1. Ara yang Ambisius Sejak Dini
Faiza mengungkapkan bahwa Ara telah menunjukkan ambisi besar sejak masa kecil. "Ka Ara sudah ambisius sedari SD," ujar Faiza. Hobi belajar menjadi ciri khas Ara yang membuatnya berbeda dari anak-anak lain di lingkungannya. Selain itu, Ara telah memiliki mimpi besar untuk belajar di luar negeri sejak kecil, suatu impian yang jarang dimiliki oleh anak-anak seusianya.
Selepas SMA, Ara sempat memulai perjalanannya dengan melanjutkan kuliah di Turki. Tetapi studi tersebut sempat terhenti karena Ia harus Kembali ke Indonesia dan menikah dengan sang suami, Farhan Makarim. Namun, Ara tidak menyerah begitu saja. Ia kembali melanjutkan pendidikan di Indonesia dan akhirnya berhasil mengikuti program pertukaran pelajar ke Eropa, membuktikan tekadnya yang kuat untuk mewujudkan mimpi masa kecilnya.
2. Motivasi yang Bersumber dari Impian Masa Kecil
Motivasi Ara dalam mengikuti program pertukaran pelajar tidak datang dari dorongan eksternal, melainkan dari dirinya sendiri. Faiza menjelaskan bahwa cita-cita Ara untuk belajar di luar negeri telah menjadi bagian dari mimpinya sejak kecil. Impian ini memberikan Ara semangat untuk terus belajar, bahkan di tengah berbagai tantangan yang dihadapinya, seperti menikah di usia muda dan tanggung jawab sebagai seorang ibu.
3. Tantangan Baru di Negeri Orang
Salah satu tantangan besar yang dihadapi Ara selama tinggal di Jerman adalah menghadapi musim salju. Sebagai orang Indonesia yang terbiasa dengan iklim tropis, pengalaman menghadapi musim dingin ekstrem menjadi hal yang benar-benar baru bagi Ara. "Itu merupakan hal baru bagi beliau," ujar Faiza, menyoroti bagaimana Ara harus beradaptasi dengan cuaca dan lingkungan yang berbeda. Meski demikian, Ara tetap mampu menyesuaikan diri dan menjadikan tantangan tersebut sebagai bagian dari pembelajarannya di luar negeri.
4. Membagi Peran sebagai Ibu, Istri, dan Mahasiswa
Fatimah Azzahra dikenal sebagai sosok yang cekatan dalam membagi peran sebagai seorang ibu, istri, dan mahasiswa. Faiza menjelaskan bahwa dukungan dari keluarga, terutama mertua Ara, sangat membantu Ara menjalankan tugas-tugasnya. Saat Ara berkuliah di Indonesia, anaknya sering dijaga oleh mertuanya selagi Ia ada jadwal kuliah.
Tidak hanya itu, peran suami Ara juga sangat besar dalam mendukung perjuangannya. Suami Ara selalu memberikan dukungan emosional dan praktis sehingga mereka dapat saling membantu dalam mengurus rumah tangga. Dengan dukungan dari keluarga, Ara mampu tetap fokus pada studinya tanpa melupakan tanggung jawabnya di rumah.
5. Kebanggaan terhadap Perjuangan Ara
Bagi Faiza, salah satu hal yang paling membanggakan dari Ara adalah ambisinya yang kuat untuk terus belajar. Ara tidak pernah menyerah pada mimpi-mimpinya, bahkan di tengah berbagai rintangan yang dihadapinya. "Hal yang membuat bangga adalah dilihat dari perjuangannya yang sangat ambisius untuk terus belajar," kata Faiza.
Semangat Ara juga telah memberikan pengaruh besar bagi adik-adiknya. Faiza sendiri mengaku merasa termotivasi untuk mencontoh perjuangan kakaknya. Ara tidak hanya menjadi inspirasi bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi keluarganya, terutama para adiknya, untuk berani bermimpi besar dan berjuang mewujudkannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H