menjadi beban (part of problem) bagi siswa dalam pembelajaran.