Aku ingin memesannya
Untuk malam ini
Aku mau kamu
Dilan, Bandung 1990
Puisi tersebut dimuat halaman 302 yang dibaca Milea dan Bunda Dilan secara diam -- diam di kamar Dilan. Bisa kalian bayangkan betapa unik seorang remaja 2 SMA tersebut. Memang dia adalah jagoan sekolah atau biasa disebut panglima tempur, tetapi dia juga mempunyai sisi lain dari dirinya yang akan membuat Milea dan tentunya para pembaca untuk lebih menyukainya.
Dia selalu punya cara unik untuk menunjukkan rasa cintanya kepada Milea. Seperti, memberi hadiah ulang tahun kepada Milea berupa TTS yang sudah diisi dengan tulisan "aku sayang kamu, aku tidak mau kamu pusing karena harus mengisinya" dan memberi sebungkus cokelat yang dititipkan kepada tukang koran.
Milea adalah siswi cantik pindahan dari Jakarta. Ia pindah ke Bandung dikarenakan ayahnya yang berprofesi sebagai TNI ditugaskan di Bandung. Ia bertemu dengan Dilan setelah 2 minggu berada di sekolahnya. Ia merupakan remaja yang baik, lucu, dan menghargai orang lain. Sebenarnya, Milea mempunyai pacar di Jakarta bernama Beni. Namun berdasarkan cerita ini, Milea lebih memilih Dilan daripada Beni. Saya juga lebih suka Dilan sebenarnya.
Sejak kepindahannya ke Bandung, Milea sudah banyak disukai orang. Seperti, Dilan, Nandan teman sekelas, Kang Adi guru private, dan Anhar ketua geng motor. Namun hanya Dilan yang Milea cintai. Hanya Dilang yang Milea sayangi. Hanya Dilan yang Milea tunggu setiap malam.
Beni adalah pacar Milea di Jakarta. Mereka menjalin hubungan jarak jauh sejak kepindahan Milea ke Bandung. Di bagian awal cerita, Milea menceritakan bahwa Beni adalah orang kaya, tampan, dan baik. Lebih tampan dari Dilan. Saya sempat percaya bahwa Beni adalah orang baik dan pengertian. Namun, di bagian tengah cerita Milea membeberkan sifat asli Beni. Dilihat dari perlakuan Beni terhadap Milea juga bisa kita simpulkan sifat aslinya. Kalian juga bisa mengetahui isi pikiran atau pendapat Milea terhadap Beni di bab 14 halaman 123. Di bab itu juga kita bisa simpulkan betapa jelek sifat Beni sebenarnya.
"Dasar pelacur!" -- Beni (halaman. 93)
Itu adalah perkataan yang dilontarkan Beni untuk Milea saat di Jakarta. Milea saat itu menjadi tim penyemangat lomba cerdas cermat sekolahnya di TVRI. Bayangkan, lelaki mana yang rela mencaci perempuannya di halayak umum. Hanya karena Milea makan berdua dengan Nandan, Beni berani berbicara seperti itu. Jika saya menjadi Milea, saya pasti langsung menampar Beni. Saya akan minta putus saat itu juga.