Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Seni Jalanan Jakarta, Degradasi Budaya atau Peluang Ekonomi?

1 Februari 2025   06:34 Diperbarui: 1 Februari 2025   06:34 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengamen cilik sedang menarik gerobak yang bermuatan sound system di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan | Dokpri. Billy Steven Kaitjily

Jakarta, sebagai kota metropolitan dengan berbagai acara besar, bisa menjadikan ondel-ondel sebagai bagian dari event budaya yang eksklusif, baik dalam karnaval maupun pertunjukan seni berbayar.

Selain itu, pengamen jalanan pun bisa berkembang ke tingkat yang lebih tinggi. Seperti yang disampaikan Samodro, pengamen memiliki beberapa tingkatan, dari yang asal-asalan hingga yang berkualitas seperti Didi Kempot.

Kalau ada wadah yang bisa menampung mereka, misalnya pertunjukan di gedung kesenian atau festival musik jalanan yang dikurasi dengan baik, maka kesenian jalanan bisa menjadi sumber mata pencaharian yang lebih layak.

Peran Pemerintah dalam Mengelola dan Memfasilitasi Seni Jalanan

Di sini peran pemerintah menjdi sangat penting dalam mengangkat martabat seni jalanan.

Kalau fenomena ondel-ondel, manusia silver, dan pengamen jalanan terus berkembang tanpa regulasi yang jelas, ini hanya akan menimbulkan persoalan sosial yang berkepanjangan di Jakarta.

Menangkap mereka dan membawa ke panti sosial, mungkin bisa meredakan masalah sementara, tapi tanpa solusi jangka panjang, mereka akan terus kembali ke jalanan.

Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakart bisa mengambil beberapa langkah strategis berikut:

Pertama, menyediakan ruang seni publik. Pemerintah bisa menyiapkan ruang khusus bagi pengamen dan seniman jalanan untuk tampil secara legal dan profesional, misalnya panggung seni di taman kota atau di kawasan wisata.

Kedua, pelatihan dan sertifikasi seniman jalanan. Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) bisa bekerja sama dengan komunitas seni untuk memberikan pelatihan bagi seniman jalanan, sehingga mereka bisa meningkatkan kualitas pertunjukan mereka.

Ketiga, membuat festival budaya jalanan. Mengadakan festival seni jalanan secara rutin bisa menjadi cara untuk mengapresiasi dan mengangkat status seni jalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun