Mohon tunggu...
Purwanto (Mas Pung)
Purwanto (Mas Pung) Mohon Tunggu... Guru - Pricipal SMA Cinta Kasih Tzu Chi (Sekolah Penggerak Angkatan II) | Nara Sumber Berbagi Praktik Baik | Writer

Kepala SMA Cinta Kasih Tzu Chi | Sekolah Penggerak Angkatan 2 | Narasumber Berbagi Praktik Baik | Kepala Sekolah Inspiratif Tahun 2022 Kategori Kepala SMA | GTK Berprestasi dan Inspirasi dari Kemenag 2023 I Penyuluh Agama Katolik Non PNS Teladan Nasional ke-2 tahun 2021 I Writer | Pengajar K3S KAJ | IG: masguspung | Chanel YT: Purwanto (Mas Pung) | Linkedln: purwanto, M.Pd | Twitter: @masguspung | email: bimabela@yahoo I agustinusp134@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Masih Relevankah Sandiwara Radio Bagi Generasi Gadget?

7 September 2016   14:54 Diperbarui: 7 September 2016   15:28 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: asmaradana99.wordpress.com

Unsur-unsur kuat sandiwara radio menjadi efektif sebagai media edukasi ketika kisah dalam sandiwara itu konteksnya sesuai dengan pendengar. Ketika sandiwara radio digunakan dengan tujuan supaya masyarakat ''berusaha hidup harmoni dengan bencana, bersiasat memperkecil dampak.'' seperti kata Dr. Sutopo Purwo Nugroho, maka cerita didalamnya harus sesuai dengan konteks masyarakat.

Kesesuaian budaya didalam kisah dengan masyarakat pendengar harus selaras. Misalnya ketika sandiwara radio mau mengedukasi masyarakat terhadap bencana tsunami, tentu saja konteks atau setting masyarakat dalam sandiwara itu harus sesuai dengan masyarakat yang hidup dipinggir pantai atau sekitarnya. Tanpa kontekstualitas, kisah dalam sandiwara radio menjadi tidak menarik dan akan ditinggalkan masyarakat.

Pentingnya Gerakan Massif

Mengedukasi masyarakat yang siaga bencana tidak mungkin dicapai hanya oleh BNPB melalui program sandiwara radio. Disini pentinnya gerakan massif seluruh elemen masyarakat, khususnya tokoh masyarakat dan departemen dalam pemerintahan terkait seperti departemen pariwisata, dan lainya untuk terus menerus melakukan edukasi.

Edukasi sebagai gerakan yang dilakukan secara bersama-sama dan terus menerus sehingga menjadi kesadaran dan gaya hidup (style of life) masyarakat. Dengan demikian masyarakat akan memiliki kecintaan terhadap alam lingkungannya. Alam lingkungan yang dicintai pasti akan harmoni dengan manusia karena alam semesta pun layak dicintai.

https://www.facebook.com/Maspungwangto
https://mobile.twitter.com/Masaeguspung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun