Bisikan Bumi dan Langit
Bilqisti Nur Masitoh
@bee.Abdillah_
Gambar wanita bersujud: pinterest.com/𝓖𝓳♡ shared a post on Instagram
UPRAK,UN,US,UAS. Semuanya terngiang di kepalaku hari-hari besar akan kulalui iya ini adalah tahun terakhirku di sekolah kejuruan ini, undangan demi undangan dari Perguruan tinggi berdatangan di kantor, para guru pun sibuk mempersiapkan anak didiknya,dan target tahun ini diumurku ke-18 aku segera masuk dunia perkuliahan.karena aku merasa masa muda berlalu begitu cepat sehingga menggugah diriku untuk berambisi segera dan segera.
Aku memang menginginkan untuk segera masuk di sekolah tinggi dengan jurusan yang aku palaningkan sebelumnya,hingga para guru dan kakakku siap membantuku untuk ikut seleksi masuk PTN mulai dari SNMPTN dan SPAN-PTKIN katanya dari dua seleksi itu ada peluang besar untuk lolos karena tidak perlu mengikuti tes mandiri hanya perlu nilai raport, serta untuk biaya UKT berbeda dari yang jalur mandiri.
Aku pun sangat senang dengan adanya kabar itu. Hingga aku dan semua teman angkatanku dikumpulkan di aula sekolah,dan pak kepsek mengumumkan akan memudahkan siswanya bagi yang minat melanjutkan studinya di jenjang perguruan tinggi, satu persatu tangan temen-temenku mulai terangkat saat ditanya siapa yang bersedia? Aku pun ragu untuk mengangkat tanganku ,sungguh aku berharap dapat melanjutkan studiku bukan karena gengsi melihat teman-temanku yang melanjutkan studi dikampus impiannya.
"Kalau adek mau kuliah nanti setahun lagi ya, biar bunda sama ayah fokus dulu sama kakakmu diakan udah semeater 7 nanti in syaa Allah giliran adek"bunda bilang padaku waktu itu
Hibur ayah padaku "Ndhuk putriku percaya sama Allah Nek wis jatah gak bakal salah,nek wis rejeki gak bakal keri nek wektu gak bakal kleru. Dan Ketetapan Allah pasti datang,maka janganlah kamu meminta agar dipercepat (datang) nya."
Aku sadar akan itu Aku pun takut memberatkan orang tua karena kakaku juga sedang menempuh kuliahnya yang dengan hasil kerja ayah sebagai pedagang keliling rasanya akan sangat membertakan untuk membiayai kuliah 2 anaknya sekaligus.mungkin aku akan jadi anak terdzalim jika memaksakan untuk segera masuk PTN.
Aku jadi banyak pikiran dan melamun aku yang lebih suka menyendiri di lantai atas sekolah sambil tetap mengerjakan latihan soal-soal Ujian, saat hendak turun tak sadar aku melompati anak tangga aku pun terjatuh hingga kakiku sembab membiru akupun diantarkan pulang, sejak kejadian itu aku jadi tak selera untuk makan hingga penyakit yang tak kusangka menyerang Demam Tifoid kini aku sadar betapa indahnya nikmat sehat itu aku menangis meratapi diriku yang lemah ini segala latihan ujian telah kulalui kupasrahkan semua pada Yang Maha Penentu semoga Sakit yang kurasa menjadi penawar dosa dan khilaf ku ya Allah lindungi aku dari putus asa.ku kuatkan diriku untuk sholat istikharah dan berdoa dalam sujud yang sunyi dan panjang, ku lantunkan Kalam Allah dan kurasakan ketenangan. Manusia hanya berencana dan berusaha tetap Allah yang maha menentukan.sekeras apapun aku berusaha jika Allah belum mengizinkan maka tak akan pernah terjadi walapun ada ayat yang berbunyi "Allah tidak merubah nasib suatu kaum selagi kaum itu merubahnya. Dan Boleh jadi apa yang kamu anggap buruk ternyata yang terbaik untukmu dan bisa jadi yang kamu anggap baik ternyata buruk bagimu,Allah lebih mengetahui dari apa yang kamu ketahui"
Alhamdulillah setelah selesai dari ujian-ujian sekolah aku diantarkan ke pesantren untuk mengisi 1tahunku. Dan aku pun mulai belajar untuk ikhlas dan berdamai menerima segala yang telah Allah takdirkan. Suatu Ketika saat bersama teman-teman membicarakan rencana masa depan, ada temanku yang bercerita "ngapain wanita ngelanjutin ke perguruan tinggi tapi ujung-ujungnya juga ngurus anak sibuk di dapur yang penting itu bisa ngaji, baca tulis dan hitung-hitungan itu udah cukup". Ini seakan sindiran yang ditunjukan pada kami yang hendak melanjutkan studinya.
Bunda juga pernah bercerita ada salah satu tetangga anaknya sekolah di salah satu universitas jurusan keperawatan tapi setelah lulus malah kerja di pabrik, bunda bilang menuntut ilmu itu bukan untuk cari titel biar namanya panjang atau kerja yang bagus gaji tinggi tapi niatkan untuk menghilangkan kebodohan diri dan kebodohan orang lain,anak itu lebih bangga punya ibu yang berpendidikan karena seorang ibu adalah tarbiyah pertamanya.bagaimana seorang ibu mau mendidik anak-anaknya sedang ia sendiri tak mau belajar,bunda gak bialng kalau berpendidikan itu harus di perguruan tinggi kita cari ilmu itu dimana aja bagus yang penting selalu merasa haus dan dahaga dengan ilmu memperhatikan setiap perkataan dan perbuatannya.
Aku teringat akan nasehat ustadzah "Teruslah melangkah jalanmu masih panjang,sudah biasa jika disetiap perjalanan pasti akan menemukan belokan lika-liku tikungan atau bahkan ada batu besar yang menghadang dan jika dalam langkah kau dapati duri-duri tajam menancap di telapak kaki, cabutlah memang berdarah perih dan menyakitkan, maka segera usaplah dan obati setelah itu majulah terus.jangan kamu berdiam diri terlalu lama ditengah-tengah jalan jika tak ingin tertabrak oleh yang lain. Kamu boleh sakit lelah letih capek tapi ingat jangan terlalu lama beristirahat memanjakan nafsu dan egomu. Di ujung sana ada yg menantikan kedatangan mu hamba Allah tidak pernah berhenti di persimpangan hanya waktu bertemu denganNyalah waktu-waktu untuk istirahat.
Muncul pertanyaan dalam benak ku: Sebesar apapun peristiwanya?untuk apa mengalaminya? Untuk meratapi atau mengisi? Atau... Untuk bangkit kembali? Setiap fase kehidupan pasti ada tingkatannya maka janganlah mencoba untuk meninggalkan satu fase walaupun itu fase menyakitkan.
Belajarlah dari kaktus tetap tenang dan mampu bertahan walau lingkungan gersang dan kering kerontang. Maka Jadilah pribadi yang pijakannya kuat menancap dibumi tapi himmah semangat dan gagasannya menjulang ke angkasa.
I know My life not be going the way i planned it but it is going exactly the way Allah planned it.Aku sekarang mengerti bahwa kadang kita dipertemukan dengan hal-hal yang sulit agar bisa menjadi hebat dan terkadang pula Kita perlu jatuh dan gagal agar paham bahwa semua keberhasilan tidak semata-mata terjadi karena usaha keras kita melainkan ada campur tangan Allah yang membuat semuanya terjadi.
BILQISTI NUR MASITOH
Si bungsu introver kelahiran Grobogan yang berazam dimasa mudanya untuk berkontribusi dan berdaya bagi semua Makhluk Allah melalui hobi kecilnya salah satunya pada dunia literasi,Alhamdulillah kini ia sedang berjuang dengan studinya di salah satu kota di Jawa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H