Mohon tunggu...
Bilqis aulia Safitri
Bilqis aulia Safitri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII MIPA 6

SMAN 1 PADALARANG

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mimpi

24 Februari 2022   23:20 Diperbarui: 24 Februari 2022   23:28 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

***

Sebulan telah berlalu
Aku yang biasanya sangat suka berkomunikasi sekarang menjadi sosok yang menutup diri dan tak punya teman. Entah mengapa semua orang dikelas ini seakan takut padaku, apa karna saat itu hanya aku yang berani menghentikan geng perudung? Entahlah..


Sangat menyayangkan geng perudung itu tak bisa dilaporkan atas perlakuan mereka terhadap nita, ya nita yang sejak awal masuk saja sudah mereka bully. Sangat susah berhadapan dengan orang yang punya banyak uang, tak memperdulikan kaum-kaum lemah yang ditindas hanya karena sogokkan uang. Eh tapi kurasa Nita orang yang berkuasa disekolah ini, ibu dan ayahnya sangat berperan penting. Apa karena Nita tak berani lapor? Hfft aku tak suka seperti ini tapi aku bisa apa? Mereka berada diatasku.


Nita menghampiriku seolah tau aku sedang membicarakannya dalam hati. 

Ia berkata "hmm ara bolehkah aku mengobrol dengan mu? Ini soal mentalku. Aku tak punya teman untuk cerita , tak ada yang mau berteman denganku disini" sedihnya "tentu saja" ucapku seraya tersenyum.

Kami banyak bercerita, menghabiskan jam kosong sebelum bel pulang sekolah berbunyi. Hingga nita mengatakan hal yang membuat jantung dan bola mataku terasa ingin keluar. "Aku ingin mati saja, dunia jahat banget ga adil banget buat aku. Tidak di sekolah tidak dirumah mengapa semuanya menuntut harus sempurna. Orang tuaku selalu menuntut untuk bisa menjadi peringkat pertama dikelas ini tapi bagaimana bisa? Disini aku tertekan selalu tidak bisa belajar dengan tenang. Mereka merudungku, menghabiskan uangku dan selalu menganggu. Kamu tau ara? Sekalipun aku membicarakan ini kepada orang tua ku mereka sama sekali tak peduli, mereka bilang aku yang harus beradaptasi, mereka yang merudungku pasti punya sebab mengapa aku dirudung dan orang tua ku bilang aku disini yang salah. Aku lelah, aku tidak bisa lagi untuk hidup. Aku iri padamu, kamu amat disayang orang tuamu. Pintar, cantik emm begitu sempurna ya hidupmu." Aku tercengang tak menyangka sesulit itu menjadi nita .


Kringg kringg saatnya pulang sekolah..


"Begini saja, ayo pulang bersamaku kita lanjutkan cerita ini dirumah apa kamu tidak keberatan?" Tanya ku pada nita "tentu" setelah mengatakan itu kami pun bergegas pulang kerumah ku.

***

Dirumah ku kami melanjutkan cerita yang sempat terpotong jam pulang sekolah.
"Nita apa kamu tau? Didunia ini tidak ada yang sempurna, sempurna itu milik Allah SWT. Kita hanya berusaha untuk bisa bukan sempurna, maaf aku tak tahu begitu berat hari yang kamu lalui. Maaf juga tidak bisa membela saat mereka merudungmu aku tak ada kuasa untuk itu" ucapku


"Tak apa, aku tau itu. Aku hanya bingung harus bersikap seperti apa, aku tau otang tuaku bisa melaporkannya tapi mereka saja malah menuduh aku yang buat kegaduhan." Ucap Nita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun