Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Sharenting, Kebahagiaan Orangtua atau Ancaman bagi Anak?

25 Januari 2025   09:22 Diperbarui: 26 Januari 2025   08:28 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang tua memotret anak | Freepik.com

Informasi ini dapat berupa foto, video, hingga cerita tentang kehidupan sehari-hari anak. Tren ini didorong oleh beberapa alasan, di antaranya:

Pertama, kebutuhan untuk terhubung secara digital. Media sosial telah menjadi sarana utama untuk menjalin hubungan sosial.

Orangtua, sering kali, merasa bahwa berbagi cerita tentang anak mereka adalah cara untuk mempererat hubungan dengan keluarga, teman, atau komunitas orangtua lainnya.

Kedua, merayakan kebahagiaan dan kebanggaan. Menjadi orangtua adalah pengalaman yang penuh suka cita, dan media sosial memberikan ruang untuk merayakan pencapaian-pencapaian kecil maupun besar dalam kehidupan anak.

Ketiga, mencari dukungan. Dalam beberapa kasus, orangtua menggunakan media sosial untuk mencari saran atau dukungan dari komunitas daring, terutama dalam menghadapi tantangan dalam mengasuh anak.

Meski alasan di atas terkesan positif, sharenting tidak selamanya membawa manfaat. Ya, ada bahaya tersembunyi yang mengintai, baik untuk orangtua maupun anak.

Mengenal Bahaya Tersembunyi dari Sharenting

Meski terlihat sederhana, membagikan kehidupan anak di media sosial memiliki risiko yang signifikan. Berikut adalah beberapa bahaya tersembunyi dari tren sharenting:

Pertama, pelanggaran privasi anak. Anak-anak tidak memiliki kendali atas apa yang dibagikan oleh orangtua mereka di media sosial.

Informasi yang dibagikan hari ini dapat memengaruhi kehidupan mereka di masa depan, termasuk saat mereka mulai membangun identitas digital sendiri.

Kedua, eksploitasi dan risiko keamanan. Foto atau video anak yang diunggah ke media sosial dapat disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun